Bab 8

1.1K 51 20
                                    

Ini adalah pembegalan!

Serahkan vote dan komen mu!


Happy Reading!

Setelah hari Minggu, besok nya hari Senin entah ini keberuntungan atau bukan hari Senin yang melelahkan diganti dengan rebahan seharian, karena apa? Tanggal merah dude!

Nayya mengikat rambut nya menjadi kuncir kuda, mengoleskan lipbalm ke bibir nya dan mengambil kantung yang berisi makanan kucing.

Nayya melihat daftar kegiatan nya hari ini, memberi makan kucing dan membeli beberapa bibit tanaman, tidak terlalu padat tapi Nayya tetap harus menjalankan nya.

Nayya berjalan riang sambil menghirup udara segar, menyapa beberapa tetangga dengan lambaian tangan atau sapaan ringan, dan sesekali bersenandung kecil

Tidak jauh dari tempat nya berjalan, seorang dengan motor kesayangan nya mengamati nya dari jauh, bibir nya menyunggingkan senyum kecil, sang pengamat adalah Rajadin Putra Bacthera.

Tidak banyak kegiatan yang akan Putra lakukan hari ini, Dari pada menganggur lebih baik mengamati musuh dan mencari cara menyakiti nya kan? Ini bukan alibi jadi semuanya tolong percaya!.

Kaki jenjang Nayya melangkah ke arah tempat yang lapang, cukup kumuh dengan banyak kucing, Putra mengernyitkan dahi nya bingung, untuk apa Nayya kesini.

Nayya tersenyum senang melihat para kucing langsung berkumpul ketika dia datang, menyapa kucing-kucing tersebut dengan nama yang sudah dia buatkan sebelum nya.

"Hai Felicia Anindita Putri Natalia Shinta Naomi Salsabila apakabar?" Ucap Nayya dengan satu tarikan nafas pada kucing bercorak hitam putih

"Hai Caroline anak mama Nayya yang ke 6 yang jarang mandi suka rebutan makanan sama kakak-kakak nya suka cium mama Nayya, yang mau makan nya disuapin yang ga tau malu berak di depan orang yang lagi makan, kamu apakabar nak?" Ucap Nayya kepada kucing bercorak putih polos.

Nayya memulai kata sambutan nya, dilanjutkan dengan kata sambutan dari perwakilan kucing-kucing jalanan, penerimaan makanan secara resmi, suapan pertama dan doa sebagai penutup.

Nayya mulai membagikan makanan nya kepada kucing-kucing jalanan, setiap kucing menerima satu genggam whiskas.

Nayya tersenyum menatap semuanya, tidak ada niat untuk mengisi perut nya padahal ia sama sekali belum makan melihat kucing-kucing jalanan makan dengan lahap sudah cukup untuk mengganjal perut nya.

Putra menyaksikan semua nya dari kejauhan, sedikit terpanah dengan kebaikan Nayya kepada makhluk berbulu yang manis.

Tak jauh dari tempat nya parkir, ia menatap sekumpulan anak laki-laki sedang bermain layang-layangan, salah satu kegiatan terlintas di otak nya, Putra tersenyum tipis dan mulai menghampiri anak laki-laki itu.

Masih BertahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang