Prolog

3.1K 82 19
                                    

Pintu ruang inap di rumah sakit pelita terbuka menampakan wanita paru baya yang sedang tertidur dengan muka pucat dan infus ditangan nya.

'Seseorang' yang membuka pintu ruang inap itu mulai melangkah pelan ke arah wanita paru baya tersebut,ia mengelus pipi wanita itu pelan dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah nya.

"Nghh" ucap wanita paru baya pelan

"Sarah...?"

"Hm?" Ucap Sarah

"K-Kenapa kau ada di kamar ku?"

"Salah aku menjenguk sahabatku sendiri Tiara?"

"N-nghh tentu tidak tapi kenapa kau menggunakan jubah?" Tanya Tiara

"Diluar sedang hujan" Jawab Sarah

"Apakah aku mengganggu tidur nyenyakmu?" Lanjut Sarah

"Tentu saja tidak,aku malah senang kau ada disini dan sedikit merasa bersalah karena membuatmu kehujanan"

"Tidak apa-apa, lagipula sedikit berkorban untuk seorang sahabat bukanlah masalah besar"

"Apa perlu kuambilkan handuk? Aku rasa baju yang basah akan membuatmu sedikit tidak nyaman"

"Tidak perlu itu akan semakin membuatku lama berada disini"

"Maksudmu?"

"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya aku harus segera pulang"

Sarah mendekatkan bibir nya ke telinga Tiara dan membisikan sesuatu

"Sampai bertemu lagi itupun kalau kamu beruntung"

Sarah menjauhkan dirinya dan mulai berjalan ke arah pintu,saat sampai di depan pintu dia membalikan badan nya dan menembakan pistol ke arah Tiara.

TARRRR!

Peluru dari pistol itu mendarat tepat di jantung Tiara membuat darah mengalir deras disana dan dipastikan Tiara tewas ditempat.

Melihat hal tersebut Sarah tersenyum tipis dia mengambil kantong plastik kecil dari saku jubah nya dan mulai berjalan ke arah ranjang.

Saat sampai di ranjang ia berjongkok dan membuka kantong plastik kecil tersebut dan mulai menadah darah yang mengalir dari jantung Tiara.

"Anggap saja darah ini sebagai souvenir Tiara"

"Atau aku perlu mengambil souvenir yang lainya? Seperti ginjalmu,otak atau ususmu?"

"Sebagai sahabat yang baik hmm maksudku bodoh kau pasti memberinya tapi itu akan membutuhkan waktu yang lama"

"Oh yah tenang saja saat pemakamanmu nanti aku akan berpura-pura menjadi orang yang paling sedih di dunia"

"Kau tidak perlu meragukan aktingku"

"Oh yah tunggu kabar pernikahanku dengan suamimu yah"

"Tenang saja aku akan mengundangmu"

"Undangan nya akan kukirim melalui kuburan express"

Setelah mengucapkan kata itu Sarah kembali ke rumah nya.

Tidak sadarkah dia bahwa anak laki-laki berumur 7 tahun menyaksikan semua nya di kamar mandi.

Mamanya dibunuh, direndahkan di depan matanya sendiri, malaikat yang selama ini menjaga dirinya telah dianiaya oleh sahabatnya sendiri.

"Kalau Tante bisa bunuh mama, aku juga bisa bunuh Tante" ucap anak laki-laki itu pelan

Masih BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang