chapter 5

139 29 10
                                    

Seperti ini ya,rasanya dijatuhkan lalu diterbangkan kembali. - Tiara Agatha


Hanya rooftop yang mengerti perasaannya saat ini. Tiara tidak bisa menahan tangis untuk kedua kalinya.
"Kenapa rasanya sakit sekali?" batinnya.

Tiara langsung mengambil ponsel, dan langsung mencurahkan isi hatinya melalui catatan. Dia memilih menggunakan ponsel ketimbang menulis diary, hanya membuat tangannya merasa pegal dan jujur ia malas.

Singkat aja yaaa
Untuk hati, yang kuat ya ngadepin sikap Reza kayak tadi. Jangan nangis, jangan cengeng, Reza kan pernah bilang, kalo apa apa nggak boleh nangis. Cengeng itu bikin kamu kelihatan lemah.

Setelah menulis curhatannya Tiara langsung memasukan ponsel kedalam saku roknya. Dia memutuskan untuk kembali ke kelas, ia tidak mau berlama-lama menangis. Ya,memang menurutnya rooftop sekolah tempat paling nyaman selain sejuk Tiara bisa mendapat ketenangan juga.

Tiara pun membalikan badannya, namun Tiara terkejut teryata di hadapannya ada seorang cowok yang sedang berdiri. Wajah tampan dan manis yang tak lain pacarnya sendiri, Reza.

"Eh Reza kamu ngapain disiniii" tanya tiara setelah melihat kehadiran Reza. Ternyata Reza sudah lama berada disitu, dan Reza pun membaca catatan Tiara yang ia tulis di ponselnya tadi.

"Aku minta maaf.. "

Tiara yang mendengar ucapan Reza tadi, kaget bukan main, dengan suara lembut yang Reza miliki, membuat tiara luluh dan gugup dalam sekejap.

"Aku minta maaf Tiara" lanjut Reza

"Eh i- iya, gapapa, lagian aku yang salah kok" Jawab Tiara tersenyum-kaku

"Habis nangis?"

"Eh nggak, tadi habis cuci muka"

"Di rooftop ada wastafel?"

Tiara terdiam, ia tidak memiliki alasan untuk berbohong lagi.

"I-Iya tadi habis nangis, tapi sebentar sih nggak lama kok hehehe"

"Udah gendut, cengeng lagi" Balas Reza dengan senyum tipisnya sambil mengusap air mata Tiara yang masih membekas

"Gapapa gendut terus cengeng juga. Yang penting kan ada yang sayang hehe"

"Gue? Sayang lo? Gila aja mana mungkin gue sayang lo"

Tiara diam dan merasa bingung dan kaget dengan jawaban Reza tadi.

"Bercanda. Jangan baper, iya aku sayang sama kamu, jangan nangis lagi, jelek. Dan Aku minta maaf soal tadi"Ucap Reza sambil mencubit pipi Tiara, seketika pipi Tiara merona.

Lagi, lagi dan lagi. Tanpa Reza sadari dia sudah membuat hati Tiara luluh dengan ucapannya. Suara lembut bukan ciri Reza. Tetapi saat ini? Suara lembut namun tegas membuat Tiara luluh. 'gilaaaa'pekik Tiara dalam hati

"Udah yu kita ke kelas, nanti kalo telat masuk kelas dimarahin, kan kelas aku sama kamu beda, jauh lagi nan-" Ucap tiara yang langsung di potong oleh Reza

"Udah ayo, bawel" Ajak Reza yang sambil menggenggam tangan Tiara. Tiara hanya bisa diam dan tidak bisa berbicara apapun. 'Ya Allah tolong gue baper'

Tiara tidak memperdulikan tatapan orang disekililingnya. Ada yang menatapnya iri, kesal, dan ingin berada di posisi Tiara.

"Sana masuk kelas"

Tiara yang sedari tadi melamun terpesona ,kembali sadar. Ia kesal mengapa harus sebentar, padahal Tiara yang sudah beberapa kali bolak balik dari rooftop ke kelasnya namun terasa lama.

"Udah cepet masuk"

"Eh iya iya ini mau masuk" Jawab Tiara

"Aku ke kelas dulu ya" Ucap Reza

"Rezaaaa"

"Apa?" Tanya Reza

"Dadahh" jawab Tiara sambil melambaikan tangannya dengan senyum yang sumringah.

Reza hanya membalas senyuman dan langsung menuju ke kelasnya. Walapun begitu, itu sebuah keajaiban besar bagi Tiara, jarang sekali Reza senyum kepadanya. Tiara pun langsung masuk ke kelasnya.

"Gile gile gile gile gile gile sumringah banget nih"  sindir Ayundi

"Apa sih lo, iri bae, ambil noh permen karet yang lo makan kemaren, asal nempelin dikursi orang aja, untung bukan di kursi gue" balas Tiara

"Anak Sultan mah bebas lah, sekolah sekolah gue, bebas dong gue nem-"

"Banyak bacot lo, gue aduin ke tante nina tau rasa lo"

"Hehe kalo berurusan sama ibu negara gue angkat tangan, iya iya gue ambil nih" Jawab Ayundi sambil mengambil permen karet yang ia tempel tersebut.

Tiara pun langsung duduk di tempatnya, sembari mengingat kejadian yang baru saja terjadi di rooftop. Tiara seperti di buat gila oleh Reza.

"Kenapa sih lo? kesambet apaan,oh iya  tadi lo kemana?" Tanya Dina penasaran

"Gue kan tadi ke rooftop, biasa lah, terus pas gue mau balik, tiba tiba ada Reza dong terus gue diajak balik ke kelas sama dia, yaaaa gitu deh" Jawab Tiara sambil membayangkan kejadian tadi

"Ya pantes aja, disamperin kang mas sih jadi seneng" Tiara tidak menghiraukan ucapan teman satu geng nya tersebut, tiara masih ingin membayangkan kejadian di rooftop tadi.

"Hentikan kakanda, adinda ingin membuang sisa permen karet ini" Seisi kelas kaget mendengedar suara tesebut, tidak lain suara itu berasal dari Ayundi, yang sedang melakukan drama bersama Jordan

"Tidak bisa adinda, kakanda duluan yang berada di dekat tong sampah ini" Balas Jordan lebih dramatis lagi

"Hei hentikan" Sahut Dina

"Ada apa pembantu?" Tanya Ayundi masih dramatis

"Bangsat lo, akting gue bagus gini malah di panggil pembantu"

Satu kelas pun tertawa melihat tingkah lucu mereka, kecuali Tiara, dia masih membayangkan kejadian di rooftop tadi

Tidak lama kemudian guru bahasa Indonesia pun datang, semua anak bergegas duduk di tempatnya masing masing, dan kegiatan belajar pun dimulai.

TBC

RatiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang