Every time she come around,
someone else adore her
Mina tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Rasanya seperti ia sedang melihat penampakan hantu paling menyeramkan sedunia. Padahal nyatanya, di depannya saat ini berdiri sesosok perempuan sempurna yang tiap saat dipujanya, yang tidak pernah absen dari pikirannya barang satu hari pun, yang selalu membuat Mina bersemangat tiap harinya ke sekolah, yang membuat Mina terkadang senyum tiba-tiba tanpa sebab.
"Hai, kamu Mina kan?"
Senyum. Im Nayeon tersenyum pada Mina. Senyuman itu segera membuat degupan jantung Mina berdetak berkali-kali lipat lebih cepat. Otaknya rasanya tidak bisa berpikir secara cepat dan rasional saat ini. Ia harus menjawab, ia harus mengucapkan sesuatu, jangan tampak seperti orang bodoh.
Tapi kenyataannya hanya anggukan kepala lah yang Mina lakukan. Nyalinya menciut bahkan ia tak berani menatap langsung pada lawan bicaranya saat ini.
"Salam kenal ya dek, aku Nayeon hehehe" tanpa ragu Nayeon mengulurkan tangannya.
Mina dengan susah payah menelan salivanya, berusaha menenangkan dirinya berkali-kali. Apa-apaan ini? Memangnya berkenalan dengan cara salaman masih jaman? Bukannya Mina tidak mau, tapi sampai saat ini juga ia masih belum dapat menenangkan setiap gemuruh dalam dadanya.
"Iya kak, salam kenal juga." kata Mina lemah dan menjabat tangan Nayeon.
Anjrit halus banget tangannya, kata Mina kesenangan saat menyentuh tangan Nayeon barang beberapa detik saja.
"Aku denger kamu pernah ikut balet?" tanya Nayeon setelah mereka mengakhiri jabat tangan itu
"H-Hah?" Mina tergagap atas pertanyaan Nayeon
Nayeon tertawa, membuat Mina semakin lemas, "Eh enggak bener ya? Aduh maap kalau aku salah. Sok tahu banget ya aku ini."
Mina segera menggeleng cepat, "Bener kok kak, aku sempet ikut balet, tapi udah keluar."
"Oh gitu," Nayeon mengangguk, kemudian kembali tersenyum pada Mina. Nayeon sama sekali tak sadar bagaimana senyumannya sangat berefek luar biasa pada adik kelasnya yang berdiri di hadapannya saat ini. "Kalau kamu aku ajak gabung di dance club gimana?" katanya mendekat pada Mina seolah ajakannya adalah sebuah rahasia.
Rasanya ini adalah perjuangan terberat yang Mina alami semasa ia hidup. Wajah Nayeon yang begitu dekat, senyuman itu, hingga ajakan untuk bergabung di sebuah klub yang diketuai oleh Nayeon sendiri.
"Maksudnya Kak? Saya jadi anak tari gitu?"
Nayeon mengangguk bersemangat menjawab pertanyaan Mina.
"Tapi bukannya pendaftaran udah lewat ya kak? Lagian saya juga gak nyiapin buat tesnya."
"Eits," Nayeon mendaratkan tangannya di pundak Mina, "Kamu gak tau aku ini siapa?" katanya diiringi senyumnya yang terlihat sombong tapi sangat menggemaskan di mata Mina
"Aku ketuanya loh, jadi kalau aku mau masukin kamu, ya terserah aku. Masa perekrutan anggota udah lewat? Gak masalah. Kamu masuk gapake tes, juga gak masalah. Free pass untuk Mina." kata Nayeon kemudian mengusap kedua bahu Mina yang dilapisi seragam biru sekolah mereka.
Mina terdiam, bingung harus merespon bagaimana. Melihat itu membuat Nayeon menautkan dahinya keheranan, "Min? Kamu mau kan?" tanyanya, Nayeon berusaha menangkap mata Mina, karena Mina saat ini tengah menunduk
KAMU SEDANG MEMBACA
by my side. | michaeng fanfic | COMPLETED
Fanfictioni don't want to be friends i want all of you - more • • • • ~ my very first story that i ever published ~ pure fictional‼️ ~ please bear with my writing skill😁 ~ update suka-suka! ~ vote + comment + share will be appreaciated🤩 ~ enjoy!!