E07. Rainy Day

679 92 1
                                    







Langit yang menampakkan warna biru, pagi ini sedang diselimuti awan gelap. Ribuan tetesan air dari langit kini membasahi kota Seoul. Hari ini Seoul diterpa hujan lumayan deras.

Sedikit menghambat gerak-gerik aktifitas semua warga Seoul. Jangan salahkan hujan, berkat dirinya ada kehidupan ditempat lain terbentuk.

Karena hujan dapat menenangkan sedikit masalah yang kita hadapi. Dengan segelas kopi hangat sebagai teman tentunya. Karena hujan pula, pelangi hadir sebagai hadiah darinya.

"Sepertinya hujan hari ini akan berlangsung sampai malam hari". Melihat hujan dari dalam tokonya.

Eunha sedang melihat bunga-bunganya. Yang sudah tidak segar akan ia pisahkan, kemudian dibuat menjadi pupuk organik. Ada juga yang ia manfaatkan sebagai barang kreasi yang bernilai jual lebih.

Karena hujan hari ini, tak banyak pembeli yang datang. Ia bahkan sampai tertidur dan terbangun karena dering telepon.

"Iya, Halloo.. Disini JuE Florist. Apa anda membutuhkan bunga cantik??". Sapanya kepada orang diseberang telepon.

"........".

"Aku bisa mengantarkannya kepada anda??". Balas Eunha.

"........".

"Baik.  Sebuket bunga mawar merah muda akan aku rangkai. Lalu, dimana kita bisa bertemu??". Eunha bertanya.

"........".

"Aaa.. Baiklah. Tapi, apakah anda tak masalah jika menunggu sedikit lebih lama?? Karena cuaca saat ini sedang hujan". Eunha memastikan bahwa pemesan bersedia bersabar.

"........".

"Mohon menunggu. Aku akan sampai dalam waktu 30 menit kedepan. Terima kasih. Selamat sore". Sambungan telepon berakhir.

Eunha meletakkan teleponnya ketempat awalnya. Hempusan nafas berat keluar dari mulut Eunha.

"Eunha semangat!!". Ia segera bergegas untuk merangkai buket bunga pesanan orang tadi.





🍂🍂🍂🍂🍂





"Permisi. Aku dari JuE Florist. Aku datang untuk mengantarkan pesanan bunga atas nama Hwang Minhyun. Bisa tolong memberitahunya". Eunha sudah tiba ditempat tujuannya. Bertanya pada seorang resepsionis wanita digedung itu.

"Tolong tunggu sebentar. Aku akan menghubunginya".

"Direktur, pesanan bunga anda telah datang". Beritahu resepsionis itu kepada orang dibalik telepon.

"Baiklah Direktur. Selamat sore". Sambungan telepon terputus.

"Maaf nona, Direktur Hwang akan segera turun. Anda disuruh menunggu disebelah sana". Ucap resepsionis kepada Eunha sembari menunjuk tempat khusus untuk tamu menunggu.

"Aa.. Baiklah. Terima kasih banyak". Eunha kemudian melangkahkan kaki menuju tempat itu.

Duduk di salah satu sofa yang tersedia ditempat itu. Dengan kondisi pakaian yang sedikit basah karena terkena sambaran air hujan.

Berada didalam gedung berAC menjadi pelengkap rasa dingin ditubuhnya. Bukan karena pakaiannya, tetapi karena kondisi sepatu yang dipakai.

Tadi saat diperjalanan, karena terburu-buru ia tak sengaja menginjak genangan air dijalan. Genangan itu sangat dalam, hingga mampu menenggelamkan sepatunya. Untung saja buket bunga yang ia pegang tak terjatuh.

"Jung Eunha, kenapa kau ceroboh sekali". Merutuki dirinya sendiri untuk kesekian kalinya.

"Dirumah nanti, aku harus segera mandi air hangat". Eunha duduk tidak tenang karena rasa dingin mulai menyebar disekujur tubuhnya.

ANOTHER MEMORIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang