1. Pertemuan

11 1 0
                                        

Tak ada yang namanya kebetulan sesuatu yang terjadi pada kita adalah takdir yang telah tertulis di Lauh Mahfudz
(ans)

Hari ini aku makul jam 9, jadi masih ada waktu buat bersih-bersih rumah. Sedangkan si Ara udah berangkat dari tadi jam 7. Kebetulan aku udah mahasiswa semester tua jadi makul cuma sedikit sambil fokus buat nyusun skripsi. Untung aku dapat beasiswa jadi walaupun tidak ada ada biaya tetep bisa melanjutkan studi. Walaupun begitu kadangkala libur kuliah aku ikut mengajar TPQ Ar-Rahman dekat kampus. Jadi, lumayan buat nambah kebutuhan sehari-hari. Yah, kadang aku juga menerima pesanan parsel, jahitan, buruh cuci dan apapun yang masih bisa aku kerjakan. Aku sadar bahwa rezeki kita sudah diatur sama Allah SWT. Tinggal kita mau ikhtiar sama tawakal atau tidak! Yang paling penting kita mendapat rezeki kita berkah..amin.

" wah, ternyata udah mau jam 9, mana dosen kiler lagi." Gumamku sendiri. Aku bergegas mengambil tas Kebetulan kontak motornya masih menempel dimotor habis tadi nganter Ara ke kampus, ceroboh sekali aku.

Aku sampai kampus kira-kira 15 menit. Ketika aku buru-buru ke kelas tiba-tiba aku tak sengaja menambrak seseorang dan aku hanya meminta maaf sembari lari.

" Eh, ini barangnya ada yang jatuh," ucapnya

Aku seperti mendengar suara tapi aku tak menoleh sedikitpun. Malah aku lari sekuat tenaga agar dapat masuk kelas sebelum dosennya datang. Setelah aku memasuki pintu kelas. Ternyata dosennya sudah ada di belakangku.
" untung aja," ucapku lega

Kebetulan hari ini kelas penelitian pendidikan. Jadi, selalu ada tugas yang diberi dosen setiap minggunya. Hari ini gilaranku yang mempresentasikan hasil penelitianku. Saat aku sedang bersiap-siap membuka file di laptop, aku kehilangan flashdiskku. Astaghfirullah..ceroboh sekali aku. Selain itu juga kertas hasil penelitianku nggak ada. Rasanya aku ingin keluar saja dari kelas ini.

" Aidah, cepat mulai," ucap bu Desi

" i-iiya bu." Aku masih memutar otakku untuk memberi alasan apa kepada dosen killer ini

" cepetann." Bentakknya

" m-maaf bu, flashdisk sama hasil penelitian saya hilang." Jawabku dengan muka menciut

" hilang...hahahaha." tawanya. Sedangkan aku hanya mengangguk.

" emang dikelas saya ada alasan tugas hilang!" Jawabnya dengan nada setengah membentak

" iya bu, maaf . Tadi saya udah masukin ke tas mungkin saja tadi pas sa....." sebelum aku melanjutkan ucapanku ia memotongnya

" saya tidak mau tau, keluar sekarang dari kelas saya!" Bentaknya yang membuatku kaget

Aku hanya diam, kemudian menuruti ucapan dosen kiler tadi. Pengen Sekalian aja nggak ikut kelas-kelas berikutnya.

🍃🍃🍃

Aku memutuskan untuk pergi ke perpus saja. Aku hanya duduk di tempat paling pojok. Rasanya sudah malas melakukan sesuatu apapun. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingku. Awalnya aku tidak menghiraukannya. Tapi aku menoleh saat ia seperti sedang mengajak berbicara denganku.

" kok nggak masuk kelas," ucapnya. Aku hanya diam sembari menoleh ke arahnya. Aku bingung ia mengajak bicara aku atau bukan. Tapi saat aku menengok ke samping, depan, belakang ternyata tidak ada orang. Karena memang hari ini kebanyakan mahasiswa masih makul.

" kamu ngajak ngomong aku," ucapku

" nggak, ngajak ngomong tembok." Ucapnya dengan muka datar

" haa." Aku hanya menganga

" emang ya dari dulu nggak pernah berubah." Gumamnya. Aku seperti mendengar ia bicara tapi tidak tahu bicara apa

" tadi kamu ngmong apa," ucapku penasaran

Istana SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang