Dohyon dan Lamaran nya

228 37 11
                                    

Sihoon akhirnya terbebas dari belengu rumah sakit dan bayang bayang virus setelah berjuang beberapa minggu. Dengan alasan perayaan dia memesan kotak pizza juga beberapa kotak donat untuk Wonjin dan keluarga Han serta keluarga Jinhyuk Wooseok yang sudah suka rela menjaga Dohyon selama dia bertugas. Untuk Dohyon? Sihoon sudah membelikan banyak susu kotak perisa pisang dan satu bucket besar ice cream. Dia tidak mungkin melupakan gumpalan lemak favorit nya itu.

"Gila hoon, berapa uang yang kau habiskan?" omel Byungchan, ditanggapi gedikan bahu Sihoon. "Harga semua makanan ini tidak seberapa dibanding APD satu set lengkap." balasnya santai. Byungchan menggelengkan kepala. "Ya kalau begitu kenapa kau tidak  membeli APD lengkap saja? Itu lebih dibutuhkan."

"Ayolah hyung makanan ini juga diperlukan~"

Setelah merengek beberapa saat, Sihoon kembali asik mengunyah potongan pizza didalam mulut. "Huumm ini lebih enak daripada makanan rumah sakit." gumam si manis. Seungwoo terkekeh. "Tentu saja, ayo makan sebanyak banyaknya hoonie. Kau harus mengisi kembali tenagamu." Ujar Byungchan sembari menyuapkan baby donnut ke mulut Dongpyo.

Dohyon yang sedang duduk di pangkuan Seungwoo menatap Sihoon dengan manik berbinar. "Eomma, onjin? Onjin nda diacih mamam? Usin? Uei? Nunu?" cerocosnya. Sihoon tersenyum lalu mengambil alih Dohyon, mendudukkan si kecil di pangkuannya. "Jadi, Dohyon nya eomma ingin berbagi makanan dengan Uncle Wonjin, Uncle Wooshin, Uncle Wei dan Jinwoo, hm?"

"Huum!"

"Tenang saja, eomma sudah mengirimkan pizza dan donat untuk mereka juga." Sihoon mengedipkan sebelah matanya, dibalas anggukan senang Dohyon. Pasangan Han tertawa. "Dohyon anak yang baik. Dia selalu berbagi makanannya dengan siapapun, walau sedikit." sela Byungchan. Senyum Sihoon tambah lebar menatap Dohyon, kentara sekali bangga. "Entah bagaimana cara Hangyul mendidiknya, tapi aku bersyukur Dohyon tumbuh sebaik ini." katanya tulus. Dohyon balas tersenyum, meski sebenarnya dia tidak terlalu mengerti apa yang sedang tiga orang dewasa ini bicarakan

"Wah, Aku lupa sesuatu." Seru Seungwoo. Selanjutnya pria berwajah bak dewa itu sibuk mencari sesuatu di tumpukan majalah di sudut ruangan. Yang lain hanya memperhatikan dengan diam sampai pria Han itu mengangkat tinggi tinggi sebuah kotak sepatu, barulah setelahnya tawa Byungchan pecah. Dongpyo terlonjak kaget. "Mama diyam! Pyo yagi fowuss mamam nii!" protes si anak. Sihoon memperhatikan dengan raut tak mengerti. "Kenapa hyung?" Tanyanya.

Byungchan masih sibuk tertawa saat Seungwoo menyodorkan kotak itu pada Dohyon. "Dohyon sayang, ayo lakukan rencana mu." ucap Seungwoo tenang. Mata Dohyon dan Dongpyo makin berbinar. "Diyakukan cekayang, papa?" Tanya Dongpyo. Seungwoo mengangguk. Dohyon memekik senang. "Tenchuu antel!"

Beberapa detik kemudian Dohyon dan Dongpyo sudah berlari lari ke arah dapur. Meninggalkan Sihoon yang terheran heran, Byungchan yang masih terbahak kencang, dan Seungwoo yang setia diam dengan senyum tenang nya.

"Apa yang barusan terjadi?"

"Tidak ada apa apa. Dohyon hanya akan mewujudkan impiannya."

Kerutan di dahi Sihoon semakin bertambah

Tak lama kemudian kedua anak berbadan cukup gempal itu kembali menghampiri mereka, tapi kali ini dengan penampilan yang mengundang pekikan gemas dari Sihoon dan Byungchan. Dohyon kembali dengan menggunakan mahkota mainan dan menggenggam erat sebuah pedang, sementara Dongpyo mengenakan sayap kupu kupu maina berwarna orange soft. Kedua bocah itu tampak berdebat dengan saling berbisik satu sama lain. "Ya Tuhan gemasnyaa..." lirih Sihoon. Diraihnya ponsel, membuka kamera dan mulai merekam. 

"Euummm Uncle Hoonie? Please com hel." Seru Dongpyo sembari menarik Sihoon. Sihoon tergagap mengikuti si kecil Han sementara ponselnya diambil alih byungchan. Dongpyo mengajaknya untuk berdiri di tengah ruang tamu, dengan Dohyon yang tiba tiba bertekuk satu kaki. 

"Loh loh, apa ini?" Tanya Sihoon. Demi apapun dia heran dengan semuahal yang terjadi. Dirinya coba menatap Seungwoo dan Byungchan, namun pasangan Han hanya melambaikan tangan. Oh, jangan lupakan senyum menyebalkan Byungchan.

"Eomma!" panggil Dohyon. Dikarenakan tubuhnya yang kecil dan posisinya yang sedang berjongkok, Dohyon terpaksa mendongak demi menatap wajah Sihoon. "Iya sayang?" Sahut Sihoon. Dohyon menyodorkan pedang mainan nya, menatap Sihoon penuh keseriusan. "Ayo eomma, meywi Oyon!"

"Marry Yon, Marry." ralat Dongpyo. Dohyon mengangguk. "Thas it. Mawwy Oyon, eomma?" Ulangnya

Tawa Byungchan dan Seungwoo kembali meledak sementara Sihoon menatap anak dari seorang Lee Hangyul dengan tatapan campur aduk. Sihoon menutup mulut dengan tangan kanannya, benar benar tidak habis pikir apa yang baru saja terjadi.

Bayangkan, Dia dilamar seorang bocah

Dan bocah itu adalah anaknya sendiri

Seluruh sendi Sihoon terasa ngilu mendadak. Dia ikut berjongkok, mensejajarkan tubuh dengan Dohyon dan Dongpyo. "Coba jelaskan, apa ini semua?" 

"Oyon tayang cekayi ama eomma! Pyopyo say alo tayang, hayus menika!"

Kini kepala Sihoon turut berdenyut. Dia menatap Dongpyo lembut, mengusap surai hitam tebalnya. "Dongpyo, sweetheart. Darimana pyo tau masalah pernikahan itu?" Tanyanya. Dongpyo menunjukkan cengiran lebar, mirip cengiran Byungchan. "Mama dan Antel Onjin bicala lewat teyepon."

Sihoon membuang napas. "Maaf Hoon, aku benar benar tidak tau mereka menguping sejauh itu, dan entah apa yang dipikirkan Byungchan hingga dia tidak tau kalau ada dua bocah menguping. Yang jelas malamnya Dohyon langsung mengutarakan niatnya untuk menikahimu. Aku bisa apa selain membantunya?" celetuk Seungwoo. Sihoon menggeram. "Hyung, kau bicara seolah olah dia benar benar melamarku."

"Eomma mau nda? Oyon capeee." Rengek Dohyon. Sihoon kembali menampilkan senyum simpul. Si manis kim itu menarik Dohyon untuk berdiri lurus, lalu menatap matanya lembut. "Maaf sayang, eomma tidak bisa menikah dengam mu..."

"Tapiii antel biyang antel cayang oyon!" seru Dongpyo tidak terima. Sihoon masih mempertahankan senyum, meski ujung bibirnya bergetar menahan tawa

Dikecupnya tangan tangan kecil Dohyon dan Dongpyo, tatap mereka lamat lamat. "Menikah itu bukan perkara yang mudah." Sihoon menghela napas perlahan. "Lagipula Dohyon masih kecil, belum saatnya menikah. Begitu juga dengan Dongpyo, jangan memikirkan pernikahan dulu ya? Selesaikan dulu pelajaran membaca kalian."

Raut sumringaj Dohyon dan Dongpyo meredup. Masing masing menarik tangan dari genggaman Sihoon, raca kecewa terlihat jelas dari sorot mata mereka. Tak lama setelahnya Dohyon mulai menangis.

"Ya ampun anak kesayangan eomma. Jangan menangis sayang." bujuk Sihoon. Ditariknya Dohyon kedalam pelukan, lalu menepuk nepuk pelan punggung mungil sang anak. "Jangan menangis, ayo kita lanjut makan donat. Dongpyo, kajja." Sihoon memilih menggendong Dohyon sedangkan ujung baju nya digenggam Dongpyo erat.

Manik Sihoon tatap pasangan Han yang tengah menahan tawa. "Aku tidak percaya aku membuat seorang bocah merasakan patah hati secepat ini." rengeknya pelan. Byungchan menggeleng, wajahnya memerah akibat tertawa terlalu lama. "Sihoonie, aku sudah mengirim video nya ke Hangyul."

Sihoon otomatis berlari kecil menghampiri Byungchan. "Unsend hyung! Aku maluuuu..."

"Tidak mau!" Byungchan tertawa. "Kita lihat bagaimana reaksi seorang Lee Hangyul saat calon istrinya direbut anak kesayangannya sendiri."

"Seungwoo hyung tolong jinakkan istri mu ini!"






"Seungwoo hyung tolong jinakkan istri mu ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





cie yang puasa. sabar sabar ya, tahan toxic nya dulu kkk~

aylapyu yang vote, apalagi yang komen:D








Our Page ; gyulhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang