KTS 4. DARK CLUTCH

9.2K 828 126
                                    


Anehnya manusia tetap berusaha, walaupun hasilnya sudah dapat diketahui.

Itu harapan.

Senja sudah menampakkan wujudnya. Ia tak lagi malu dan bersembunyi lagi. Warna oranye yang begitu cerah membuat Arumni berdecak kagum atas hikmah dan kuasa yang Allah berikan pada setiap hambanya. Sore hari yang akan menjelang pada malam hari ini, Arumni gunakan untuk pergi ke minimarket yang tak jauh dari keberadaan rumahnya. Rumah Arumni ini terkenal dengan daerah yang elit dan sangat sepi saat sore hari begini. Arumni menolak untuk di antar supir karena ia ingin menikmati pemandangan pada sore hari yang begitu indah untuk di pandang dengan kedua matanya.

Saking indahnya pemandangan yang di suguhkan pada sore hari membuat langkah kakinya tak terasa. Arumni tak menyangka jalannya begitu cepat hingga minimarket yang ingin ia singgahi sudah berada di depan matanya. Tujuannya hanya ingin membeli makanan. Tapi niatnya ia urungkan karena ia melihat begitu banyak laki-laki menggunakan jaket serba hitam membuat langkahnya ia urungkan dan memahami siapa yang ada di situ. Matanya pun tertuju pada salah satu pria yang sangat ia kenal. Pria itu adalah Malvin yang tak lain teman satu kelasnya. Ternyata memang benar yang dikatakan oleh Sandra. Malvin merupakan ketua dari geng motor itu.

"Arumni!" panggil Rio saat tak sengaja melihat Arumni yang akan berbalik arah.

"Ya, Allah, selamatkan hamba," gumam Arumni menghentikan langkahnya dan berbalik arah.

Rio pun berjalan mendekatinya, dapat Arumni lihat para pria urakan itu menatap kearahnya karena salah satu teman mereka memanggil namanya. Arumni merasa heran kenapa pria sealim dan sebaik Rio bersama mereka? apakah Rio salah satu anggota dari geng motor itu?

Arumni pun memundurkan langkahnya saat Rio berjalan ke arahnya. Kaku itu lah yang ia rasakan. Kakinya sulit untuk ia gerakan ketika pandangan para geng motor itu menatap ke arahnya. Menundukkan kepalanya adalah salah satu jalan untuk menyembunyikan wajahnya.

"Kenapa Lo balik arah?" tanya Rio saat berada dihadapannya.

Rio dengan mata kepalanya melihat Arumni yang ingin menuju minimarket memutar badannya dan hendak pergi. Mungkin karena Arumni takut dengan keberadaan anggota geng motor yang tak lain adalah teman-temannya.

"Eh, enggak, kok kak," sangkal Arumni dengan senyuman canggung.

Senyuman itu seperti menyembunyikan ketakutan yang sebenarnya. Tak mau ia mengatakan dengan sejujurnya, bahwa ia berbalik arah karena para pria urakan itu berada di depan minimarket.

"Gue tau, Lo bohong," celetuk Rio membuat Arumni gelagapan ingin membalas apa.

"Aku mau ke minimarket, kak. Tapi kelihatan ramai, jadi aku balik arah," jelas Arumni dengan kepala yang menunduk.

"Yang, Lo maksud mereka?" Rio pun dengan jari telunjuknya mengarah pada segerombolan pria urakan yang sedang asik berbincang santai." Lo gak usah takut."

Arumni yang sempat menundukkan kepalanya pun mengangkat wajahnya dan mengikuti arah jari telunjuk Rio yang mengarah pada pria urakan itu. Pandangan lalu tertuju pada pria yang berada di hadapannya.

"Loh, kakak kenal mereka?" tanya Arumni dengan segala rasa penasarannya.

Detik berikutnya Rio pun mengangguk membuat Arumni membulatkan matanya tak percaya. Apa benar begitu? Apa benar pria sealim kakak kelasnya ini, bergaul dengan pria urakan seperti mereka? Memang zaman sekarang dalam dunia perkumpulan terutama geng remaja, tak di pilih-pilih terlebih dahulu.

Kita Tak Seiman (UP VERSI LENGKAPNYA DI KUBACA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang