Karena

464 75 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ya, Sihoon sedang menunggu seseorang.

Lee Hangyul namanya

Mereka saling mengenal sejak keduanya menginjak kelas 5 sekolah dasar. Dan dengan bangga mulai memperkenalkan diri sebagai sepasang kekasih sejak Hangyul menyatakan perasaannya saat mereka berada di tingkat dua sekolah menengah akhir. Mereka menjadi pasangan yang manis di mata orang sekitar, mengingat Sihoon adalah jenis submissive yang lemah lembut dan Hangyul adalah dominan yang gentle dan humoris disaat bersamaan.

Hangyul selalu tau tujuan hidupnya sejak dulu. Ketika Sihoon dan remaja lainnya masih bingung memikirkan akan menjadi apa kelak, Hangyul sudah pasti memutuskan ingin menjabani profesi apa. Dia ingin menjadi pilot, itu yang dikatakannya pada Sihoon.

Sihoon, sebagai kekasih yang baik, mendukung penuh keputusan Hangyul. Rela menemani pemuda itu belajar berjam jam sampai bosan dan ditinggal karna Hangyul pergi ke akademi penerbangan, tapi itu sepadan dengan semua perhatian Hangyul dan waktu waktu yang Hangyul luangkan setiap malam dan akhir pekan untuk berkencan. Hangyul juga mendukungnya menjadi dokter, banyak bantu Sihoon yang bersiap untuk masa koas nya. Merasa mereka cukup dewasa untuk hidup terpisah dari orangtua, Mereka membeli apartemen dengan menggabungkan uang tambungan mereka dan mulai hidup bersama.

Saat Sihoon memasuki bulan kelima koas, Hangyul berhasil menjadi co-pilot di umurnya yang ke 22, sangat hebat karna banyak orang di angkatannya yang tidak diterima di penerbangan manapun.

Sihoon senang, tentu saja. Jika Hangyul bahagia dia ikut bahagia. Hangyul mulai bepergian selama tiga sampai empat hari dalam seminggu, menjalani penerbangan pendek. Awalnya berat bagi Sihoon, tapi karna dia mulai sangat sibuk di rumah sakit dia mulai melupakan kesedihannya. Lagipula rasa bangganya lebih besar, dia bangga Hangyul tetap berusaha meluangkan waktu semaksimal mungkin untuknya.

Tahun 2015, Sihoon sukses menjadi dokter spesialis anak. Kesibukannya mulai bertambah, membuatnya harus mengurangi waktu santai nya dan banyak menginap di rumah sakit. Hangyul juga sudah menjadi pilot di penerbangan internasional, terkadang hanya tinggal lima hari dalam sebulan. Pernah sekali dia tak bisa dihubungi selama dua bulan, buat Sihoon menangis khawatir dan nyonya Lee, ibu Hangyul, berjaga jaga jika ada berita kecelakaan pesawat. Ternyata dia dalam rute perjalanan Korea – Jepang – Taiwan dan kehilangan ponselnya saat itu. Setelah Hangyul pulang Sihoon memaksa agar mereka menginap di rumah ibu Hangyul selama Hangyul libur karna nyonya Lee sangat khawatir dan masih tidak percaya anak tersayangnya masih hidup.

Tahun 2016, tahun terakhir Sihoon bertemu dengan Hangyul.

Di awal tahun semuanya baik baik saja. Hanya jam terbang Hangyul menjadi lebih padat. Dia mulai tidak pulang dalam dua bulan, terbang dari satu benua ke benua lainnya. Tapi setiap dia pulang dia akan menghabiskan waktu penuh bersama Sihoon, memaksa si manis mengajukan cuti agar mereka bisa cuddle di apartemen mereka atau berkencan seharian penuh. Biasanya waktu libur Hangyul hanya satu sampai dua minggu, tapi itu cukup untuk menyembuhkan rindu selama dua bulan yang dipendam.

Our Page ; gyulhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang