10. Kode Pesan Raffles

11 2 0
                                    

Diego, Tiara, Jojo, dan Hasan berkumpul lagi di perpustakaan pada saat istirahat pertama. Hanya perpustakaan tempat yang menurut mereka paling nyaman untuk membahas masalah yang mereka hadapi. Mereka tidak mempercayai tempat lainnya karena terlalu banyak kuping yang dipasang, apalagi sekarang posisinya mereka semakin sulit dikarenakan munculnya rival yang cukup kuat dengan jabatannya.

Seperti biasa, ruangan di dalam perpustakaan sejuk dan sepi. Hanya ada Bu Tri yang duduk ditempatnya dan tidak ada orang lain. Buku-buku semua tersusun rapi dan sedikit berdebu karena jarang disentuh. Bu Tri ditempatnya hanya memandang buku yang sedang dia baca, sebuah buku kumpulan jurnal mengenai lingkungan hidup.

Siapa juga yang mau ke perpustakaan waktu istirahat pertama, pikir Diego begitu melihat sekitar perpustakaan yang sepi. Banyak yang lebih memilih kantin lah buat isi perut.

Ngomong-ngomong soal perut, Diego padahal sangat lapar sekali. Semua aksi yang dia lakukan tadi pagi bersama teman-temannya membuat perutnya keroncongan. Tetapi entah bagaimana, dia menutup rasa laparnya dengan antusias dia akan bercerita beberapa saat lagi.

Setelah memilih tempat duduk yang posisinya agak cukup jauh dengan Bu Tri, Tiara yang memulai pembicaraan seakan dia yang memimpin ekspedisi.

"Teman-teman, laporan?" Tanyanya dengan bisik-bisik. Tiara sambil menaruh catatan dan ponselnya di atas meja.

"Aku dan Hasan aman." Kata Jojo membalas bisikan Tiara. "Tidak ada yang melihat kita saat mengetuk jendela kantor Pak Mariono."

"Baguslah." Kata Tiara dengan lega.

"Bagaimana dengan kalian?" Tanya Hasan. "Kami agak panik sedikit panik saat kalian belum keluar ruangan dan Pak kumis-tebal itu sudah masuk lagi." Hasan memang suka mengejek orang lain.

"Hmm—seperti menonton film horror." Kata Diego dengan pelan. "Kalian tidak tau betapa menyeramkannya Pak Mariono itu."

Jojo dan Hasan menatapnya dengan serius. Mereka sepertinya sangat penasaran apa yang terjadi kepada Diego dan Tiara pagi tadi.

"Aku sudah bilang ke kamu kalau aku tidak percaya padanya." Kata Tiara kepada Diego.

Diego mengangguk setuju sambil mengatakan, "belum dua hari dia menjadi kepala sekolah, dia sudah bikin aku jengkel."

"Apa yang terjadi?" Jojo duduk sedikit maju untuk bersiap mendengar cerita mereka.

Diego dan Tiara menjelaskan semuanya dari awal bagaimana mereka masuk sampai mereka keluar ruangan. Tidak lupa juga Tiara menjelaskan tentang Si Kairun yang berbadan besar yang pernah dia temui sebelum dia pindah sekolah dan Si Pitung yang mempunyai banyak anggota. Diego menjelaskan bagaimana Pak Mariono mengolok sekolahnya.

"Dia serius bilang begitu?" Tanya Jojo dengan nada kesal.

"Yes, jelas sekali." Diego menaikkan suaranya, mungkin bisa didengar sampai Bu Tri. Dia tersadar dan memelankan suaranya. "Tiara aja juga mendengarnya, ya 'kan?"

Tiara mengangguk. Sekarang giliran Hasan dan Jojo yang kesal.

"Sialan." Kesal Hasan.

"Iya, sialan. Orang seperti dia tidak cocok jadi kepala sekolah." Kata Jojo juga kesal.

Diego lega setelah menceritakan rasa kesalnya, sekarang dia benar-benar merasakan rasa laparnya. Dia harus menahannya sebentar lagi.

"Walaupun benar sekolah ini prestasinya dikit, seorang kepala sekolah harus benar-benar nge-push siswanya untuk bisa lebih banyak menghasilkan prestasi." Lanjut kesalnya Jojo dengan suara seperti presiden. "Aku banyak dapat teman dan pengalaman disini dan Pak kumis-tebal itu dengan gampangnya bilang sekolah ini payah?"

Harta RafflesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang