12

138 12 1
                                    

Pukul entahlah.
Masih pagi.
Mark menyempatkan dirinya ke bar Cecilia.

"Berikan aku vodka Cecilia." Dia memesan. Mengagetkannbeberapa pengunjung yang tengah melahap sarapan mereka yang, tanpa alkohol. Dan ya, Cecilia juga.

"Oh tentu. Aku akan membawakanmu segelas susu hangat dan sepiring sarapan." Ucap wanita itu berlalu ke dapurnya.

Sedang mark berlalu ke arah westafel. Membasuh mukanya dan kembali mencari meja kosong.

Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pikiran-pikirannya saling bertbrakan.

Apa yang kau lakukan mark?

Ingatannya terlempar ke beberapa menit lalu. Saat entah kenapa, dia mencium gadis yang.. jane? Mengingatnya saja membuatnya terdiam.

Dia membenci jane.

Mari kita mulai dari sana.

Bukan berarti dia mencintai gadis lain, tapi memang dia membenci jane. Dia membenci perempuan lain, selain mommynya, of course, tapi jane, dia bisa memastikan bahwa dia sangat membenci jane. Dia membenci perempuan yang merepotkan.

Tapi sekarang apa?
Dia menciumnya?
Itu hal baru. Setidaknya bagi seorang mark bastian.

Ya dia pernah tidur dengan perempuan lain.
Tapi mencium perempuan?
Itu hal lain bagi pria berumur awal tiga puluhan itu.
Dia mungkin pernah tidur dengan abby, tapi tidak menciumnya. Baginya itu hal yang sangat intim. Aneh tapi mark seperti itu.

Pertanyaan adalah, kenapa?

Apa jane sudah berhasil dengan misi rahasia yang diberikan orang tua mark yang tidak diketahui mark sendiri? Membuat mark jatuh cinta?

Tidak tentu saja.

Mark? Jatuh cinta? Membayangkannya saja membuat mark tertawa.
Untuk ukuran seseorang yang bahkan tidak percaya hukum gravitasi, cinta adalah hal mustahil.

Lantas apa? Kenapa dia mencium jane?

"Makanlah sarapanmu anak muda." Ucap cecilia menyodorkan merk sebaki penuh sarapan. Mendapati pria itu termenung.

"Cecilia, pernahkah seseorang menciummu tanpa alasan?" Tanya mark tiba-tiba.

"Oh terimakasih Tuhan, ku pikir anak ini gay." Cecilia menarik kursi di depan mark.

"Aku ? Gay? Kenapa kau berpikiran seperti itu?"

"Tidak hanya aku. Jordan juga."

"Aku ? Kenapa kalian membahasku?" Tanya jordan yang tiba-tiba muncul. Tidak riba-tiba. Mark sudah menelponnyantadi.

"Mark tidak gay, jordan" bisik cecilia.

"No way." Jordan kaget. Lega.

"Uhu. Dan dia mencium seorang perempuan." Lanjut Cecilia.

"No, fuckin, way." Jordan tidak henti-hentinya kaget. Juga lega.

"Serius? Kalian berdua sungguh berpikir aku gay?" Mark protes.

Jordan dan Cecilia mengangguk. Membenarkan.

"Kenapa?"

"Kau tidak mau berhubungan dengan perempuan?" Jordan memulai.

"Kau tidak pernah membawa perempuan ke barku." Dilanjutkan cecilia.

"Aku bahkan berpikir kau akan menikahiku." Tambah jordan.

"Heck! Aku bahkan berpikir kalian sudah memiliki hubungan diam-diam" cecile berterus terang.

"Apa? No!"

addictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang