O1. Uno

66K 7.9K 2.7K
                                    

"Kau gila!"

Jaemin bergegas berlari setelah menepis tangan lelaki itu tanpa memperdulikan kertas karton-tugasnya-yang tergeletak di trotoar tepat di hadapan lelaki tadi. Keringat dingin masih terus membasahi tubuhnya meski angin berhembus kencang ke arahnya karena dia berlari.

"Hah.. hah.." Jaemin menumpukkan tangannya pada kedua lututnya saat dirasa ia sudah cukup jauh dari lelaki itu. Nafasnya memburu khas seperti seseorang yang sudah berlari. Jalanan di sekitarnya terlihat jauh lebih ramai, Jaemin sudah bisa merasa aman dan lega sekarang.

"Lain kali aku akan pulang lebih cepat jika pergi ke flat Renjun," gumamnya pada diri sendiri, masih terbayang ucapan serta perbuatan lelaki tadi. Tatapan mata dingin, pistol ditangannya, ancaman serta ajakannya-

Beruntung Jaemin sempat melarikan diri.

Drrt.. Drrt..

Ponsel Jaemin yang bergetar di saku celananya lantas mengalihkan pikiran serta perhatiannya. Ia merogohnya, mengetuk layarnya dua kali dan nampaklah sebuah pesan dari nomor yang tidak di kenal.

From : +82-x-xxx-xxx

Kau tidak akan bisa lepas dariku, Na Jaemin. Ingat. Kau melihat perbuatanku dan nyawamu ada di tanganku sekarang.

Jaemin tercekat. Bagaimana bisa dia tahu nomor ponselnya-

Sial. Sekarang, lelaki itu menelfonnya.

Jaemin menggerakkan jarinya untuk me-reject panggilan itu dan hendak mematikan ponselnya. Rasa takut kembali membayanginya, membuat keringat dinginnya mengalir lagi diikuti tubuh yang bergetar. Jemarinya bahkan ikut bergetar hingga membuat Jaemin agak kesulitan mematikan ponselnya.

Tapi sayangnya, sebuah pesan dari lelaki itu kembali masuk ke ponselnya.

From : +82-x-xxx-xxx

Aku akan memberimu kesempatan untuk tetap hidup sampai besok malam, Jaemin sayang. Jika kau tidak mau menikah denganku.. kau tahu bukan akibatnya?

Jaemin menelan salivanya. Tangannya semakin bergetar setelah membaca pesan itu.

Tunggu.

Satu pesan kembali masuk-

Dan kali ini sukses membuat ponsel Jaemin terjatuh dari tangannya.

From : +82-x-xxx-xxx

Aku adalah Mafia, Na Jaemin. Aku bisa melakukan apa saja. Termasuk.. memperpanjang waktu penahanan adikmu di penjara.

•••

Jaemin menundukkan kepalanya, menghindari tatapan tajam Renjun padanya. Sudah hampir seharian ini Renjun sama sekali tak bicara padanya, atau bahkan sekedar menyapanya seperti biasa. Bahkan sekarang Renjun memilih untuk duduk dengan Xiaojun.

Ini semua karena kesalahannya yang meninggalkan kertas karton tugasnya akibat kejadian tadi malam.

Sudah sangat jelas jika Renjun marah padanya.

"Aura Renjun sangat menyeramkan," tukas Yangyang yang kali ini duduk dengannya-ia bertukar dengan Renjun. Jaemin masih menunduk, dia benar-benar tidak enak dan merasa bersalah. Tugas itu akan dikumpulkan saat jam pelajaran terakhir nanti.

A Mafia Bride ➳ nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang