Pertama Kali

14 3 0
                                    

Seandainya dari awal aku tahu betapa keras usahanya untuk mengingatku, untuk bersamaku...

Devon mengetuk pintu kamar mamanya. Mamanya heran karena jarang-jarang Devon mencarinya. Mereka tinggal serumah tapi tidak sehangat saat papa Devon masih ada.

Mama Devon yang sedang duduk membaca buku sambil bersandar di kepala tempat tidur langsung menutup bukunya dan mengganti posisinya menghadap Devon yang sedang berdiri di pintunya.

"Ada apa, Devon?"

"Mama nanti malam masak yang spesial, ya?"

"Spesial? Memangnya ada apa?"

"Devon mau ajak seseorang ikut makan malam bareng kita."

Mendengarnya, mama Devon langsung bersemangat. "Kamu mau ajak cewek yang kamu ceritain itu, ya? Jadi kalian sudah pacaran?"

"Belum bisa dibilang pacaran sih, Ma. Devon sudah nembak tapi dia nggak bilang iya. Devon jadi bingung," kata Devon sambil nyengir.

"Berarti kamu harus lebih berusaha lagi! Cewek itu memang begitu. Suka jual mahal tapi aslinya mau. Kalau gitu mama bakal masakin yang super spesial buat calon mantu mama!"

Devon tidak bisa menahan tawa mendengar ucapan mamanya. "Maaaa! Apaan baru-baru sudah calon mantu! Nanti dia takut sama mama gimana?"

"Mama kan bercanda! Mama cuma terlalu senang aja karena akhirnya kamu bawa cewek untuk pertama kalinya ke rumah."

"Ya sudah. Devon serahin ke mama, ya! Devon ke kamar dulu!" kata Devon sambil mengedipkan sebelah mata pada mamanya lalu dengan cepat menghilang dari mata mamanya.

Sore menjelang malam, Devon pergi menjemput Alexa dan membawanya ke rumahnya dengan paksa.

"Kamu ngapain ke sini?"

"Cepetan siap-siap gih! Aku mau ajak makan malam."

"Ke mana?"

"Udah, buruan!" kata Devon sambil mendorong Alexa ke dalam kamar mandi, lalu Devon menunggu di luar.

Devon menghentikan vespanya di depan sebuah rumah besar.

"Rumah siapa nih? Katanya mau makan malam?"

"Iya, kita makan malam di sini."

Devon membuka pintu rumahnya sendiri dengan remot yang ia keluarkan dari kantong celananya.

"Ini rumah kamu?"

"Bukan, rumah orang tuaku," jawabnya merendah.

"Sama aja! Kamu orang kaya? Kok naik vespa? Mobilnya cuma buat pajangan aja?" tanya Alexa. Ia memandangi rumah klasik yang mewah bernuansa putih dengan sentuhan gold dan hitam, termasuk pagar yang tadi mereka lewati. Lampu kuning pada pilar-pilar di rumah itu menyala, menerangi rumah itu di malam hari.

Di halaman depan terdapat taman yang cukup luas dan terdapat berbagai tanaman beraneka ragam.

Dua buah mobil sedan terparkir manis di depan garasinya, terlihat mengkilat. Alexa menggeleng heran dengan kelakuan aneh Devon.

"Lebih enak naik vespa peninggalan papa. Masuk yuk! Mama sudah nungguin."

"Mama kamu?" Alexa langsung menciut membayangkan akan bertemu mama Devon. "Aku nggak siap ketemu mamamu," kata Alexa membalikkan badannya lalu mau kabur dari situ.

"Eh! Mau kemana? Ayo dong!" kata Devon sambil menarik Alexa dan terjadilah aksi tarik-tarikan, yang satu memaksa masuk, yang satu mau kabur.

"Kalian ngapain?" tanya mama Devon yang tiba-tiba muncul di depan pintu utama yang terbuka.

Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang