Harry’s POV
Aku Harry. Harry Edward Styles. Laki-laki tampan dengan badan dan wajah yang sexy (menurutku). Rambutku…. Perfect. Aku cinta rambutku coklatku yang entah mungkin hanya bergelombang membentuk pusaran atau mendekati keriting. Tinggiku ya bisa dibilang tinggi. Aku malas ke sekolah. Sepenggal kalimat yang dapat mewakili seluruh perasaanku pagi ini. Ulangan biologi tentang anatomi makhluk hidup di jam pelajaran ketiga dan keempat. Ugh, aku malas.
“Heh anak cowok pemalas. Bangun sana. Mandi terus berangkat sekolah,” dia…. pembantuku. Eh, maksudku kakak perempuanku. Namanya Gemma. Kalian bilang dia cantik? Ya memang. Menurutku sih begitu.
“Hmm,” jawabku malas-malasan sambil kembali menutupi kepalaku dengan bantal bersarung bantal Mickey Mouse.
“Sekarang udah jam 7 dan kau masih ingin tidur, bocah? Niall sudah menunggu di bawah,”
“HAH?! Kenapa gak bilang dari tadi?!” ucapku lalu berlari keluar kamar. Kulihat dari lantai dua ada Niall yang sedang duduk di ruang tamu. Aku lupa bahwa aku mengajaknya berangkat bersama hari ini.
“Niall maaf! Aku telat bangun..” sapaku padanya setelah selesai mandi dam merapikan buku-buku berat ini.
“Hahaha, emang udah biasa kok. Yuk ah entar telat,” ajaknya lalu kami berdua berjalan menuju sekolah. Tidak jauh sih. Selama perjalanan ya seperti biasa aku hanya berbicara berbagai macam hal dengan Niall. Nothing bad and nothing special. Tapi aku merasa ada yang aneh. Wajahnya terlihat lebih pucat lagi dari kemarin. Setiap kutanya ada apa, dia hanya menjawab ‘aku baik-baik saja’. Terkadang hal inilah yang membuatku kesal. Aku kesal ketika seseorang menyembunyikan sesuatu padaku. Mereka tidak ingin aku mempercayainya? Atau apalah aku tidak mengerti.
.
.
Bel sudah berbunyi sebanyak empat kali menandakan waktu pulang sekolah telah tiba. Para siswa dan siswi lainnya banyak yang langsung kembali ke rumah mereka, berkeluyuran entah kemana, ada pula yang masih tinggal di sekolah.
“Haaaahh, Niall. Berikan seperempat saja otakmu padaku. Sedikiiitt saja,”
“Bodoh kau. Nilaimu itu jauh lebih bagus dariku. Setiap kali ulangan tentang anatomi mahkluk hidup kan kau selalu jeblok. Tapi itu tidak berlaku untuk pelajaran yang lain,”
“Tapi kan–“
“Hei Harry, Niall! Kemarilah!” teriak seseorang dari sebelah kananku.
“Apa yang kalian lakukan di sana?” tanyaku ketika aku melihat Louis, Zayn, dan Liam tengah berdiri di tengah lapangan, “basket?”
“Yap. Kami kekurangan orang. Ikutan, yuk,” ajak Louis melempar bola basket ke arahku. Secara sigap, aku dan Niall berlari ke tengah lapangan dan mulai bermain olahraga bernama basket ini. Ingatanku mulai terpengaruh setiap sebuah olahraga mulai berlarian di mataku.
“Oh iya kudengar Yuka gagal dari tugasnya tadi malam,” ucap Liam tiba-tiba mengagetkanku dan membuat segelas air yang baru kuminum keluar dari mulutku.
“Hah?! Beneran? Ini pertama kalinya dia gagal dalam tugasnya,” sungguh, aku kaget mendengar perkataan Liam. Yuka? Gagal dalam tugas? Untuk pertama kalinya? Apa sih tugas yang dia dapat sampai dia tidak berhasil menyelesaikannya. Aku sedikit curiga.
“Entahlah. Aku juga kaget waktu pertama kali mendengarnya,” lanjut Zayn yang masih sibuk membenarkan jambulnya yang mulai turun gara-gara keringat.
“Maaf menyela obrolan kalian, sebenernya, pekerjaan apa yang gagal Yuka kerjakan? Dia bekerja part time?” tanya Niall yang membuat kami semua sadar. Bodoh sekali. Untuk apa kami membicarakan ini di depannya yang seorang manusia.
![](https://img.wattpad.com/cover/2038653-288-k438511.jpg)
YOU ARE READING
Voice of The Sky
FantasíaMalaikat itu nyata. Mereka bekerja pada sebuah perusahaan bernama surga yang memperkerjakan malaikat sebagai sebuah karyawan. Tugas malaikat mudah. Hanya menjemput lalu mengantar roh manusia kembali ke langit. Tapi apakah akan tetap mudah jika seora...