Jujur adalah hal yang paling utama.
Tapi memaksa kejujuran bukanlah hal yang tepat dilakukan.
Selayaknya manusia yang ingin sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Tapi Allah lah yang menakdirkan.
(Ans)🍃🍃🍃
Hamparan awan membentang luas memayungi semesta yang sedang merona. Tak terkecuali Aidah yang sedari tadi merasakan sesuatu di dalam dadanya. Rasanya tak karuan.
"Ai, ngelamun aja."
"Eh iya kenapa."
"Lagi mikiran apa sih."
"Enggak kok Ar."
"Halah, jangan bohong."
"Yakin, aku gak lagi mikirin apa-apa. Cuma, kepikiran skripsi aku kapan ya selesai?"
"Oh itu, tenang step by step Ai. Aku juga bisa bantu kok kalo kamu butuh bantuan."
"Makasih Ar." Ardi hanya membalas dengan senyum manisnya.
Entah, tiba-tiba saja hari ini Aidah menjadi sosok yang tak banyak bicara. Padahal jika sudah bersama Ardi, Ia akan menjadi orang yang cerewet. Tak habis akal, Ardi berbasa-basi untuk menarik perhatian Aidah hingga Akhirnya Ardi memutuskan untuk ke topik yang akan Ia bicarakan dengan Aidah.
"Ai, emmm sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Apa, ngomong aja kali Ar. Kayak sama siapa aja."
"Gimana ya ngomongnya."
"Aneh kamu tuh." dengan tawa khasnya
Selang beberapa saat Ardi menatap Aidah dengan dalam. Tiba-tiba saja, Aidah merasakan desiran di dadanya. Ada yang beda dari tatapan Ardi. Aidah merasa, tatapan itu tak seperti biasanya. Tak tahu lagi ia harus berbuat apa. Aidah berusaha mencairkan suasana dengan menjitak kepala Ardi. Ternyata, usahanya tidak berhasil. Ia hanya bisa pasrah melihat sikap Ardi yang tiba-tiba seperti itu.
"Ada yang ingin aku katakan sama kamu Ai. Tapi jangan marah ya. Aku ngomong sejujurnya."
"Iya, apa. Langsung aja Ar... kayak lagi akting drama-drama sinetron aja."
"Aku gak lagi bercanda Ai, mungkin kamu menganggap ini hanya lelucon belaka tau lawak. Tapi aku cuma ingin jujur. Sebenarnya sejak kali aku mengenal kamu dari kecil aku sudah mengagumimu, mungkin awalanya aku kira hanya kagum sebagai sahabat tapi aku sadar setelah kita beranjak dewasa rasa itu tak pernah padam malah aku semakin ingin selalu dekat sama kamu Ai. Saat pertama kali kita bertemu, sebenarnya aku sudah tau kalau itu kamu Aidah sahabatku. Tapi aku pura-pura tidak mengenalmu karena aku hanya ingin memastikan jika memang benar dari dulu sampai sekarang kamu gak pernah berubah. Wajah teduh itu, tatapan lembut itu, dan senyum tulus itu... selalu terpancar dalam dirimu kepada semua orang. Aku sadar jika memang aku benar-benar mulai merasakan cinta di dalam hatiku. Maaf, aku tak bermaksud apa-apa.. aku hanya ingin mengungkap apa yang ada di dalam hatiku. Tak mudah juga bagiku memendam bertahun-tahun lamanya. Jika kamu memang tidak memiliki perasaan yang sama tak apa setidaknya aku sudah lega... dan jangan sampai karena hal ini persahabatan kita usai ya. Aku tak ingin kau menjawab sekarang. Kelak jika memang takdir menjodohkan kita maka pada akhirnya kita akan bersama. Makasih Ai, sudah menjadi seseorang yang pernah singgah di hatiku."
Deggg... tiba-tiba saja Aidah tak tahu harus berbicara apa lagi. Ternyata Ardi memiliki rasa terhadapnya. Ia juga masih bingung dengan perasaannya terhadap Ardi. Dengan terpaksa ia menjawab sekenanya untuk menghargai kejujuran Ardi.
"Makasih Ar, aku beruntung punya sahabat yang sangat peduli seperti kamu juga sudah bersedia mengagumiku. Padahal banyak lho di luar sana gadis yang lebih cantik, sholehah, cerdas dari aku. Aku sangat menyangimu Ar. Tapi maaf, aku juga tidak tau bagaimana perasaanku terhadapmu. Jadi, kita jalani saja ya seperti biasa. Bila Allah menakdirkan kita maka pada akhirnya kita akan bersatu. Tetap jadi sahabatku ya." Dengan senyum tulus terpancar untuk Ardi. Akhirnya mereka berdua tertawa satu sama lain.
🍃🍃🍃
Maaf, baru bisa update sekarang... mohon comment dan sarannya ya buat readers semua. Kalo emang suka bisa vote.
Thanks... selamat membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Istana Surga
SpiritualSebelumnya maaf ini pengalaman pertama saya membuat cerita jadi masih banyak kata-kata atau ceritanya yang kurang pas tolong dimaklumi 🙏. Sebut saja Aidah.. Seorang gadis yang mulai belajar lebih mandiri dan istiqomah berhijrah pasca sang bunda dip...