My Heart [Chuuya Nakahara]

3.3K 253 35
                                    

Tolong baca cerita ini dengan lagu sedih dan mellow yg kalian punya, biar feel nya dapat



"Kenapa ada disini?"

Kamu menunduk sedikit gugup. Sedang mengumpulkan keberanian untuk membalas ucapan dan tatapannya. Tapi, yang kamu bisa lakukan hanya meremas erat rok gaunmu.

"Aku tidak ingat kalau kita kembali bersama lagi. Yang ku ingat, kamu sudah menceraikanku." dia menambahkannya lagi. Kamu tersentak dengan kata-katanya.

Dia, suamimu. Ah, bukan. Mantan suamimu. Nakahara Chuuya. Kalian memang sudah bercerai sejak lima bulan yang lalu. Itu sejak satu-satunya putri kalian di diagnosa terkena penyakit pada jantungnya.

"Aku kesini karena Chuui." balasmu dengan nada sedikit bergetar. Ya, Chuui. Anak perempuan kalian berdua yang saat ini sedang dirawat inap di rumah sakit.

"Lantas?"

"Ini tidak ada hubungannya dengan perceraian kita atau semacamnya. Chuui sangat membutuhkan kita berdua ada disisinya." mata mu perlahan memanas saat mengingat permintaan Chuui sebelum kamu datang kesini.

"Mama tahu? Aku rasa, aku sudah lupa bagaimana kalian berdua selalu bersama, saat menemaniku bermain. Dan, aku ingin mengingatnya kembali secara langsung."

Chuuya menghela nafasnya kasar, "dia juga putriku. Dan aku juga peduli padanya, tapi aku sedikit sibuk. Nanti aku ada pertemuan dengan kli–.."

"Pertemuan dengan klien atau dengan perempuan itu? Tuan Nakahara. Aku harap kamu sama halnya denganku, sama-sama memperioritaskan Chuui. Tapi, kamu sama sekali tidak berubah. Ini alasan kenapa aku kecewa padamu tuan Nakahara." matamu mulai berkaca-kaca. Entah kenapa kamu menjadi emosional saat ini. Tapi, ini tidak salahkan? Pri itu harusnya sadar.

Saat ini juga kamu melihat rahang Chuuya mengeras. Tapi dia tidak melakukan apapun selain diam dan mengepalkan kedua tangannya.

"Kamu tidak tahu apa yang sedang ku lakukan..." lirih Chuuya.

Tiba-tiba suara ponsel terdengar dari Chuuya. Ternyata ada panggilan masuk, "ya? Chuui kenapa?! Tunggu aku disana Yumi!"

Kamu menggosok kedua matamu kasar lalu menarik tangan Chuuya ikut panik. Karena pria itu menyebut nama Chuui.

"Ada apa dengan Chuui??"

"Dia kambuh lagi. Dan kemungkinan ini lebih buruk, aku harus kesana!" suara Chuuya sedikit meninggi.

"Dia itu juga putriku. Ayo pergi denganku saja!" lalu kalian berdua pun pergi ke rumah sakit dengan Chuuya yang mengendarai mobilmu.

💛💛💛

Sesampai di rumah sakit. Kamu melihat Chuuya yang berlari mendahului mu. Dan berpas-pasan dengan seorang wanita yang tidak asing bagimu. Ya, dokter perempuan itu. Tidak sampai satu menit berbicara, dokter itu sudah menggenggam tangan Chuuya untuk berlari kesuatu ruangan. Lalu kamu. Hanya penonton mereka berdua yang sedang berpegangan tangan begitu.

Sekali lagi ditegaskan. Ini adalah masalah yang membuatmu mau tidak mau untuk bercerai dengan Chuuya. Pria yang dulunya notabene nya adalah suamimu, ketahuan selingkuh dengan dokter itu sejak Chuui di rawat di RS.

Sebenarnya tidak ada lagi yang bisa kamu lakukan selain berdo'a. Berharap cahaya yang menjadi alasan kamu tetap semangat hidup, tidak 'pergi'.

💛💛💛


5-6 jam berlalu tanpa kamu sadari. Dan setengah jam yang lalu Chuui sudah sadar setelah dioperasi. Tentu saja hal itu membuat kamu merasa sangat bersyukur. Karena putrimu diberi kesempatan hidup. Tapi yang anehnya, selama itu juga Chuuya tidak terlihat sama sekali. Sekali-sekali kamu memandang ke pintu ruangan berharap Chuuya membuka pintu itu untuk menemuimu dan Chuui. Tapi kamu sadar, pria dingin itu tidak akan pernah berbalik kearahmu lagi.

"Mama~ apa aku boleh makan pie apel setelah ini?" suara Chuui membuat lamunan mu buyar. Lalu kamu mebalasnya dengan anggukan. Entah kenapa, sejak awal Chuui terbangun dan melihatmu. Chuui selalu tersenyum, sekali-kali dia bersikap sangat manja.

"Chuui bisa makan apa aja kok setelah ini. Akan mama belikan." senyummu.

Ceklekk...

Kamu pun langsung menoleh kearah pintu. Seperti tuhan mengabulkan keinginanmu dengan cepat. Tapi ini sangat berbeda.


Bukan Chuuya yang membuka pintu. Melainkan dokter perempuan yang bersamanya tadi. Dia memberikan senyum terbaiknya kepada kalian berdua.

"Nyonya Nakahara dan Chuui?" sapanya. Kamu mengangguk lalu sedikit terkekeh.

"Saya bukan nyonya Nakahara lagi." kamu pun tersenyum paksa saat menatap dokter itu.

"A-ah... Maaf 'kan aku. Jadi begini, ada yang harus ku sampaikan pada Chuui." dokter itu mengambil tempat disisi ranjang untuk berdiri.

Sedangkan Chuui dan aku hanya bisa duduk menyimak dokter ini.

"Selamat untukmu. Operasi pemindahan jantungnya berhasil. Jangan bergerak terlalu banyak untuk belakangan ini. Dan jagalah jantung mu. Itu satu-satunya pengorbanan yang sangat berarti." kata-kata dokter itu membuat mu heran.

"Jantung yang ada ditubuhmu itu, sebenarnya milik tuan Nakahara. Sayangnya beliau kehilangan nyawanya. Tapi untunglah kamu selamat. Perlu kamu ketahui, tuan Nakahara sangat menyayangimu. Dia dan saya dekat karena selalu berkonsultasi tentang operasi ini. Yah, awalnya saya memang menyukainya, tapi itu bertepuk sebelah tangan. Dia pria yang sangat memperioritaskan keluarganya. Sebenarnya ini saja yang mau saya sampaikan, kalau begitu permisi."

Kamu tidak tahu jika Chuuya begini. Ini benar-benar kesalah pahaman. Jika saja kamu tahu begini dati awal. Surat cerai itu bisa ditarik. Dan kalian beedua tidak akan berpisah.

Yang kamu rasakan saat ini adalah sesak dibagian dada. Ini bukan penyakit melainkan perasaan terluka. Matamu juga sudah memanas. Dan menyetak sungai kecil dibagian pipimu.

Chuui yang melihatmu begitu, langsung mengambil tindak menyapu air matamu.

"Mama, mama dengar 'kan yang dokter itu katakan?" kamu hanya menangis dalam diam sambil tersenyum menyakitkan pada putrimu.

"Yang ditubuhku ini adalah jantung papa,"

"Sekarang aku bisa merasakan apa yang papa rasakan setiap melihat mama. Perasaan hangat dan berdebar. Perasaan ingin mama selalu ada disisiku. Mungkin papa juga begitu. Perasaan berdebar ini, mungkin juga selalu ada setiap papa bertemu mama. Dan papa selama ini menyayangi dan menyukai mama seorang. Seperti itulah perasaan papa, walaupun mama sudah menceraikan nya. Dia tetap membuat mama didalam hatinya. Sekarang, perasaan papa sudah menjadi milikku. Dan aku senang, setidaknya bagian papa menjadi milikku." Chuui tersenyum manis seperti Chuuya. Netranya yang berwarna sama seperti Chuuya membuatmu semakin sakit dan tidak rela karena kepergian Chuuya.

"Mommy, don't be sad. I believe, papa always beside you."











END

Ih sad:( sorry ya gan:( w pengen bikin yg sad aja:(
Biar gmn gtu:v aowkowks,
Berikutnya siapa ya:v?










Sugar -Anime × readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang