#8 'Caper(?)'

41 3 0
                                    

Author pov.

'Mah,Pah. Liat,Jagan gambar kalian sama abang. Ada pelangi. Cerah' ucap anak kecil itu dengan senyuman manis beserta lesung kecilnya itu.

'Duh,kamu jangan banyak ganggu. Liat,abang jadi susah mau belajar. Pergi sana' ucap ibunya disana. Bocah berusia 7 tahun itupun berlalu dengan wajah cemberut,sedih.

Dia berjalan menuju kamarnya dengan menatap gambar yang ia buat. Tetes demi tetes air mata keluar dari matanya. Anak itu berpikir,aku hanya ingin diperhatikan. Cukup itu,apakah begitu sulit bagi kalian?. Begitulah pikirnya.

Anak itu pun memeluk gambarnya kuat-kuat dan menjatuhkan tubuhnya yang lemas. Bekas air mata masih tertinggal disana. Namun,anak itu menghapus airmatanya kasar dan berjanji pada dirinya sendiri.

'Pokoknya Jagan harus kuat. Gak boleh cengeng' ucapnya yakin pada dirinya sendiri. Tepat saat itu juga,seseorang mengetuk pintu kamarnya.

'Agan,abang mau masuk...' panggilnya diluar kamar. Senyum anak kecil itu kembali terukir dan membuka pintu dengan perasaan girang.

'ABANG!!!' anak itu memeluk kakaknya,dan tentu kakaknya membalas.

'Bang,tadi Jagan ngegambar loh!' Ucap anak kecil itu.

'Wah,abang pengen liat coba' pinta kakaknya. Anak kecil itupun memberikan gambarnya.

'WAAAAAA,BAGUS BANGET AGAN!! Abang yakin,kalo kamu dah gede kamu pasti bakal jadi pelukis yang hebat' anak berusia 14 tahun itu berusaha memuji adiknya.

'Iya,Jagan mau. Tapi,papa sama mama gak suka,Bang. Jadi,Agan mau nurutin sama apa yang mereka suka aja biar mereka sayang Agan kayak ke abang. Hehehe' mungkin wajahnya terlihat menggemaskan,namun kalimat polos itu sukses membuat kakaknya menatap sendu adiknya dengan senyum kecut yang ia ukir. Kakanya itu mengelus lembut wajah gembul adiknya.

'Agan,gak boleh ngelakuin hal yang kayak gini lagi buat mereka yang gak bisa hargain kamu. Sia-sia,okey?'

'Tapi,kenapa bang? Kan Agan sayang mereka,mereka orang tua Agan. Mereka juga pasti sayang Agan,yakan?' Ucap anak itu polos. Kakaknya bukan menjawab,melainkan memeluk anak itu.

'Iya,Agan. Mereka sayang Agan,dan bakal sayang Agan. Tapi,Agan gak perlu kayak tadi lagi karena Abang sayang kamu. Agan sayang Abang,kan? Abang cuma gak mau kamu dicuekkin lagi sama mereka,cukup sampe hari ini aja ya? Tenang,kamu masih Agan-nya Abang kok. A'brother?' Kakanya itupun membuka telapak tangannya dihadapan adiknya.

'TOGETHER FOREVER!!!' Anak kecil itu memberikan high five pada kakaknya dan memeluknya lagi dengan erat beserta perasaan bahagian yang mengalir. Berbeda dengan kakaknya,yang berpikir bahwa semua ini akan berakhir. Hanya ada ketulusan dan itu sudah cukup. Antara dia dengan adiknya yang ia sayang melebihi dirinya sendiri. Tidak ada orang lain.

.

"HAH.... HAH.... HAH...." pria itu bangun dengan deru nafas yang tidak teratur. Kenapa penggalan masalalu harus berputar kala ia tertidur? Melelahkan.

"Gila,pusing banget gue. Gua minum kebanyakan,mana make mual la---" saat ia hendak menghabiskan kalimatnya,ia sadar bahwa keadaannya asing. Lebih tepatnya keadaan kamar.

"Tunggu,ini bukan kamar gua deh. Lah,LAH?! NI GUA DIMANA,ANJIR?! GUA DI CULIK YA?! YAALLAH! ATAU JANGAN-JANGAN ADA TANTE GIRANG YANG BAWA GUA KESINI?! ASTAGFIRULLAH! HUAA,PEN BALIK GUA! ABANG!!!" Hebohnya membuat seisi kamar penuh dengan suaranya.

PhotographWhere stories live. Discover now