"Gue nggak terima, gue mau protes!" Nadinne menggebrak meja kantin. "Dasar bocah tukang ngadu!"
"Dinne, udah, Dinne, malu," kata Sharoh.
Sebenarnya Keysha tidak menceritakan apapun, tapi seperti dugaannya, berita itu menyebar dengan cepat.
Mereka berempat sedang makan siang di kantin, beberapa pasang mata melirik ke arah meja yang mereka tempati. Objeknya sama, Keysha, tapi dia cuek-cuek saja sambil menikmati makanannya.
Mengabaikan Nadinne yang masih menggerutu, Sharoh bertanya, "Jadi lo dihukum apa?"
"Bersih-bersih gudang penyimpanan di gedung sekretariat organisasi."
"Ha? Gila? Itu ruangan paling kotor yang ada di sekolah ini, Key. Bukan cuma kotor, tapi pengap dan banyak kecoaknya!" Nadinne heboh. "Mending jangan."
"Jadi, lo lebih setuju gue mohon-mohon biar dimaafin sama Levya dan teman-temannya?" Keysha bertanya datar.
Nadinne tersentak, kemudian malah tertawa garing. Dia tidak tahu kalau pengganti hukumannya harus melakukan itu. Dilihat dari sifat Keysha, tentu saja dia lebih memilih masuk ke gudang pengap daripada minta maaf. Bukannya bad attitude, dia memang tidak bersalah di sini.
"Hukuman kamu dimulai kapan, Key?" Mia yang sejak tadi menyimak akhirnya ikut bertanya. Dia yang paling terakhir mendengar berita ini, tapi jadi orang yang paling panik dan khawatir.
"Nanti sore, lo pulang duluan aja sama Nadinne."
"Kebetulan gue dijemput," timpal Nadinne.
"Tapi mending kita ikut pulang telat buat bantuin Keysha," saran Sharoh.
Mia dan Nadinne menatapnya, kemudian mengangguk setuju.
"Biar cepet selesai!"
"Jangan." Keysha menggeleng. "Ini hukuman gue, kalian nggak perlu melibatkan diri."
"Tapi…." Kalimat Sharoh menggantung, dia sangat mengerti Keysha yang tidak pernah bisa dibantah keinginannya. "Oke, deh. Tapi kalau masih belum selesai dan lo butuh bantuan, jangan sungkan buat bilang ke kita. Rumah gue deket, lo bilang langsung gue datengin."
"Iya, terima kasih."
***
Masih ada beberapa siswa di gedung itu saat Keysha ke sana untuk memulai hari pertama hukuman. Untung saja tempatnya terpisah dengan Levya dan teman-temannya, kalau tidak pasti mereka akan bertengkar lagi alih-alih menyelesaikan hukuman.
Ada tiga gudang di gedung dua tingkat ini, dua di lantai bawah dan satu di lantai atas. Gudang di lantai atas cukup besar dan letaknya di tengah, ada lebih dari lima klub yang menggunakannya. Sementara di bawah dibagi menjadi dua, milik klub olahraga dan seni.
Keysha akan mulai dari gudang yang katanya tidak terlalu berantakan, yaitu milik anak seni. Ada beberapa klub yang memakainya, seperti seni lukis, seni tari, seni bela diri, seni memahat, dan banyak lagi.
Dari sekian banyak klub dan organisasi yang ditawarkan di sekolah ini, Keysha tidak tertarik dengan satu pun. Dia masuk PKS juga awalnya karena ajakan seseorang, yang kemudian menjeratnya dalam banyak kejadian.
Anehnya, Keysha merasa semua seru.
Keysha disambut oleh debu yang beterbangan ketika dia membuka pintu, ruangan yang katanya paling mending di antara yang lain ini ternyata adalah ruang terburuk yang pernah Keysha lihat.
Ukurannya tidak lebih luas dari kamarnya, barang-barang diletakkan sembarangan. Kursi dan meja ditumpuk tidak teratur, miring di mana-mana. Kalau satu bergeser, bisa saja semua ambruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [TERBIT]✔
Teen FictionKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...