04. DI SUDUT RUANG KELAS
Masih terlalu pagi untuk menyaksikan adu mulut dua manusia dengan suara bak mesin diesel dan mesin motor butut. Pagi ini kelas X-IPA3 sudah gaduh karena ulah Chrysti yang berdebat dengan Nadinne, tentu hanya karena hal sepele, memang kebisaan Chrysti yang selalu memperbesar masalah.
Para penghuni kelas bahkan sudah hapal dengan situasi seperti ini yang hampir setiap hari terjadi dengan tokoh utama tidak berganti. Kalau bukan Hans dengan Nadinne, Nadinne dengan Chrysti, atau Chrysti dengan siapapun yang ingin dia ajak berdebat.
Di antara semua orang yang datang pagi ini, Keysha adalah yang paling tidak terbiasa dengan apa yang menyambutnya begitu masuk kelas. Dia masih di ambang pintu karena Nadinne dan Chrysti berdebat di depan papan tulis.
"Eh lo, anak pembantu!" pekik Chrysti begitu kedua matanya melihat Mia yang berdiri di samping Keysha.
Mia yang paham bahwa julukan itu diberikan untuknya, lantas menunduk dan mengambil ancang-ancang akan melangkah maju mendekati Chrysti, tapi tangan Keysha menahannya.
"Diem di sini."
"Tapi, Key—"
"Diem gue bilang." Keysha menurunkan tangannya, lalu melangkah lebih dulu dan berhenti tepat di depan Chrysti. "Amalia Putri. Dia punya nama, jangan panggil dia kayak tadi."
Chrysti mendesis kesal, dia mendorong Keysha agar menyingkir dari jalannya, lalu menghampiri Mia yang masih bergeming.
"Gara-gara lo, gue harus bikin catatan Fisika tiga kali tau nggak?!" Chrysti menarik dasi Mia, membuat cewek itu maju selangkah spontan karena terkejut.
“Woi! Main tarik aja! Lepasin!” Nadinne yang menyaksikannya tentu saja tidak terima, dia mengambil langkah lebar dan langsung mendorong Chrysti agar melepaskan Mia.
“Lo nggak usah ikut campur deh, Dinne!”
“Gue harus ikut campur, dong! Mia temen gue!” sahut Nadinne lebih galak, menyembunyikan Mia di belakang tubuhnya.
“Lo buta ya temenan sama anak pembantu? Harusnya lo temenan sama kita-kita! Anak-anak borju, bukan orang-orang kayak mereka!” sahut Desy di sebelah Chrysti.
“Mulut lo sini gue butain!” Nadinne maju dan langsung mendorong Desy hingga membentur tembok.
Keysha tahu Nadinne sangat marah karena ucapan Desy, tapi cewek itu benar-benar memakai kalimat yang berantakan untuk membalasnya.
“Ngajak berantem lo?!” bentak Chrysti.
“Ayo! Gue nggak takut!” balas Nadinne menjabak rambut hitam kecoklatan milik Christy.
“Aduh! Lepasin tangan kotor lo dari rambut gue!” jerit Chrysti balas menjambak rambut coklat Nadinne yang hari ini digerai.
Kelas menjadi semakin gaduh, beberapa anak cewek berusaha memisahkan mereka, sementara anak-anak cowok di belakang menjadi kompor. Mereka malah bertaruh siapa yang akan menang.
“Woi, ada apa nih?!”
Suasana mendadak senyap saat mendengar sebuah suara dari arah pintu, semua menoleh, cukup terkejut melihat seorang cowok berjaket jeans yang kini berjalan memasuki kelas. Kening Keysha berkerut, sepertinya dia melihat cowok itu kemarin.
“Chrysti! Nadinne! Kalian berdua kerjaannya berantem mulu nggak capek apa?!” tanya cowok itu berdiri di antara Chrysti dan Nadinne yang kini tampak saling menatap seolah akan saling menerkam lagi. “Untung gue yang dateng, kalau Rizal gimana? Langsung masuk BK kalian berdua!” sambungnya.
“Sen, lo ganggu aja sih!” celetuk Raja dari bangkunya, membuat Sena menoleh.
Sena adalah wakil ketua kelas yang belum pernah menampakkan batang hidungnya sejak Keysha memasuki kelas ini, bahkan sampai sekarang Keysha belum bertemu dengan sang ketua kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [TERBIT]✔
Ficção AdolescenteKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...