KTS 7. Awal

7.4K 722 43
                                    

Untuk waktu yang tepat, dan segala sesuatu yang akan indah pada waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk waktu yang tepat, dan segala sesuatu yang akan indah pada waktunya.

"Biarin dia mau bilang apa, diam adalah cara terbaik untuk menghindari banyak masalah, San," ucap Arumni tidak mau ambil pusing tentang omongan Alena yang selalu menghina dirinya.

"Sampai kapan? Alena kalo dibiarkan bisa hina Lo terus. Gue gak terima, lah," balas Sandra memaparkan betapa ia kesal pada perilaku Alena yang tak pernah berubah dan berhenti untuk menyakiti orang lain.

Alena dikenal sebagai ratu bully yang selalu bertindak dengan pikiran licik yang ia punya. Tak ada ampun bagi korban untuk melarikan diri dari ancaman yang ia punya. Mungkin korban itu akan lolos, jika pindah sekolah dan menjauh dari kubangan masalah.

"San, Runi baik-baik, aja, kok," ucap Arumni memegang tangan Sandra, mencoba memberi ketenangan untuk sahabat barunya itu.

"Lo terlalu baik jadi orang," ucap Sandra menatap Arumni.

Sandra merasa bingung pada Arumni. Walaupun dirinya terus dihina oleh teman sekelas yang tak suka dengan dirinya, ia tidak pernah membalas perkataan mereka sedikit pun. Yang Arumni lakukan jika teman sekelasnya menghina, maka ia akan membalasnya dengan senyuman atau diam. Justru Sandra yang dibuat geram dan tidak terima jika ada yang menghina sahabatnya itu. Walaupun ia belum terlalu kenal lebih jauh dengan sosok Arumni, tapi ia merasa jika berteman dengan Arumni akan membuatnya jauh lebih baik.

"Kamu juga baik," ucap Arumni tersenyum.

"Mau ngerjain tugas kapan?" tanya Malvin secara tiba-tiba, membuat Arumni juga Sandra yang sedang berbincang menengok ke arahnya.

"Terserah, aja," jawab Sandra.

"Eh, lo! Minggir gue mau duduk," ucap Malvin mengusir pria yang duduk di bangku depan Arumni.

Pria bertubuh gempal dengan kaca mata yang selalu menghiasi wajahnya itu dibuat terkejut dengan perkataan Malvin. Pria itu pun kemudian pergi dan membiarkan Malvin untuk duduk di bangku miliknya. Memang perintah Malvin harus dituruti, jika tidak maka orang yang membantahnya akan terkena masalah.

"Jadi, yang benar kapan?" tanya Malvin menatap Arumni dan Sandra yang berada dihadapannya.

Arumni pun berfikir sejenak. Berusaha untuk mencari waktu luang untuk mengerjakan tugas bersama-sama." Gimana kalau hari Minggu? Aku yakin kalian pasti gak ada kegiatan, kan?" tanya Arumni yang disetujui oleh Sandra yang mengangguk mantap.

"Boleh. Gue juga free," ujar Sandra menyetujui usulan Arumni.

"Gue, gak bisa," timpal Malvin membuat kedua wanita itu menatapnya.

Kita Tak Seiman (UP VERSI LENGKAPNYA DI KUBACA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang