[Cerpen] Gift oleh Oktaehyun

495 38 10
                                    

Gift
Penulis: oktaehyun


Taehyung memutar kursi sambil mengamati secarik kertas di sela jarinya. Yah, itu bukan kertas biasa. Melainkan sebuah undangan pertunangan antara Choi Minji dan Jeon Jungkook.  

Gadis yang disukainya. 

Taehyung berdesis, kemudian meletakkan secara asal undangan itu. Dia tidak bisa berpura-pura baik lagi kali ini. Rasanya, dia bisa gila kalau tidak mendapatkan Minji. Gadis yang murah tersenyum, menyenangkan dan pintar memasak. Well, Taehyung merasa kali ini hatinya benar-benar sakit memikirkan Minji. 

"Kau bisa datang, kan?" Itu suara Minji yang baru saja menghampiri Taehyung di kelas Biologi. Pria itu menoleh dan tersenyum singkat sambil mengambil kembali undangan itu. 

"Kuusahakan. Sepertinya aku sibuk sekali sebelum hari pertunanganmu itu. Ada sesuatu hal yang harus kukerjakan," kata Taehyung dengan raut wajah menyesal. Minji membuang napas, dia menggantungkan bahunya dengan lemas. 

"Aku berharap teman baikku bisa datang. Tapi kalau kau tidak hadir—" 

"Mungkin aku akan mengirimkan sebuah hadiah sebagai gantinya. Bagaimana?" potong Taehyung dengan raut wajah semringah. Minji sih lebih mengharapkan kehadiran pria itu. Namun, jika hal tersebut tidak menyusahkan Taehyung maka dia akan menerimanya saja. 

"Tapi kuharap kau menomor satukan kehadiranmu. Ah, aku ada kelas lagi. Sampai jumpa." Minji berjalan menjauh, membiarkan rambut bergelombangnya bergoyang dengan riang. Di ujung lorong, sudah ada Jungkook yang menunggu. Sekilas dia melihat Taehyung dan menatap pria itu tak suka sebelum akhirnya menghilang. 

***

Jungkook sudah berkali-kali bilang bahwa Minji harus menjauh dari Taehyung. Pria itu tampak sedikit tidak waras. Sekali waktu, dia pernah melihat Taehyung tertawa sambil menyilet tangannya di toilet belakang kampus. Namun, Minji tidak percaya begitu saja. Bagi gadis itu, omongan Jungkook hanyalah khayalannya karena sering menonton film bergenre thriller. 

"Sayang, tapi—"

"No, Jungkook. Aku merasa baik-baik saja berteman dengannya. Lagipula, apa kau tidak kasihan padanya? Dia itu anak yatim piatu. Bekerja untuk mencari tambahan membiayai kuliah. Dia cukup sopan denganku," jelas Minji panjang lebar. Namun, Jungkook masih terdiam. Dia masih kesal karena Minji selalu tidak setuju dengan usulannya yang satu itu. 

Melihat gelagat Jungkook yang masih kesal, Minji berangsur mendekat dan memeluk punggung lebar pria itu. 

"Kalau kau takut aku berpaling, itu salah besar. Kau akan bertunangan denganku, artinya aku hampir sepenuhnya milikmu. Kau tidak usah khawatir berlebihan." Jungkook memegang tangan Minji yang melingkar di perutnya, kemudian berbalik agar mereka saling berhadapan. Pria itu membuang napas sambil menyelipkan helai rambut ke belakang telinga Minji. 

"Kau bisa pegang omonganmu, kan?" tanya Jungkook. Wajahnya terlihat benar-benar khawatir. 

Minji terkekeh pelan. "Pasti, Sayang.  Aku hanya menikahi pria yang bernama Jeon Jungkook." 

Maka, tak ada alasan untuk menunda sebuah kecupan bagi sepasang muda-mudi tersebut. Seseorang yang terpaut jauh darinya memegang kamera dengan gemetar, memperbesar bidikannya sehingga dia bisa melihat jelas aksi bertukar liur itu. 

Sejurus kemudian, dia membuang permen karetnya dan berdecih keras. Pemandangan itu jelas menusuk hatinya, tapi dia tidak bisa diam saja. Dia harus memberikan kejutan menyenangkan untuk gadis itu. 

***

Taehyung berubah pikiran. Dia tidak jadi pergi ke acara pertunangan Minji dan Jungkook. Namun sebagai gantinya, dia bersenang-senang dengan tunangan Minji. Yah, sebagai perayaan kecil-kecilan karena mereka sudah resmi bertunangan.

"Wae? Kenapa kau seperti sesak napas begitu?" tanya Taehyung dengan tenang, sembari memainkan pisau di lekuk wajah Jungkook. Pria itu hanya melotot begitu ujung pisau mendekati matanya. Dia berusaha untuk bicara tapi hanya mengeluarkan suara dengungan yang tak jelas. Ditambah, darah terus-terusan keluar dari mulutnya. Beberapa waktu yang lalu Taehyung tak sengaja menusukkan dan memotong lidah Jungkook. Ups!

"Kubiarkan kau dengan Minji, tapi semakin lama kau semakin kurang ajar dan tidak tahu diri. Kau tahu, kan kalau aku menyukai pacarmu? Kau tahu rasa cemburuku terlalu membakar sehingga membuatku hampir gila? Kau masih tidak tahu juga?" tanya Taehyung kepada Jungkook yang hanya meracau.

"Baiklah, aku akan memberitahumu secara cuma-cuma. Sumber kecemburuanku dimulai dari sini," Taehyung mengangkat jari-jari Jungkook yang sudah lebam dan kotor dengan debu.

"Kau sembarangan memegang tubuh Minji, juga memegang tangannya setiap saat. Dasar sialan!"

Suara teriakan terdengar bersamaan dengan bunyi patahan di sela-sela jari Jungkook. Peluh sukses membanjiri wajahnya yang sebelumnya basah oleh darah. Tak henti-hentinya Taehyung menyakiti jemari Jungkook, bahkan dia sengaja mengambil palu dan mengetuk semua jari itu sampai patah dan pipih.

Setelah emosinya tersalurkan, Taehyung menyeringai. Membuang ludahnya dan mengenai persis di wajah Jungkook. Pria itu hanya melirik tak suka ditengah-tengah ketidakberdayaannya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu huh? Kau tidak senang denganku?! Cepat katakan!" Taehyung menjambak belakang kepala Jungkook sehingga wajah pria itu terangkat. Jungkook sudah setengah tak sadar dan hal tersebut membuat Taehyung tertawa terpingkal-pingkal. Kali ini dia menyalurkan kekesalannya karena pria itu selalu saja memisahkannya dari Minji di berbagai kesempatan. Tentu saja karena dia tidak suka dengan sosok Taehyung.

"Ayo, tunjukkan seringai atau tatapan tak sukamu padaku. Jangan pikir aku tidak tahu upayamu itu, brengsek!"

Taehyung mengambil kembali pisaunya dan menelusuri kembali wajah Jungkook.

"Kenapa kau sejak tadi diam saja? Ah, aku padahal ingin sekali melihat raut kesalmu padaku disaat-saat seperti ini. Tidak seru! Apa kau ingin semua ini berakhir?"

Dia bermain-main di lekuk mata.

Jungkook melirik Taehyung sekali lagi, hal itu membuat pria itu kesal.

"Baiklah, aku akan mengakhirinya, Jeon manis. Sabar sebentar lagi!" 

Pisau menghujam dan membolongi rongga mata Jungkook. Suarajya yang tersedak darah semakin kencang, tetapi Taehyung tak peduli. Dia sangat menikmati jenarinya yang menerobos semua saraf sehingga mata Jeon Jungkook bisa terlepas dengan indah.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia, Jeon tampan. Ah, aku akan membiarkanmu menikmati kecantikan Minji sebagai hadiah dariku. Itu kan yang kau mau?"

Jungkook menggeliat dan mengejang sebelum akhirnya benar-benar mati. Denyutannya sudah berakhir, dan Taehyung menyeringai lebar berkat hasil dari kerja kerasnya beberapa jam belakangan ini.

Sementara di tempat lain, Minji cemas bukan main. Sejak selesai bertunangan, Jungkook tidak bisa dihubungi. Ponselnya mati dan ternyata dia tidak membawa ponsel ketika terakhir kali pergi.

Bahkan beberapa hari setelahnya pun tidak ada yang tahu keberadaan Jungkook. Saat Minji sedang gusar, ada seseorang menghampirinya, lengkap dengan seragam jasa pengirim yang biasa digunakannya.

"Nona Choi, ada paket untukmu," sapa kurir itu hangat. Minji menanda tangani bukti lalu mengambil sebuah kotak berukuran sedang. Ah, apakah ini kejutan dari Jungkook? Pria itu kan suka sekali memberikan kejutan dan berpikir out of the box, batin Minji sedikit penasaran.

Minji. membukanya di teras halaman karena terlalu penasaran. Gadis itu membuka paket yang berisikan stoples silinder dengan banyak pita berwarna hitam. Secarik surat jatuh ke pangkuan Minji. Dia membuka surat itu dengan tangan gemetar setelah beberapa kali mencium bau anyir yang dikenal sebagai darah.

Kuputuskan untuk memberi apa yang kau suka. Bagaimana, hadiah ini sesuai dengan keinginanmu, kan? Jaga baik-baik. Aku sudah berjanji padanya agar bisa melihatmu sepanjang hari.

Minji mengenyampingkan surat itu dan membuka stoples itu. Betapa terkejutnya Minji ketika melihat sepasang mata dan lidah di sana. Minji tak sadarkan diri setelah dia melihat label kecil yang tertempel di sudut stoples itu.

"Biarkan aku melihatmu, Sayang—Jeon Jungkook."

***

Jurusan HMTK The WWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang