KTS 3. Pemilik Hati

11.3K 948 343
                                    

Jauhi dia.
Dia hanya untuk ku bahkan kau pun tak akan memilikinya.

Bel sekolah SMA PELITA pun berbunyi pertanda bahwa jam pelajaran sekolah telah usai. Para siswa maupun siswi berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Arumni dan Sandra pun saat ini sedang jalan berdampingan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan dari sopir pribadi masing-masing.

Bahkan untuk sampai ke gerbang sekolah, mereka harus melalui serangkaian rintangan. Badan mereka harus terdesak oleh murid yang tidak sabar untuk keluar. Bisa dibilang gerbang sekolah favorit ini cukup luas, hanya saja para siswa maupun siswi yang tak sabaran membuatnya terasa begitu sempit. Sikap sabar harusnya perlu di lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Para jemputan dari masing-masing supir pribadi sudah terlihat di depan gerbang sekolah. Arumni yang melihat itu pun sempat terkejut. Bagiamana tidak? Mobil pribadi yang menjemput seperti kereta yang lewat berbaris dan lumayan panjang di pinggir jalan.

"Runi, sopir gue udah jemput tuh. Lo mau ikut gue atau gimana?" tanya Sandra saat melihat sopirnya sudah menuju kearah dirinya.

"Enggak, deh. Kamu duluan, aja," balas Arumni tersenyum saat melihat sopir Sandra membawakan tas milik sahabatnya itu.

"Beneran nih?" tanya Sandra pada Arumni.

Arumni pun mengangguk sembari tersenyum. Ia tak mau terlalu merepotkan orang lain.

"Gue duluan, ya. Lo hati-hati," ucap Sandra sembari melambaikan tangan pada dirinya.

Arumni hanya bisa tersenyum ketika sahabatnya itu masuk ke dalam mobil yang cukup mewah. Arumni pun memilih berdiri di pinggir pagar besi sembari menunggu sopir pribadi menjemput dirinya.

Pria dengan jaket hitam dan helm full face tengah berhenti tepat di belakangnya dengan motor sport yang sangat besar. Ia pun tak tahu siapa orang tersebut. Ketika ia melihat pria itu membuka helm full face ia baru menyadari bahwa sosok pria yang berhenti tepat di belakangnya ini adalah Malvin yang diceritakan oleh Sandra. Arumni yang sempat menatapnya kemudian menundukkan kepalanya lagi merasa tak berani jika menatap manik mata yang begitu tajam dari pria itu.

"Nunggu jemputan?" tanya pria tersebut sembari menaruh helm itu di atas tank motornya.

"Eh, iya," balas Arumni gugup sekaligus merasa takut. Ia pun mengalihkan pandangannya pada area sekolah yang sudah terlihat sangat sepi. Bisa dibilang hanya dirinya dengan pria ini membuat hatinya merasa cemas.

Malvin yang menangkap gelagat ketakutan dari gadis berhijab itu pun menghela nafas panjang. Ia tak mungkin bertindak yang tidak-tidak pada gadis yang baru ia kenal itu. Tak ada yang istimewa dari gadis ini menurutnya, hanya saja ia merasa terpesona ketika melihat kecantikan yang luar biasa dari wajahnya ketika menatapnya.

"Lo gak usah takut. Gue gak bakal apa-apain Lo, kok. Lo jauh dari tipe cewek yang gue mau," tutur Malvin membuat gadis itu menatapnya terkejut.

"Bukan, gitu," sahut Arumni yang merasa tak enak hati.

"Terus apa?" tanya Malvin yang membuat Arumni diam.

"Mau bareng sama gue?" tawar Malvin membuat Arumni menatap ke arah pria itu.

"Enggak, usah, deh," jawab Arumni sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kita Tak Seiman (UP VERSI LENGKAPNYA DI KUBACA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang