lupa[Kaneki]

2.3K 219 11
                                    

Brakk!!

Suara pintu dibanting terdengar sangat kuat. Sore ini kamu sangat kelelahan karena seharian duduk dikursi kantor mencatat, mengetik, dan merevisi setiap berkas dan dokumen kantor. Tanganmu juga pegal karena mengangkat sekardus penuh yang berisi portofolio.

Saat ini yang kamu harapkan adalah kenyamanan rumah, istirahat yang cukup, dan dia.

Kamu pun merogoh saku rompimu, lalu menekan nomor dengan tulisan 'Kaneki' dilayar hp mu.

"Ya? Ada apa?"

"Uhm... Apa kamu tahu dimana letak koyo sisa minggu lalu?"

"Ah kalau tidak salah sih, di laci lemari."

Sesuai petunjuk dari Kaneki, kamu berjalan ke lemari dan akhirnya menemukan sebungkus koyo didalam laci.

"Lalu, sckincare ku?"

"Haduh kamu ini ya, coba kamu cari didalam kulkas. Dirak bagian pintunya."

Kakimu pun berjalan menuju kulkas, dan membukanya. Kaneki benar, skincare nya ada dikulkas.

"Makasih,"

"Jangan lupa minum obat maag mu. Aku yakin kamu belum makan saat jam makan siang, itu kebiasaanmu. Obatnya ada dinakas kamar."

Senyum bak bulan sabit tercetak diwajahmu. Kamu senang betapa pedulinya Kaneki padamu. Perhatian pria ini sungguh bisa membuatmu jatuh hati berkali-kali.

"Oh iya, aku lupa dimana kartu debitku." ucapmu sedikit panik, karena kamu itu sedikit ceroboh.

"Hah... Bagaimana seorang wanita bisa lupa dengan kartu debitnya sendiri. Coba periksa dimeja tv. Mungkin disekitar itu ada."

Kamu berusaha menahan tawa karena membayang wajah kesal tapi lucu Kaneki karena kecerobohan dirinya sendiri.

"Oh iya, malam ini aku buat sup ayam. Apa kamu mau yang lain? Jam berapa kamu pulang Kaneki?" tanyamu sambil bersiap-siap untuk pergi ke swalayan.

"..."

"Aku juga akan beli makanan untuk Hachi. Kamu tahu kan nafsu makan kucing ini besar hehe."

"..."

"Kaneki?"

"Hei, apa kamu lupa?"

"Apa?"

"Kamu benar-benar lupa ternyata. Lima hari yang lalu kita sudah putus dan berpisah. Aku tidak bisa bersamamu lagi."

Deg!

"Aku tau, mungkin berat untuk melupakannya. Makanya kamu menelfonku. Maafkan aku, lebih baik kita menjaga jarak. Aku juga akan berusaha untuk melupakanmu."

Matamu tiba-tiba memanas dan mulai berkaca-kaca. Akh, bodohnya.

"Kalau begitu, kenapa kamu masih bisa mengangkat telpon ku?"

"..."

Sama sekali tidak ada jawaban. Hanya keheningan dari sana.

"Hei, kenapa kamu malah diam?"

"Maaf,"

–tutt tutt

Panggilan terputus secara sepihak. Membuat hatimu sakit. Kenapa kamu bisa lupa hal ini. Kenapa kamu malah menelfon pria itu.

Pada akhirnya kamu memutuskan untuk tidak jadi ke swalayan.










Huhuhu
Apaan sih gaje yo

Sugar -Anime × readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang