Hangyul tidak bisa tenang
Tepat dua hari dia berada di Tokyo, pemerintah Jepang memutuskan untuk memberlakukan prosedur darurat nasional akibat covid. Hangyul mematuhinya, tetap tinggal di dalam rumah yang rencana nya akan dia jual. Tapi bukan perkara status darurat itu yang membuatnya khawatir.
Sumber khawatir nya sedang berdiam diri di salah satu ruangan rumah sakit. Sumber khawatirnya, Kim Sihoon.
Hangyul dengar dari Wonjin dan Wooseok, dua tetangga apartemen mereka, kalau Sihoon sudah hampir seminggu tidak pulang hingga Dohyon yang dititipkan bersama mereka mulai rewel. Beberapa hari setelah Hangyul pergi, Sihoon mendapat tugas, bisa dibilang tugas terberat di sepanjang karirnya dalam dunia medis. Pemuda manis itu diminta untuk merawat pasien di ruang isolasi pasien covid. Dan sampai hari ini Sihoom belum menampakkan batang hidungnya di sekitar apartemen
khawatir, jelas. Hangyul rasa dia hampir gila mendengar kabar itu
Beribu kali dia berusaha menghubungi. dan setiap mengangkat telpon sihoon hanya akan menuturkan kalimat kalimat penenang untuk Hangyul, mengingatkannya untuk tetap di rumah dan makan yang teratur, lalu mengakhiri sambungan dengan kalimat yang sama. 'Gyul, sudah dulu ya? mereka membutuhkanku'
Terkadang itu membuat Hangyul ingin menangis. Setiap helaan napas Sihoon yang terdengar, membuat Hangyul semakin ingit mendekapnya erat.
Biasanya Hangyul hanya akan berdoa di waktu waktu penting. Tapi kini pemuda Lee itu kerap ditemukan memejamkan mata dengan tangan betaut, memohon kepada tuhan atas keselamatan Sihoon dan Dohyon, juga keselamatan dirinya.
"Amen."
Hangyul menyudahi doa nya ketika sebuah panggilan masuk. Nama Sihoon tertera disana. Tak butuh waktu lama bagi Hangyul untuk mengangkatnya.
"Hey, how's life?" sapa Sihoon ringan diseberang sana. Hangyul terkekeh, menghargai ketenangan si manis. "Good. Gulingku mulai terlihat menggoda sekarang. How about you, sweetheart?"
Terdengar tawa parau Sihoon. "Same as you. Baru mengambil APD baru kiriman Seungwoo hyung tadi. Virus centil itu juga sepertinya maasih takut mendekatiku." kelakarnya. Tawa Hangyul terlepas. Sihoon, selalu bisa mencairkan suasana bagaimana pun keadaannya. "Kau sudah mencuci tanganmu kan, tuan Lee Hangyul?"
"Tentu saja sudah nyonya Lee Sihoon."
"Hangyuuuuull~" panggil Sihoon manja. Hangyul dapat membayangkan wajah lucunya saat mengucapkan itu. "Yes, sweetheart?"
"Aku sudah keluar dari ruang isolasi, dapat libur selama beberapa hari. Tapi aku tidak berani pulang ke apartemen untuk sementara..." Lirih Sihoon. Hangyul terdiam. "Kenapa begitu?" Tanyanya. "Itu... Para penghuni apartemen pasti khawatir aku membawa hal buruk pulang. Bagaimana jika mereka mengusirku dan Dohyon?"
"Itu tidak akan terja--"
"Iya mungkin Wooseok hyung, Wonjin dan Jinhyuk hyung tidak akan begitu. Tapi yang lain? Kita tidak tau gyul." jelas Sihoon. Hangyul menghela napas, Sihoon benar. "Lalu kemana kau akan pergi? Ruang istirahat di rumah sakit tidak akan cukup." Ucapnya pelan. Sihoon menggumam pelan. "Aku akan pergi ke hotel di dekat rumah sakit. Pemerintah membuat itu gratis untuk tenaga medis yang bekerja."
"Hati hati ya?"
"Huum tentu saja. Well, sejujurnya aku sedikit tidak enak badan."
Tubuh Hangyul otomatis menegang. Sekelebat bayangan berita yang dilihatnya di televisi lewat. "Kau baik baik saja kan? Sudah makan? Minum mu sudah cukup? Sudah periksa?" cerocosnya. Nada khawatir kentara sekali di setiap kata yang terlontar. "Iya aku baik. Hanya sedikit kurang minum, sepertinya. Aku juga belum tidur selama tiga hari ini. Kata Dokter Seo aku akan kembali pulih setelah istirahat dan minum vitamin."
"Hangyul ku.... Tidak usah khawatir, okay? Aku akan baik baik saja. Jangan cemas, virus itu tidak akan berani hinggap di tubuhku karna takut dihajar Appa Hangyul dan baby Dohyon."
"Andai aku bisa melakukan sesuatu untukmu dari sini."
"Ada! Cukup bilang kau mencintai ku dan aku akan merasa sangat terbantu."
Hangyul terkekeh. "Tentu saja. Aku, Lee Hangyul, sangat mencintai Kim Sihoon. Kemarin, sekarang, detik selanjutnya, dan tahun tahun berikutnya. Hingga selamanya, aku bersumpah hanya akan mencintai Kim Sihoon."
Tawa malu malu Sihoon terlontar. "Ya, ya. Aku percaya Lee Hangyul." ucapnya pelan. "Ada satu lagi, boleh?"
"Tentu saja."
"Setelah ini doakan aku. Sungguh, punggung ku sangan merindukan ranjang di kamar kita. Lidah ku tiba tiba rindu dengan makanan bikinan keluarga Han. Aku rindu semuanya, hingga kadang aku takut aku tidak bisa menemui yang ku rindukan karna ajal ku ternyata memang di ruang isolasi ini. Hueee Hangyul rasanya aku ingin kabur saja, tapi tidak bisa karna aku sudah bersumpah..."
Rengekan Sihoon sadar tak sadar buat air mata Hangyul jatuh dengan bebasnya. Segera dia menghapusnya, karna Hangyul tau Sihoon tidak akan senang jika dia menangis. "Tentu saja tuan putri, Aku selalu mendoakanmu."
Percakapan mereka berlanjut begitu saja, seputar kegiatan Hangyul, persediaan APD Sihoon, dan juga si kecil Dohyon yang diketahui tengah rewel ingin bertemu eomma di kediaman Wooseok dan Jinhyuk.
Sambungan terputus. Hangyul menghela napasnya
Pemuda bertubuh tegap itu meletakkan ponselnya diatas meja, lalu kembali berlutut di sebelah kasur. Tangannya bertaut, dia melanjutkan doa pagi nya yang sempat tertunda. Mengingat permintaan Sihoon, doanya semakin panjang. Hangyul melakukan itu dengan sangat khusyuk, dia benar benar meminta dengan sangat
Lalu selesai. Kata Amin meluncur dari bibirnya. Begitu pelan, terdengar tulus. Doa nya pagi ini begitu khidmat
Pagi ini, Hangyul melontarkan Amin paling serius nya.
ehehe zo in da buildinggg :D
Suka ga suka ga? Soalnya aku bikinnya tengah malam ini. Rencananya sih mau ku post pag, lihat aja nanti aku beneran post pagi atau engga hehewuntuk kalian para readers our page. . .
Di rumah aja ya, itu akan ngebantu dokter dokter yang sedang berjuang. Jangan petantang petenteng kemana mana. Iya aku telat ngingatinnya. Tapi setidaknya aku ingetin lagi nih.
Jaga kesehatan oke? berobat sekarang mahal:)Btw aku mau buat bank book pdxd. laku ga ya-'
Aku buat side story soal wonkyu, laku ga ya
Aku lanjutin book diaries, laku ga ya
:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page ; gyulhoon
Fanfiction"pulang lah, cerita kita belum usai" Sihoon telah menunggu, sedang menunggu, masih menunggu, terus menunggu, dan akan tetap menunggu Warn! -Yaoi -Gyulhoon area