I don't really know how i feel
But i think it's starting to get too much
I don't even know if their love is real
[Minayeonators, i'm sorry...]
.
Seorang Mina tidak pernah gagal untuk membuat Nayeon semakin jatuh cinta pada dirinya. Wajahnya yang murung sewaktu Mina menjemputnya kini sudah berubah menjadi sebuah senyuman bahagia ketika Mina menundukkan wajahnya, mengenggam tangan kanannya dan menciumnya singkat dan tidak melepas genggaman tangannya sekalipun.
Diam-diam Nayeon mengagumi kemampuan Mina menyetir mobil dalam keadaan satu tangan yang bergandengan seperti ini, senyuman bahagianya rupanya disadari oleh sang kekasih.
"You're beautiful," puji Mina sekilas melirik pada wanita yang lebih tua setahun darinya itu, mengawali hubungan dari remaja, kini mereka telah layak disebut sebagai wanita. Yah, waktu memang sungguh cepat berlalu.
"Thank you," balas Nayeon kemudian menghadap pada Mina, "Kamu juga cantik, sweater itu—"
Mina menyeringai bangga ketika Nayeon menyebut sweater abu yang dikenakannya, "Sweater dari pacarku tersayang." ujar Mina diiringi dengan kekehannya membuat Nayeon tidak dapat menyembunyikan reaksi tersipunya. Mina menyebutnya pacar tersayang saja mampu membuat setiap kupu-kupu beterbangan di perutnya, reaksi yang tak pernah berubah sejak tiga tahun lamanya mereka menjalani hubungan.
Tapi, bagaimana dengan Mina? Nayeon tak tahu. Apakah Mina masih suka merasakan hal yang sama seperti saat dulu mereka mengawali hubungan mereka? Mina yang selalu malu-malu, Mina yang tak berhenti memuji Nayeon, Mina yang selalu terbuka dan menceritakan banyak hal pada Nayeon, Mina yang selalu meminta pelukan Nayeon dan enggan melepasnya sebelum punggungnya terasa pegal. Semua itu, apakah Mina masih merasakannya? Nayeon harap masih, tetapi kemungkinan bahwa waktu telah melunturkan perasaan Mina masih menghantui benak Nayeon.
Usapan lembut di pipi Nayeon menyadarkan dirinya dari lamunan terdalamnya, Mina menatapnya dari jarak yang begitu dekat dan melemparkan senyumannya, "Kita udah sampai." katanya.
Nayeon mengangguk dan sedikit tersentak ketika Mina sudah dengan lihai melepas sabuk pengamannya. Tak ketinggalan, Mina memutari mobil dan membuka pintu mobil agar Nayeon segera keluar dan kembali mengaitkan kedua tangan mereka.
Bagaimana perasaan Nayeon? Tentu senang bukan mainnya, tetapi ia tak pernah melewatkan sedetikpun ekspresi yang dipancarkan Mina. Nayeon tidak mau berpikir terlalu jauh, tetapi ia juga lelah untuk selalu berpikir positif. Ini nyata, apa yang ia saksikan adalah nyata. Mina memang tersenyum padanya, Mina memang tak habis-habisnya menunjukkan perlakuan sayangnya, tetapi seolah tatapan mata Mina menyuarakan bahwa ia terlalu jauh, bahwa ia terlalu memaksakan dirinya sendiri, bahwa Mina sesungguhnya telah lelah.
"Babe,"
Kembali sentuhan Mina membawa Nayeon kembali pada kesadarannya, kini usapan di pergelangan tangannyalah yang disentuh Mina. "Ya?" balas Nayeon mengangkat alisnya.
"Kamu banyak bengong, are you okay?"
Aku gak okay, Mina. Aku takut. Aku khawatir. Aku bingung sama kamu. Apa yang kamu rasain saat ini Mina? Apa kamu sungguh bahagia saat ini kencan denganku?
Nayeon tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, "I'm fine. Oh wow, kamu bawa aku ke kafe ini!" seru Nayeon antusias ketika menyadari dirinya sudah berada tepat di depan pintu masuk kafe bernuansa vintage dengan bangunan berdinding coklat dua lantai dan aroma harum yang menyambutnya indra penciumannya. Sejujurnya, Nayeon hanya ingin mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin Mina menyadari kekhawatirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
by my side. | michaeng fanfic | COMPLETED
Fanfictioni don't want to be friends i want all of you - more • • • • ~ my very first story that i ever published ~ pure fictional‼️ ~ please bear with my writing skill😁 ~ update suka-suka! ~ vote + comment + share will be appreaciated🤩 ~ enjoy!!