"Minta doanya ya, Key." Mia menggenggam kedua tangan Keysha, dia terlihat sangat gugup karena pagi ini akan berangkat lomba.
"Iya, semoga lancar dan dapat hasil terbaik. Gue tau lo dan tim udah latihan maksimal."
"Terima kasih!"
"Amalia!"
Pembina klub mading melambaikan tangan dari arah mobil hitam yang akan ditumpangi mereka, beberapa anggota tim sudah masuk. Mia sengaja meminta waktu untuk berbicara dengan Keysha yang baru datang karena tadi dia berangkat sekolah lebih dulu.
"Aku berangkat dulu, ya!"
"Semangat."
Mia mengangguk, dia berjalan mundur sambil melambaikan tangan, baru berbalik dan sedikit berlari ke arah mobil.
Keysha masih menunggu di halaman sampai mobil yang membawa anak-anak perwakilan lomba melewati gerbang sekolah. Tepat setelah itu, sebuah mobil putih memasuki halaman dan berhenti tidak jauh dari Keysha. Pintu kiri depan mobil terbuka, seseorang keluar dari sana.
"Rizal?"
Keysha tidak salah lihat, cowok itu adalah Rizal. Dia menyelempangkan tas dan pergi begitu saja setelah menutup pintu mobil.
Seingatnya, sore itu Rizal bilang meninggalkan motor di sekolah, yang artinya cowok itu bisa mengendarai motor sendiri. Apa cedera kaki Rizal lumayan parah sampai harus diantar naik mobil sekarang?
"Keysha! Woi woi! Kenapa, nih, ngelamun di jalan?" Seperti biasa, Nadinne dengan suara menggelegar tiada tara menyambut pagi hari Keysha.
"Oh, tadi mobil sekolah, nganter yang lomba, ya? Mia juga dong?"
"Iya."
Mereka berjalan beriringan masuk gedung sekolah, melewati lobi, dan berbelok ke kanan menuju koridor kelas X IPA. Karena masih lumayan pagi, koridor belum terlalu ramai, tapi di dalam kelas ada beberapa anak yang sibuk berkutat dengan buku.
"Wah, Mia nggak beruntung," celetuk Nadinne begitu mereka masuk kelas. "Hari ini kan ada tes Kimia."
Tes Kimia. Damn. Keysha melupakannya. Sekarang Keysha menyesal karena berharap Senin datang lebih cepat, harusnya dia menggunakan hari Minggu yang terasa panjang untuk belajar Kimia daripada meladeni Langit. Cowok itu benar-benar menyita seharian penuh waktu yang niatnya digunakan Keysha untuk rebahan.
Keysha bukan tipe yang tidak belajar di malam hari, dia selalu mengulang mata pelajaran hari ini dan menyiapkan mata pelajaran besok. Biasanya dari pukul 6 sore sampai pukul 8, lalu dilanjut berkumpul dengan kedua kakaknya. Andai ada soal yang tidak bisa dikerjakan, Keysha akan memanfaatkan waktu kumpul untuk bertanya pada Reyhan dan Reyvan yang tahun ini sudah kelas XII.
Sepertinya Kimia memang tidak pernah berpihak pada Keysha, sejak dulu dia lemah di satu mata pelajaran ini. Bagi Keysha, mengerjakan Matematika dan Fisika jauh lebih mudah daripada Kimia.
"Key, jangan bilang lo juga jago di mapel Kimia? Yang bener aja, lo bisa semua mapel? Bahkan kemaren tes basket lo nilainya paling bagus di antara cewek sekelas kita. Lo nggak bisanya apa, sih?" Nadinne masih sempat bertanya sebelum melangkah ke bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [TERBIT]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...