Kita semua tak tau bagimana jika rasa hati seseorang jika memendam sesuatu yang berat, mungkin topeng ekspresi bisa memanipulasi tapi gerak gerik tak akan pernah bisa menutupi
Kenapa keluargaku begini, apa salah Ayah sehingga Bunda terlihat sangat membenci Ayah. Ayah? Tak kusangka Ayah sangat tampan, tapi kenapa Ayah tak menemui aku dan Bunda? Apa karna Anin belum pandai sehingga Ayah tak mau menemui Anin dan Bunda?Ayah..Anin rindu Ayah, Anin ingin Ayah pulang dan bersatu dengan Bunda lagi agar Anin bisa katakan pada teman Anin kalau Anin punya Ayah yang hebat dan tampan,kembalilah Ayah,aku merindukanmu.
Tes~
Air mata Regina menetes deras membaca coretan rapi sang putri pada buku kecil merah muda yang tergelak rapi di samping kepala sang putri yang kini tertidur dengan mata bengkak.
"Maaf Anin, Bunda minta maaf,"
Regina elus pelan kepala sang putri dan mengecupnya sayang "Selamat malam."
Setelah keluar dari kamar sang putri Regina berjalan pelan menuju kursi samping pintu kamar putrinya
LelahSungguh lelah hati fikiran dan fisiknya, semua kejadian hari ini membuat semuanya hancur keceriaan putrinya, bahkan dia sampai di luar kesadaran, berlaku kasar pada putrinya, oh itu sungguh membuatnya mengutuk diri, demi tuhan semua di luar kendalinya, emosinya tak bisa terkontrol jika sudah menyangkut Chakra Aditama.
"Kenapa kau kembali di saat yang tidak tepat? Kedatanganmu malah membuat lukaku bertambah dalam."
Regina menatap tajam ke arah jendela kamar putrinya. Dia melihat orang yang selama ini ada di pikirannya, dia bahkan sangat susah menangis. Dia ingin menampar wajah tampan tadi dengan merajalela. Tapi, semuanya bahkan tak bisa terkontrol dengan baik, termasuk hatinya.
Bodoh jika tak merasa rindu, tapi marah lebih mendominasi. Bagaimana bisa dia datang saat semuanya mulai terbiasa tanpanya? Hati Regina bahkan sudah mulai terlatih tanpa Chakra.
Chakra pov
Aku menemukanmu, menemukan anak kita, menemukan kalian, Bahagia?
Pasti! aku sangat bahagia tapi kenapa semuanya tak seperti mimpiku ? Kau membenciku Gi? Memisahkanku dengan putriku hahaha aku memang tak pantas menyandang gelar ayah, menjadi suami saja tak becus, kau benar-benar pengecut Chakra Aditama, tak bertanggung jawab sama sekali, sekarang siapa yang ingin memanggilmu Ayah? Pasti Anin tak mau memiliki ayah sepertiku huft, sabar sayang, secepatnya Ayah akan menjemput kalian, kita akan menjadi keluarga bahagia, Ayah berjanji.Bahkan perkembangan putriku saja aku tak tau, sampai dia tumbuh secantik ini, ini benar-benar menakjubkan, dan kau Regina istriku aku begitu bangga padamu, maaf, maafkan suami sialanmu ini, bahkan dengan bodohnya aku menelantarkan kalian, sungguh aku tak pernah bermaksud untuk itu, aku menyesal Gi benar-benar menyesal, maafkan aku.
Chakra pov end
Seorang anak kecil merenung sendirian di ayunan kecil sambil memeluk boneka woody , pandangannya kosong ke arah depan bibir mungilnya sedikit bergetar.
"Anin rindu Ayah,"
Kata itu terus dia ulang , ayunan yang kini berhenti bergoyang perlahan mengayun kembali, dia tengadahkan wajahnya ke atas karna kaget adanya dorongan pada ayunannya, wajahnya termangu karna kini di lihatnya orang yang dia rindukan tersenyum ke arahnya dan mendorong ayunan yang kini dia tempati.
"Ayah?"
Anin tersenyum cerah hingga meneteskan air mata dari mata bulatnya, Chakra duduk di depan ayunan Anin yang sudah berhenti.
"Aku rindu Ayah!" Anin ingin memeluk Chakra tangan mungilnya ingin merengkuh Chakra tapi Tembus?
Anin tolehkan kebelakang wajahnya, senyum yang terkembang perlahan luntur tak ada sosok ayah yang tadi menemaninya yang ada hanya sebuah hembusan angin dan kesunyian belaka.
"Kenapa sangat sulit menggapaimu Ayah."
Anin menatap sedih sekitarnya, batinya bergejolak rasa rindu yang biasanya bisa di tahannya kini tak bisa setelah menemukan sosok Chakra sebagai ayahnya.
"Ayah,,, Ayah hiks hiks Ayah!"
Anin menangis, berteriak sambil terduduk memeluk erat bonekanya, dadanya sangat sesak sekarang, rasa rindu pada ayahnya membuatnya menjadi lemah sekarang, dia bahagia bisa bertemu sang ayah tapi mengapa sang ibu seolah menolak semuanya? apa dia nakal sehingga ibunya marah? tapi mengapa? kepala kecil itu terus menerus mencari jawaban
"Ayah, Aku rindu."
Anin semakin melemahkan suaranya, semuanya benar-benar membuatnya lelah, pandanganya menengadah menatap langit lembayung hembusan angin yang lembut menerpanya.
"Bawa salam rinduku untuk Ayah, kumohon!"
Anin seolah membisikkan pada angin dan berharap rasa rindunya bisa tersampaikan pada bisikan angin yang berhembus menjauh.
"Aku merindukanmu Ayah!"
Dan disinilah rasa putus asa Anin, gadis kecil itu menyimpan banyak beban yang tak pernah di ketahui orang lain, semuanya benar-benar membuat gadis kecil ini merana, dan disini jugalah seorang anak kecil menyampaikan rasa putus asanya, dan di sini juga lah kisah anak kecil yang harusnya menerima hangat keluarga kesepian menahan rindu bertemu ayahnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess in the Rain√
Romancekerindukan di kecil. keegoisan orang tua.. semuanya hanya Ada di dalam emosi yang mematikan ego tinggi. "ayah seperti apa bunda?" "Hanya ada Bunda, jangan pikirkan yang lain." "Apa kau harus seegois ini, Gi!" "kau tak pernah mengerti Bim."