#18 Two Side's

88 3 0
                                    

Author pov.

Perempuan dengan rambutnya yang bergelombang itu terus berjalan di teras rumah seseorang yang dia kenal. Wajahnya terkesan tidak sabar. Ia menggigit jarinya resah sampai akhirnya pintu rumah itu terbuka dan menunjukan seorang laki-laki yang tengah mengenakan baju kasual yang sudah rapi.

"Mau apa lo kesini?" Tanya si penghuni rumah dengan nada kurang ramah.

"Kasih tau gue sekarang Varo dimana" perempuan itu membalasnya dengan perintah. Pria yang berada dihadapannya menaikkan halis.

"Lo pikir gue babu lo gitu?" Pria itupun berbalik dan mengkunci pintu rumahnya.

"Gak seharusnya lo acuhin gue" ucap perempuan itu tidak terima.

"Gak seharusnya lo nyuruh-nyuruh gue" balas pria itu tanpa berbalik.

"Ish! Lo bisa gak sih kasih tau aja gue Varo dimana?! Gue mau ngomong sama dia!" Rengekan perempuan itu terdengar sangat mengganggu hingga pria disana mendesah pelan lalu berbalik lagi padanya.

"First,lo itu orang aneh paling gj yang pernah gue temuin. Kedua,mau lo ngancem gue pun,gue males nurutin apa yang lo omongin barusan. Thats not my bussiness. Terakhir,gak ada yang namanya kesempatan kedua buat cewek bajingan kaya lo" mata perempuan itu membesar.

"I know,I know. Lo pasti gak terima ya divilang bajingan? Then,gimana kalo cewe murahan aja yang udan nyakitin mantannya demi popularitas dan harta terus balik lagi deh pas mantannya mulai ada duit dan famous? Gitu bukan,Sel?" Ya,Drisella. Dia terdia dengan wajah yang merah memadam.

"Lu deketin temen gue buat numpang nama atau nguras duitnya,sel? Coba kasih tau! Gue cariin pejabat tua aja dah atau gak raden yang nyari selir. Mayan tuh,duit ada,punya nama. Kenapa harus Varo?" Sifat sarkas Ojan,si pria ini memang jarang diketahui oleh orang lain. Hanya berada di titik-titik tempramennya sedang naik,seperti sekarang.

"JAGA OMONGAN LO!" Kalimat itu penuh penekanan,amarah juga tidak suka keluar dari mulut Drisella. Telunjuknya menunjuk tegas wajah Ojan yang tengah menatapnya remeh.

"Dijaga? Lo kira omongan gue dokumen penting negara? Ck,pantes aja Varo enek banget sama lo. Orang kelakuannya aja ancur gini" Ojan melipat tangannya didepan dada dan tersentum remeh.

"Lo gak perlu sok ngejudge gue tanpa tau apa-apa. Gua bisa aja laporin lo atas pencemaran nama baik" mendengar itu,sontak Ojan terkekeh.

"Ckck,yodah gih laporin aja. Gunain profesi bokap lo buat jeblosin gue. Tapi sebelumnya,asal lo tau ya? Gue tau gimana bejad lo,sel. Terutama pas manfaatin temen gue"

"Lo manfaatin dia karena dia lagi ada masalah keluarga yang gak mungkin lo pahamin. Lo mainin perasaam dia disaat dia udah tulus sama lo. Lo peralat dia supaya jadi boneka lo sama bokap lo yang bisa lo mainin seenaknya. Karena kondisi dia yamg emang lagi terpuruk,apa dia harus sakit hati lebih lagi? Lo kira gue gak tau? Lo pikir gue sebego apa sih,Sel?!" Sella benar-benar kehabisan kata-kata namun setelah 40 detik diam akhirnya dia bersuara.

"Ini semua gak ada kaitannya sama itu. Gue disini cuma pengen balikan sama Varo dan minta maaf sama dia"

"Yakin? Kenapa gak dari dulu? Ohh,atau karena lo tau kalo Varo di kasih sebagian harta bokapnya terus lo deketin dia? Atau,setelah lo tau Varo itu anaknya makin famous dan lo pengen ikut tenar? Atau,lo mau peralat dia buat bikin ribut sama orang lain lagi? Atau mungkin,ada alasan baru,Sel? Sebutin coba!"

"Lo... Brengsek..." ucapannya meski terbata-bata,tersirat nada kebencian didalamnya.

"Gak ada yang bilang gue baik,tuh. Dah lah,intinya lo gausah deketin Varo lagi. Dia lebih baik gausah berhubungan sama lo lagi" Ojanpun berjalan melalui Drisella yang masih menatapnya tidak suka namun saat sampai di dekat pagar dia berhenti sebentar dan menoleh kebelakang.

PhotographWhere stories live. Discover now