Hari ahad ini aku sudah janji kepada Ara akan mengajaknya olahraga pagi. Tetapi ia memintaku berolahraga di taman dekat panti. Padahal sudah jelas jarak rumahku dengan taman lumayan jauh dan dapat memakan waktu. Bujukanku tidak mempan sama sekali, ia keukeh ingin ke sana.
"Ra, ngapain sih ngajak ke sana. Jauh tau malahan kita nggak jadi jogging ini, soalnya keburu siang sampe sana."
"Nggak apa-apa Ai, ini kan hari libur pasti masih rame kok, kan banyak orang jalan-jalan juga."
"Alasan saja, bilang aja ada maksud lain kan?" Ada gerak-gerik Ara yang tidak biasa.
"Ih kamu ya Ai suka su'udzon aja sama aku," jawabnya tak terima.
"Ngaku aja deh, aku tau dari gerak-gerik kamu." Tatapku penuh selidik.
"Hehe jadi gini ya Ai, kak Afan itu rumahnya deket panti al-Jannah kemarin itu nah barangkali kalo pas hari libur olahraga di sana juga." Pengakuannya
"Oh jadi gitu, kamu mau tebar pesona ya. Astagfirullah emang dasar ya katanya mau berubah jadi lebih baik masih aja suka genit sama orang."
"Namanya juga proses Ai, kan sedikit demi sedikit, hehe..."
"Iya tau kita sama-sama sedang proses biar bisa jadi manusia yang lebih baik lagi tentu aku juga pengin istiqomah. Nah tapi Ra yang namanya niat yang tidak baik itu tetap aja nanti hasilnya juga tidak baik, begitu pula jika kita memiliki niat yang baik akan baik pula hasilnya. Karena niat itu pangkal dari segala perbuatan kita. Jadi sesuatu yang baik itu harus dibiasakan jangan malah nanti-nanti itu namanya kita yang menghindari jalan baik yang ditunjukkan Allah Swt."
"Iya Aidah, nanti aku nggak bakal gitu lagi deh."
"Nah gitu dong, yang namanya jodoh, rezeki, maut sudah ada yang ngatur semua itu sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Jadi gak usah khawatir."
"Iya-iya bu guru. Makasih udah ngingetin." Pelukannya erat sampai membuatku tak bisa bernapas.
"Ini aku kehabisan oksigen Ra?Iya-iya sesama makhluk kan harus saling mengingatkan mengenai kebaikan apalagi kamu kan sahabat aku jadi aku nggak mau kamu menyesal nantinya."
"Makasih sayangkoh."
"Udah-udah jadi mau jalan-jalan nggak nih. Mumpung aku niat nih."
"Jadi kamu mau kalo kita jadi pergi ke taman?" jawabnya semangat
"Iya apasih yang nggak buat Ara sayang."
Sesampainya di taman kami memutuskan mencari jajanan terlebih dahulu mengingat perut kami sudah sangat lapar. Maklum dari pagi belum sempat sarapan. Hari ini memang ramai sekali banyak orang ke sini untuk berolahraga, sekedar jalan-jalan, menikmati suasana, menikmati berbagai macam jajanan dan sebagainya. Memang hari ini banyak pedagang berjualan disekitar taman. Aku dan Ara sampai bingung mau jajan yang mana, pasalnya semua pedagang sudah tidak kelihatan lagi gerobaknya karena dikerumuni banyak pembelinya sampai-sampai mereka kuwalahan melayaninya. Kami memutuskan membeli susu sapi terlebih dahulu karena hitung-hitung untuk menambah nutrisi tubuh daripada tidak diisi sama sekali. Setelah itu kami memutuskan untuk melanjutkan jogging yang tadi tertunda sebentar. Setelah merasa mulai berkeringat, kami menghentikan aktivitas dan mencari tempat duduk. Kebetulan kami tidak membawa air minum, jadi Ara memutuskan untuk membelinya terlebih dahulu. Aku pun menunggunya. Tak lama kemudian ia kembali dengan membawa 2 botol air mineral.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istana Surga
EspiritualSebelumnya maaf ini pengalaman pertama saya membuat cerita jadi masih banyak kata-kata atau ceritanya yang kurang pas tolong dimaklumi 🙏. Sebut saja Aidah.. Seorang gadis yang mulai belajar lebih mandiri dan istiqomah berhijrah pasca sang bunda dip...