•8

1.1K 198 6
                                    

Beberapa bulan setelahnya, Arata memberikan kartu undangan. Ai menoleh, "Takuya dan Miwaki akhirnya menikah ya?"

Arata hanya mengusap tengkuknya sebagai jawaban. "Aku akan menunggumu."

Ai mengangguk. Meski sudah beberapa bulan ia mengakhiri hubungan dengan Takuya, namun dadanya masih terasa sesak. Pada akhirnya mereka tak akan bersama. Saat ini malah Arata yang ada di sampingnya. Menggenggam erat tangannya, memberi kekuatan. Tanpa sadar Ai kembali menangis. Nyatanya untuk merelakan kepergian seseorang, meski telah dipersiapkan tetap saja menyakitkan.

❇❇❇

Ai menggenggam erat tangan Arata ketika melihat Miwaki berjalan menuju altar. Takuya menunggu di altar. Keduanya terlihat begitu serasi saat berdiri berdampingan. Rasa sesak itu kembali datang ketika mendengar janji suci yang diucapkan. Ai menggigit bibirnya kuat, nyatanya masih semenyakitkan ini.

Arata menoleh, melihat bagaimana Ai kembali menangis. Ia tak tahu bagaimana agar Ai berhenti menangis. Rasanya begitu menyakitkan saat melihat Ai serapuh ini. Arata menarik dagu Ai ketika kedua mempelai berciuman. Di saat yang sama, bibir Arata dan Ai bertemu. Ciuman yang hangat dan menenangkan.

Untunglah keduanya berada di bangku paling belakang, sehingga tak menjadi pusat perhatian. Dari tempatnya, Takuya melihat keduanya berciuman. Sejak Ai ke rumahnya dan bertemu Arata, Takuya sadar bahwa adiknya tertarik dengan Ai. Entah bagaimana ia malah mendekatkan keduanya. Takuya mendecih, rasanya sesak meski harusnya ia bahagia.

Pada momen ini, Miwaki tahu jika hati Takuya tak akan menjadi miliknya. Tak akan secara utuh mencintainya. Takuya pun tahu jika sebagian dirinya telah ia serahkan pada Ai. Hubungan mereka tak hanya pelepas nafsu, tetapi lebih dari itu. Bagi Takuya, Ai adalah bunga yang tak dapat ia bawa pulang. Sesuatu yang ia kagumi dan ingin ia miliki.

Di sisi lain, Arata menyadari bahwa kedepannya Ai tak akan mudah melupakan Takuya. Di atas luka yang diberikan terdapat cinta yang tak mudah dikubur. Takuya akan selalu menjadi pahlawan dalam hidup Ai dan itu tak akan berubah. Bahkan meski keduanya berpacaran, akan selalu ada tempat yang tak akan dapat Arata isi. Sebuah tempat khusus untuk Takuya.

Ai sadar bahwa Arata menyukainya dan mungkin meski sedikit Ai merasakan hal yang sama. Namun, saat ini entah sampai kapan Ai berharap bahwa dirinya yang berdiri di sisi Takuya saat ini. Bahkan sering kali saat menghabiskan malam bersama Arata, wajah Takuya lah yang ia bayangkan. Beberapa kali nama itu terucap, namun Arata tak pernah mempermasalahkannya.

Kalau dipikir, Ai begitu beruntung karena Arata ada di sisinya. Jika saja yang ada di sisinya adalah Takuya. Jika saja keduanya bisa bersama. Namun, semua kata jika itu terhapus ketika mempelai baru itu melewati keduanya. Hanya saja, jauh di lubuk hatinya Ai berharap Takuya akan menjadi milinya.

end.

gahhh kentang
maaf gais
intinya di sini sesuai judul
kelanjutan ai dan arata bisa kalian bayangkan sendiri ehshe
makasihhh udah baca, komen, dan vote!!!
maaf kalau gak sesuai ekspektasi ehehe aku pengen nyoba nulis tentang ini soalnya ehhe
-amel

i wish you were mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang