Hati, suatu anugerah yang diberikan Allah Swt kepada kita
Rasa yang diberikan adalah kehendak-Nya
Pun tidak salah, tetapi
Jagalah hati agar tetap suci
(Ans)🍃🍃🍃
Kampus ( 09.00 WIB)
"Aidah?" Sambil melambaikan tangannya.
"Ada apa Ra?" jawabku sambil membaca isi skripsiku.
"Udah nggak sabar nih denger cerita kamu?" ucapnya antusias.
"Hah, cerita apa? antusias banget?"
"Itu lho yang malem, katanya mau cerita hayo?"
"Ohhh yang itu?" Sambil menganggukan kepalaku. Tapi aku malu ah? Emmm jadi gini, aku tuh ya kalo deket sama orang ini bawaannya seneng mulu sama nyaman. Padahal sebelum ketemu yah biasa-biasa aja, tapi sekarang kayak ada yang memberi semangat gitu? ucapku lagi sambil mikir.
"Emang kamu lagi deket sama siapa?"
"Nggak deket sama siapa-siapa," ucapku polos.
"Maksudnya orang yang kamu maksud itu loh?" Sambil menjitak kepalaku.
"Ohhh, si Ardi." Dengan muka santaiku tanpa dosa.
"Sahabat kamu itu? Wah itu namanya dari temen jadi demen...hahahaha."
"Ih Ara, kok malah ngeledekin." Memasang muka cemberutku.
"Iya-iya maaf. Lagian kamu ya gitu aja kayak belum pernah ngerasain yang namanya cinta aja?"
"Hah cinta, hii Ara aku kan nggak suka sama Ardi kita cuma sebatas sahabat. titik. Lagian kamu diajak curhat malah balik ngeledekin. Nggak mau lagi ah, cerita sama kamu?" Lagi-lagi memasang muka cemberutku.
"Iya-iya maaf, lagian kalo nggak cerita sama aku mau cerita sama siapa lagi coba, Ardi? yang ada dia malah ngetawain kamu? Hahahaha"
"Arraaaa." Teriakku.
"Ampun, ampun. Lagian kamu tuh Ai, dulu kan kamu juga pernah suka sama si Harris masa sampai lupa perasaan suka sama orang lain." Memandangku dengan muka yang mulai serius.
Degg, apa bener yang dikatakan Ara. Jika aku memang menyukai Ardi, sahabatku sendiri. Ah, tapi aku tidak mau lebih dulu menyimpulkan biar waktu yang menjawab. Kalaupun benar aku akan berusaha menjaga perasaanku, karena biar bagaimanapun aku ingin persahabatanku dengan Ardi agar tetap terjaga tanpa harus disangkutpautkan dengan masalah percintaan. Pikirku begitu lebih baik.
"Ra, nanti sore ikut kajian yuk di masjid deket rumahku." Tawarku untuk mengalihkan pembicaraan.
"Ayok, nanti aku jemput di rumah kamu jam 3 ya biar nggak kesorean."
"Sip dah."
"Eh Ai, aku pulang dulu ya berhubung mama udah nelpon dari tadi, palingan aku mau disuruh-suruh." Sambil menatap handphonnya.
"Kamu tuh, sama mama sendiri aja gitu nanti aku bilangin ya biar dipotong uang jajannya." Tatapku sambil menggodanya.
"Jangan gitu dong, kita kan plen." Memasang raut wajah seperti anak kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/177094054-288-k563974.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istana Surga
SpiritualSebelumnya maaf ini pengalaman pertama saya membuat cerita jadi masih banyak kata-kata atau ceritanya yang kurang pas tolong dimaklumi 🙏. Sebut saja Aidah.. Seorang gadis yang mulai belajar lebih mandiri dan istiqomah berhijrah pasca sang bunda dip...