KTS 6. Diam Itu Baik

7.9K 691 58
                                    

Terkadang senyum adalah cara terbaik untuk menyelesaikan banyak masalah, dan diam adalah cara terbaik untuk menghindari banyak masalah.


Udara sejuk seakan menyapa dirinya ketika melewati halaman sekolah. Rumput taman yang berembun membuat ia tersenyum bahagia. Setidaknya ia masih mendapatkan suasana pagi yang berbeda dari hari sebelumnya. Suasana yang sejuk, halaman sekolah yang terlihat sepi membuat dirinya menikmati perjalanan menuju kelasnya. Tak ada lagi tatapan penuh hina, cerca, dan komentar dari siswa yang melihat penampilan anehnya ini. Dengan berangkat pagi, membuat ia terbebas dari hal seperti itu.

Sepatu kets berwarna hitam miliknya menyusuri koridor yang terlihat sepi. Penerangan yang kurang membuat ia harus merasakan hawa mencengkam, tapi semua itu ia tepis ketika pintu kelasnya sudah berada didepan mata.

"Asalamualaikum." Dengan kedua tangannya, Arumni pun membuka pintu itu dan masuk kedalam.

Arumni pun duduk ditempatnya. Sesekali ia melemparkan pandangan ke penjuru kelas yang terlihat sepi dan tak ada orang itu. Ia pun membuka tas dan mengeluarkan satu buah novel yang selalu ia bawa sebagai bahan bacaan. Ia mulai mencerna kata demi kata yang ada di novel itu. Hingga suara decitan sepatu membuat ia menghentikan aktivitasnya dan menatap ke arah sumber suara.


"Malvin," lirih Arumni sembari menatap pria yang berada dihadapannya.

Tatapan tak percaya justru ia keluarkan ketika menemukan Malvin tengah berada dihadapannya. Bukankah seorang most wanted selalu datang terlambat bukan? Lalu, kenapa Malvin datang sepagi ini? Apa ini hanya sebuah ilusi baginya?

Malvin pun mengabaikan pandangan itu, justru ia meraih sebuah kursi dan duduk tidak berjauhan dari Arumni. Ia merasa senang ketika dikelas ini hanya terdapat mereka berdua saja.

"Malvin keluar, ya. Gak enak kalo kita berdua dalam keadaan sepi gini. Lagian kenapa Malvin berangkat pagi?" tanya Arumni sembari menoleh kearah Malvin yang sedang menatap kearahnya bertanya-tanya.

"Terserah, gue, lah. Emang kenapa? Lagian gue juga gak ada niat buruk sama lo," balas Malvin yang tak mengerti dengan jalan pikiran wanita hijab itu.

Menyuruhnya keluar? Padahal ia sama sekali tak ada maksud apapun, selain duduk disampingnya. Dirinya emang dikatakan nakal, tapi ia tak pernah menyentuh wanita yang berpenampilan seperti Arumni. Walau ia bukan orang Islam, tapi ia tetap akan menerapkan sikap saling menghormati.

"Arumni hanya takut timbul fitnah. Malvin keluar, ya. Gak enak diliat murid lain nanti," ucap Arumni sembari menundukan kepalanya.

Merasa hanya berdua seperti ini, membuat hatinya merasa khawatir dan tak nyaman dengan situasi seperti ini. Ia hanya ingin menjaga agar tak menimbulkan fitnah bagi dirinya juga Malvin.

Fitnah dalam Islam merupakan suatu hal yang masih banyak dilakukan oleh orang-orang untuk tujuan menjatuhkan orang lain atau untuk tujuan buruk lainnya. Fitnah merupakan suatu perbuatan penisbatan kepada oranglain dimana orang yang di tuduh tidak melakukan perbuatan tersebut.

Fitnah merupakan satu perbuatan yang sangat tercela karena dengan melaukan fitnah maka kita dapat mencemarkan nama baik, menurunkan harga diri orang yang di fitnah, dan banyak lagi masalah yang akan timbul untuk orang yang di fitnah.

Sehingga muncul pepatah bahwa fitanah lebih kejam dari pembunuhan. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan banyak dampak yang ditimbul baik itu untuk orang yang di fitnah maupun untuk dirinya sendiri. Dampak yang ditimbulkan akibat fitnah yaitu munculnya penyakit hati seperti syirik, angkuh, kikir dan juga dapat menyebabkan kesengsaraan, dan berbagai hal buruk lainnya. Seperti ayat dibawah ini:

Kita Tak Seiman (UP VERSI LENGKAPNYA DI KUBACA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang