Tinggal beberapa chapter lagi.. ehe...
Penyesalan selalu datang di akhir maka dari itu kita harus berhati hati dalam memutuskan.. langkah kaki selalu kedepan bukan ke belakang.
"Rumah tanggaku hancur dan Regina istriku membenciku dan menjauhkan putriku. Aku merindukan mereka. Tuhan aku menyesal apa yang harus ku lakukan. Ketamakanku dulu membuatku meninggalkan istri dan anakku. Kemilau harta dan tahta yang kau limpahkan membuatku melupakan daratan hingga aku terlena dan mengakibatkan kehilangan kebahagiaanku. Ampuni aku tuhan aku menyesal,"
Chakra memejamkan mata berdoa. Airmatanya kian deras mengalir terasa panas dada sesak dan suara tercekat mencoba meresapi panen penyesalan yang dia tanam di masa lampau.
"Rasa sakit ini aku terima sebagai hukumanmu tapi kembalikan mereka tuhan aku membutuhkan mereka,"
Chakra membuka matanya dan menghapus air matanya. Matanya menatap lurus ke depan tanganya menutup kitabnya dan memeluknya
"Kembalikan mereka tuhan."
***
"Bunda maaf aku tak sengaja bertemu Ayah." Anin menundukan wajahnya di hadapan Regina yang kini menatapnya dalam diam.
"Kamu tau kan apa kesalahanmu ? Kamu bukan hanya membohongi Bunda Anin."
Regina meninggalkan Anin sendirian masih dengan menangis Anin menghapus air matanya.
"Bunda Maaf hiks hiks."
Anin melangkah keluar rumah maih dengan isakkan pilu dari bibir mulutnya. Kaki kecilnya berlari menjauh dari rumahnya.. hingga kaki kecilnya berhenti di depan sebuah rumah sederhana kakinya melemas bibir mungilnya masih terisak.
"Maaf Bunda hiks hiks."
Ceklek
"Anin...."
Pandangan Anin menggelap yang terakhir di dengarnya suara jeritan seorang wanita
***
"Apa dia baik-baik saja ?" Regina menatap kawatir seorang Laki-laki yang sedang nemeriksa putrinya."Tenanglah kak."
"Bagaimana bisa tenang jika anaku tak kunjung sadar Re!"
Brakkk
"Bagaimana keadaan putriku Mas?"
Pintu apartemen Rere dan Bima di buka secara kasar oleh Chakra yang kini mengatur nafasnya dengan raut wajah khawatir.
"Regina."
"Untuk apa kamu kesini pergi jangan temui putriku lagi!"
Regina semakin histeris berjalan ke arah Chakra dan mencoba mendorongnya keluar.
"Aku ingin melihat putriku Regina!"
"Semua karena kamu Chakra, andai kamu tak datang putriku tidak akan menderita pergi kamu Chakra pergi dari kehidupan kami!"
Regina semakin berang karena Chakra hanya diam di tempat sambil menatapnya kosong.
"Kalian fikir apa yang sudah kalian lakukan ?'"
Bima menatap Regina dan Chakra dengan tatapan membunuhnya sedangkan Rere mengelus pundak sang suami mencoba menenangkan.
"Jika kalian sudah tak menyayangi Anin, biar Anin ikut denganku. aku akan mengurusnya."
"Kau fikir siapa kamu ingin mengambil putriku. Dia hartaku yang berharga satu-satunya Bima!"
"Berharga kau bilang? Kalian tak tau apa yang sudah kalian lakukan? Terutama kau Regina!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess in the Rain√
Romancekerindukan di kecil. keegoisan orang tua.. semuanya hanya Ada di dalam emosi yang mematikan ego tinggi. "ayah seperti apa bunda?" "Hanya ada Bunda, jangan pikirkan yang lain." "Apa kau harus seegois ini, Gi!" "kau tak pernah mengerti Bim."