pergi

308 46 20
                                    

"Sihoon, bagaimana pun aku harus pergi."

"Lalu tidak kembali lagi? Meninggalkan ku sendiri disini, ha?"

"Aku akan kembali secepatnya."

Sihoon terus merengek pada Hangyul selama perjalan menuju bandara. Matanya sembab, tangannya tak kunjung melepaskan cengkeraman pada lengan baju Hangyul.

Hangyul harus kembali ke Jepang untuk mengurus surat kepindahannya. Sudah seminggu dia berusaha memberi pengertian, tapi Sihoon tetap paranoid, takut ditinggal lagi untuk waktu yang lama. Dohyon, yang melihat Sihoon nya murung, ikut menangis tidak mau dipisah dari eomma nya itu. Jadi dengan kekehan geli Hangyul mengizinkan bocah kecil itu tinggal bersama Sihoon sementara dia kembali ke Jepang.

"Appa pat puyang ote?!" Pekik Dohyon dengan raut mengancam. Hangyul tertawa. "Siap, pangeran. Appa akan pulang secepatnya." jawabnya sambil melakukan high five . Sihoon masih mencebik sambil bergelayut di lengan Hangyul. "jangan pergi." rengeknya.

Hangyul tertawa mendengar rengekan Sihoon. "Hey, sweetheart. Tenang lah, aku tidak akan pergi terlalu lama. Setelah semuanya selesai, aku akan segera kembali. Jangan sedih ya, ada Dohyon yang akan menemani mu." ucap lelaki itu. Mau tak mau Sihoon mengangguk, sedikit ketidakrelaan tersirat di wajahnya.

Pmberitahuan keberangkatan terdengar. Hangyul mengecup bibir sihoon, lalu mengusak surai tebal Dohyon. "See you, prince, honey."












"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Sihoon menatap kosong ke depan. Dia masih duduk di kursi bandara, padahal pesawat yang ditumpangi Hangyul sudah lepas landas 15 menit yang lalu. Di sebelahnya Dohyon asik memamah baby donut yang dibelikan Hangyul sebagai salam perpisahan sementara.

"Sihoon hyung?"

Sihoon menoleh. Beberapa meter di belakangnya berdiri Wonjin dengan raut babyish khas. "Wonjin? Kenapa bisa ada disini?"

"Kan hyung sendiri yang menyuruhku menjemput hyung dan Dohyon kemari."

Ah, Sihoon lupa. Dia menggendong mengangguk, lekas menggendong Dohyon. "Ayo Dodo, Wonjinie, kita pulang." ucap Sihoon pelan. Si manis Kim itu berjalan gontai dengan Dohyon yang mengantuk di gendongan, diikuti Wonjin yang bingung harus melakukan apa. Dia tidak mau membuaf mood Sihoon semakin buruk, karna Sihoon dalam kondisi mood yang buruk akan sangat merugikan. Wonjin tidak akan pernah melupakan kejadian dimana Sihoon menghabiskan sekotak besar tisu di apartemen Wonjin dan Minkyu saat dia merasa sedih karna sesuatu yang tidak jelas beberapa tahun lalu.

"Hyung mau ku antar ke rumah sakit langsung?" Tanya Wonjin. Dia mempercepat jalan, mensejajarkan langkah dengan Sihoon. Sihoon mengangguk. "Iya. Aku titip Dohyon sampai sore nanti, boleh?" jawabnya datar, sekilas lirik Dohyon yang sudah terlelap di bahunya. Wonjin mengangguk cepat. "Tentu saja. Mau singgah ke suatu tempat terlebih dahulu?"

"Tidak. Dohyon mengantuk, jam istirahat ku sudah habis."

Sihokn yang sedang dalam kondisi buruk, sukses buat Wonjin menciut.









Sihokn yang sedang dalam kondisi buruk, sukses buat Wonjin menciut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










h – hai !:D

Masih adakah yang simpan work ini di library? apa ada yang nungguin update an work ini?:3

udah berapa lama zo hilang?:(
Kemarin kemarin zo kena writers block jadi gabisa up:(
Sekarang, saat ide mengalir deras dalam otak, ada ujian yang menunggu didepan:(
suka sad gitu huhu. . .


ini bonuusss

Ini Appa gyul:D





Ini eomma hun^^





Ini dedek dodo><





Our Page ; gyulhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang