Makan malam yang sudah di atur Emma di kediamannya belum mulai hingga jane muncul.
Emma memeluk calon mantunya itu, dan mengajaknya duduk di salah satu kursi samping mark dan juga sampingnya.
"Oh jane, kau terlihat manis dengan gaun itu syg" puji emma.
"Tidak secantikmu nyonya."
"Nyonya? Jangan sekali-kali kau memanggilku seperti itu lagi. Mommy. Panggil aku mommy. Kalian akan menikah, tapi kau memanggilku nyonya? Tidak akan ku biarkan."
Jane menatap mark sesaat, melihat pria itu tidak merespon apapun, dia kembali menatap emma.
"Aku seperti nya tidak yakin itu ide yang bagus nyonya."
"Kenapa? Ada apa?" Emma mulai panik dan sedih.
"Pernikahan kami masih jauh. Kami berdua bisa saja berubah pikiran sebelum itu. Sekarang, sesuai keinginan Mark, aku akan berusaha memposisikan diriku dengan benar di keluarga kalian. Tidak lebih dari sekedar tunangan mark yang dia beri cincin dengan paksa hanya karena dia tidak bisa menolak keinginan orang tuanya ingin membantu keuangan keluarga Ku." Tutur jane tegas. Bergetar. Mengingat tidak pernah dia menginjak harga dirinya sendiri seperti ini.
"Mark, kau setuju dengan yang dikatakan jane?" Tanya emma penuh tegas.
"Kurasa itu keputusan yang bijak mommy. Permisi, kalian seperti nya harus makan berdua saja. Aku ingin memgurus sesuatu dengan sekertarisku." Mark berdiri, meninggalkan ruang makan.
"Aku tau dia pasti membuatmu kesusahan selama rapat kan jane?" Emma menebak.
"Tidak sama sekali. Mark sangat professional. Kalian harus bangga padany. Dia sangat menolongku untuk mendapatkan investors itu."
"Sudahlah. Kita makan saja. Aku memohon maaf padamu jika mark memperlakukanmu salah selama rapat jane."
"Tidak perlu nyonya."
"Jika mark tidak ada, bisakah kau memanggilku dengan sebutan lain?"
"Tentu tante."
"Itu jauh lebih akrab dibanding nyonya. Terima kasih jane." Ucap emma sambil meremas pelan tangan gadis manis di sampingnya itu. "Ayo makan. Kuharap kau menyukai masakanku. Karena pst, anak-anakku membencinya. Apa tadi dia bilang? Mengurus sesuatu dengan sekertarisnya? Hah! Dia pikir aku bodoh. Itu hanya alasan karena dia tidak menyukai masakanku jane."
Mendengar itu jane hanya tersenyum ringan. Ingatannya kembali ke pagi dimana dia menemukan mark dan sekertarisnya di kamar yang sama. Termyata mommynya tidak tau soal itu.
"Ini enak.." ucap jane setelah mengunyah sesendok fettuccine.
"Kan? Thank god akhirnya seseorang memujiku." Emma bangga.
"Bumbunya memang agak hambar, tapi bisa kutebak kalau tante memang tidak suka sesuatu yang asin. Benar?"
"Oh Tuhan Jane! Bagaimana bisa kau menebakny? Kau tau selama ini suami dan anak-anakku selalu protes."
"Haha gampang tante. Sebenarnya kau tinggal menyediakan parmesan secara terpisah. Jadi, mereka bisa menambahnya jika merasa makanan itu kurang rasa."
"Aah.. kau benar. Astaga kenapa tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bodoh." Emma merasa benar-benar bodoh.
Jane tertawa. Emma pun.
"Kau mau parmesan syg?" Lanjut emma.
"Tidak perlu tante. Makanan akan terasa enak jika dimakan bersama orang yang baik."
"Dan cantik."
"Tentu saja."
Sekali lagi mereka berdua tertawa lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
addicted
RomanceDia tau semua tentang cinta sampai dia bertemu dengan pria yang bahkan tidak pernah mau berbicara padanya. Sedang yang satu lagi, Dia tidak tau apa-apa soal cinta sampai pria lain menyentuh wanitanya. Miliknya.