Hari ini Rizal piket, Keysha melihat cowok itu bersama dengan beberapa anggota PKS di depan lobi. Dengan setelan batik sekolah dan sepatu putih, Rizal selalu terlihat rapi. Tapi sepertinya ada yang berbeda. Apa dia potong rambut?
Keysha mendekat dan akhirnya bisa melihat lebih jelas, ternyata Rizal tidak potong rambut. Biasanya cowok itu akan membiarkan poninya jatuh menutupi dahi, namun tetap terlihat rapi karena tidak menghalangi pandangan.
Di sekolah ini tidak ada aturan rambut cowok harus cepak atau dipotong 321, atau jenis lain. Asal tidak menutupi mata dan melewati kerah baju, itu masih diperbolehkan.
"Lihat, hari ini Rizal pamer jidat. Dia kapan sih berhenti tebar pesona?" tanya seorang cewek di belakang Keysha. "Kan gue makin naksir."
"Dia diem aja padahal."
"Justru itu, pesonanya menyebar tanpa perlu usaha. Kayaknya bawaan lahir. Lihat, ganteng banget, kan?"
Keysha mengernyit, sedikit risih mendengarnya. Antrean panjang ini akan segera berakhir, petugas PKS sudah sangat dekat. Ketika menoleh, ternyata lebih banyak cewek yang mengantre di barisan Rizal, seolah sengaja agar cowok itu yang memeriksa.
Keysha berpaling, tidak peduli. Dia terus maju dan akhirnya berhenti di depan Andrian. Setelah menyapa dan diperiksa, Keysha menyingkir.
Dia sempat melirik sekali lagi, Rizal masih sibuk. Semua yang berbaris di depannya adalah perempuan, sepertinya Rizal juga menikmati pujian yang dilontarkan untuknya.
Ck. Dasar.
***
Mata pelajaran pertama dimulai, mereka langsung disambut dengan ulangan harian. Keysha selalu siap. Dia mengambil bolpoin dari kotak pensil, lalu memasukkan semua barang yang tidak diperlukan ke laci meja.
"Sebelum ulangan harian dimulai, saya acar dulu bangkunya," kata guru muda mata pelajaran Matematika Minat itu.
Terdengar protes dari beberapa bangku, biasanya mereka sudah membuat strategi untuk kerja sama. Jika diacak, mereka tidak akan tahu akan sebangku dengan siapa, dan apakah teman sebangkunya bisa diajak kolaborasi mengerjakan tugas.
"Rizal Arbintha, kamu tukar sama Mia."
Keysha langsung menoleh, menatap Mia yang sudah berdiri. Tangannya reflek terulur, seolah menahan Mia agar tidak pergi. Tapi begitu melihat bangku di depannya bergerak, si pemilik bangku berdiri, Keysha langsung menarik tangannya kembali.
"Semangat, Key," kata Mia, lalu berpindah ke bangku Rizal, begitupula sebaliknya.
Dari sekian banyak anak kelas, Keysha tidak tahu kenapa dia harus sebangku dengan cowok ini. Selain itu, Rizal tidak berbicara apapun. Apa tidak ada yang ingin dia katakan? Keysha rasa harusnya di berbicara lebih dulu.
Semua sudah bertukar bangku, guru mulai membagikan soal. Ternyata walau sebangku, soal yang diterima tidak sama. Keysha memeriksa soal sebelum mengerjakan, sudah kebiasaan.
Tidak ada masalah, Keysha bisa mengerjakan dengan mudah. Pada dasarnya, Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang disukai dan dikuasai oleh Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyshara Story [TERBIT]✔
Dla nastolatkówKeyshara benci ditinggalkan. Setiap kali berusaha menerima orang baru dalam hidupnya, baik teman maupun keluarga, Keyshara dihantui rasa takut akan kehilangan. Walau begitu ia tetap gadis remaja yang tidak ingin sendiri. Keyshara ingin punya seseora...