His Mom(Bakugo Katsuki)

2.3K 252 6
                                    

Kali ini, ada req dari salah satu readers.
anggiraharti
Makasih ya udh req🙇😗
Please enjoy this ^_^




Berkali-kali aku melewati jalan ini. Pikiran ku sudah bercabang kemana-mana, pasalnya aku takut akan menjadi gembel mondar-mandir disini.

Aku yakin rumah nya berada disekitar sini, dan alamatnya tidak salah. Tapi kenyataannya, aku malah tersesat tanpa tahu jalan pulang yang kulewati tadi. Terkutuk lah granat idiot dengan tulisan cakar ayamnya!

Tiba-tiba satu ide terlintas dipikiranku. Sepertinya jika bertanya ke orang-orang disini tidak buruk juga. Kebetulan ada ibu-ibu yang sedang menenteng barang bawaannya. Dengan cepat aku mendekati ibu itu.

"Permisi nyonya." sapaku, membuat nya berhenti dan menatapku balik.

"Ya?"

"Bisa saya tahu jika alamat rumah ini benar?" ucapku sambil menunjukkan kertas alamat yang dituliskan Bakugo. Ibu itu malah mengernyitkam dahinya. Yah, sepertinya dia kesulitan membaca tulisan berantakan ini.

"Oh ini! Saya tahu! Bahkan aku memaklumi siapa orang yang menuliskan alamat ini." ibu itu tertawa kecil sambil menunjuk kearah kertas alamatnya.

Ah ... Akhirnya. Aku terbantu juga. Untung saja ada ibu ini. Jika tidak, ekspetasiku tentang menjadi gembel akan kenyataan.

"Kalau gitu, saya boleh minta tolong? Tolong antarkan saya ke rumah ini nyonya." ucap ku antusias.

"Ohho ... Tentu. Tapi sebelumnya aku ingin ke toko di ujung jalan dulu. Apa tidak masalah kau ikut?" tanya nya. Aku berpikir sebentar dulu. Tapi jika aku tetap ikut, aku akan segera sampai dirumah Bakugo.

"Boleh. Kalau begitu ayo." jawabku sambil tersenyum ramah. Ibu itu hanya terkekeh kecil lagi. Laku kembali menenteng belanjaannya.

"Ah ... Nyonya, biar saya saja yang bawa barangnya." seruku lalu mengambil dua kantong belanjaan ditangannya.

Ibu itu hanya berdecak kagum, lalu mengusap bahu kiriku. "Wah ... Gadis ini benar-benar sesuatu. Sudah cantik, baik hati juga. Rasanya, aku ingin menjadikanmu menantuku." gelaknya, membuatku ikut tergelak. Sebenarnya aku sudah menahan malu sejak ibu ini mulai memuji ku.

"Anda terlalu berlebihan nyonya." kekehku.

Sesampainya di toko yang dimaksudkan ibu tadi, ternyata itu toko kue dan teh. Aku terpikiran untuk membeli kue untuk Bakugo nanti. Tapi, apa yang dia suka ya?

"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya ibu itu yang membuatku langsung menoleh padanya.

"Itu ... Saya ingin membeli kue untuk teman saya saat sampai dirumahnya nanti. Tapi saya tidak tahu apa kue yang dia suka." jelasku.

"Siapa temanmu itu?"

"Ehm ... Bakugo Katsuki."

"Ah anak itu."

"Nyonya mengenalnya?" keningku mengerut mendapati respon ibu itu tentang Bakugo.

"Tentu saja. Bahkan aku sangat mengenalnya. Beli saja terserah. Dia makan apapun yang diberi." kekehnya membuatku yakin dengan pilihan kue ku sendiri.

Setelah selesai dari toko. Kita pun kembali pergi ke rumah Bakugo, dan akhirnya sampai. Jujur saja, berkali-kali aku mengumpati granat bodoh itu karena ternyata, rumah ini sudah kulewati tadi.

Tapi yang membuatku heran, ibu itu langsung membuka pintu rumahnya Bakugo, dan langsung masuk. Aku yang hanya berdiri didepan pintu hanya terdiam.

"Kenapa diam disitu? Ayo masuk." ucapnya, lalu meletakkan alas kaki dirak.

"I-iya."

"Katsuki!! Turun!! Ada teman mu! Turun sekarang juga!!" teriak ibu itu, membiat yang dipanggil misuh-misuh kesal.

"Ibu tolong jangan berteriak -eh?! Kamu udah datang?!"

Sama seperti Bakugo yang terkejut, aku pun juga ikut terkejut. Pasalnya, aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Jadi, tadi itu ibunya Bakugo??

💙💙💙



"Jadi ... Kenapa kalian hanya diam saja selama tiga menit?" ibunya Bakugo datang sambil membawa teh dan kue yang dia beli tadi. Ah, aku jadi nggak enak. Pasalnya aku juga membawa kue.

"Ibu, kenapa ibu bisa datang bersamanya? Dan kamu, katanya kamu lagi tidak enak badan. Kenapa datang kesini?" Bakugo menatapmu teliti.

"Hei jangan ngomong begitu padanya. Temanmu rela datang kesini dengan petunjuk tilisan cakar ayam mu tahu." ibu Bakugo malah memukul anaknya lalu menceramahinya didepanku. Itu berhasil membuatku tertawa kecil.

Bakugo mendecak sebal. "Lagi pula dia bukan temanku bu. Dia pacarku."

Wajah langsung memanas saat Bakugo menyebut diriku pacarnya didepan ibunya sendiri. Memang sih, dia tidak salah. Kami memang pacaran, dan baru berjalan dua minggu lalu. Tapi kenapa dia blak-blakablak-blakan sekali pada ibunya?!

"Ohho ohho.... Ternyata benar pacaran ya. Sudha kuduga. Tapi, aku heran kenapa dia mau dengan mu ya Katsuki?" goda ibunya.

"Ibu itu nggak lucu." Bakugo mendumel ga jelas. Dan ibunya tertawa lepas puas menggoda anaknya.

"Oh iya, sepertinya perkataanku tadi tidak salah. Aku memang mau menjadikanmu menantuku. Kalau kamu tidak menolak."

"Ibu?!"
"Maaf?!"

Kami berdua serempak kaget dengan ucapan ibu Bakugo. Ah benar-benar! Muka ku sudah sangat panas dan pasti warnanya seperti udang rebus.

"Apa? Kalian tidak mau?" kekeh ibunya lagi.

Kami serempak terdiam. "Ng-nggak juga." ucao kami kompak. Membuat tatapan ku dan Bakugo bertemu.

"Ahhhahaha! Kalian benar-benar lucu! Aku tidak tahan untuk menggoda kalian. Ahhhahaha." lagi-lagi beliau melepaskan semua tawanya, sambil menatap kami yang sudah malu satu sama lain.

"Kalau calon menantuku seperti dia, ya tidak apa-apa. Malah itu sangat bagus bukan?" Katsuki Mom.

End.

Noh selesai:v
Wuuhhh:v
Walau pendek sih:v
Maaf:v
Tapi berikutnya aku usahakan lagi.
Dan kali ini kayaknya ibu nya bakugo sangat mengambil banyak naskah disini ya:v
UwU
See ya:v

Sugar -Anime × readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang