3. Terjawab

8 1 0
                                    

Banyak hal yang tidak dapat kita duga
(ans)

🍃🍃🍃

Kebetulan hari ini aku memang sengaja berangkat ke kampus karena ingin pergi keperpustakaan untuk menambah referensi skripsi. Sedangkan Ara masih makul dan aku tidak mau mengganggunya. Setelah dirasa sudah cukup menemukan beberapa buku aku memutuskan untuk menepati janjiku untuk bertemu orang yang meneleponku tadi malam. Aku sampai di taman sekitar 30 menitan lebih karena jaraknya yang lumayan jauh jadi aku mengendarai motor dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Setelah sampai di sana aku bingung akan menunggu orang itu di mana, aku pun memutuskan untuk menunggunya di tempat yang kemarin aku duduk bersama Ara. Kebetulan ada penjul es krim di dekat jalan raya taman jadi aku menyempatkan membeli es krim coklat terlebih dahulu. Sambil menunggunya ku nikmati es krim dengan sesekali menikmati pemandangan danau ini. Tak selang beberapa lama ada orang yang mengucapkan salam kepadaku.

"Assalamu'alaikum."

Sontak aku mengarah ke sumber suara tersebut. Ternyata yang aku lihat adalah sosok orang yang beberapa waktu kemarin aku jumpai.

"Kamu kan..." ucapku refleks. Sebelum aku melanjutkan perkataanku dia memotongnya

"Kalo ada orang salam dijawab dong, bukan malah mau marah," jawabnya ngegas dengan nada bercanda

"Eh wa'alaikumsalam," jawabku dengan menyembunyikan rasa maluku

"Nah gitu dong, aku tau kamu pasti datang," ucapnya dengan raut wajah senang

"Emang kamu sebenarnya siapa sih? Emang kenal sama aku, atau cuma mau modus aja." Tatapku dengan penuh selidik

"Hahaha...emang ya Ai dari dulu sampai sekarang selalu aja suka su'udzon sama orang lain. Emang muka aku muka-muka penjahat ato preman apa." Sambil tertawa.

"Nggak usah basa-basi sebenarnya kamu siapa? Ini bukan kebetulan kan, kita sudah bertemu beberapa kali dan kenapa kamu tau benerapa hal tentang aku dan tau nama aku dari mana. Oke, oke kalo nama mungkin gampang diketahui bisa lewat teman-teman aku tapi kok kamu bisa tau aku suka sama coklat panas pas lagi kacau pikirannya terus... " Dengan tatapan tajam.

"Oke oke. Masa sih nggak inget aku." Tanyanya balik

"Kayaknya aku nggak ada deh temen laki-laki yang wajahnya kayak kamu," jawabku sambil berfikir

"Ingatanmu payah."

"Yah kok jadi kamu yang kesel sama aku sih? Kan tadi aku yang nanya," jawabku tidak mau kalah

"Iya-iya deh aku nyerah. Oke kamu ingat ini nggak." Sambil menyodorkan sarung anak-anak yang dikeluarkannya dari tas. Aku pun berfikir sepertinya sarung itu tidak asing.

"Coba diingat lagi," ucapnya kembali

"Eh bukannya itu sarung yang dulu aku kasih sama temanku waktu kecil ya. Kamu Ardi....beneran ini kamu," ucapku tidak percaya sambil menyelidikinya dari atas sampai bawah

"Nggak usah gitu juga dong lihatinnya, bukan muhrim," jawabnya sambil terkekeh

"Eh iya, astaghfirullah. Maaf-maaf," ucapku malu

"Kamu dari dulu nggak pernah berubah ya Ai. Kalo sama orang yang nggak kenal aja cueknya minta ampun giliran kenal masyaallah. Aku jadi takut, barangkali kamu perlu di periksa,"ucapnya sambil tertawa keras

"Ihh apain sih Ar, kan aku cuma mengantisipasi kalo ada orang yang mau macem-macem sama aku. Nanti bisa langsung aku tonjok. Eh ngomong-ngomong kamu beda banget dulu kamu kan gemuk sekarang bisa kurusan gini aku jadi pangling banget, terus kenapa kamu bisa ada di sini dan kamu sekarang kuliah di mana atau udah kerja?" tanyaku panjang lebar

Istana SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang