ocean eyes

551 51 7
                                    

Seulgi meneguk minumannya dan melempar botolnya dengan cukup kuat ke lantai. Ia menepuk tangannya sebagai kode untuk para penari di bawah bimbingannya tersebut untuk menghentikan kegiatan latihannya sejenak.

Musik dimatikan, dan para penari tersebut mengangguk paham dan segera meninggalkan ruang latihan. Tanpa berlama-lama, Seulgi segera menghampiri perempuan yang kini terduduk lesu dengan rambut coklat tebalnya yang menutupi seluruh wajahnya.

Menekuk lututnya, Seulgi menyibak poni panjang Mina dan wajah merah berkeringat itu menatap matanya. Seulgi yang tadinya hendak marah dan mengungkapkan kekesalannya terpaksa mengurungkan niatnya ketika melihat wajah Mina yang sungguh-sungguh terlihat sedih dan bingung.

"Lo kenapa?" tanya Seulgi lembut

Mina menunduk sesaat dan kembali mendongak, mengerucutkan bibirnya dan menggeleng-geleng. Seulgi yang melihat itu jadi tambah khawatir dan bingung.

"Mina?"

Mina tampak termenung sesaat dan pandangannya terkunci pada lantai dengan keramik berwarna coklat di sekelilingnya, menghela nafas, "Gue— lagi bingung banget, Kak..." katanya pada akhirnya bersuara.

Seulgi menghela nafas lega pada saat Mina akhirnya merespon, tetapi beralih lagi menjadi penasaran atas apa yang menjadi alasan kebingungan Mina. Sampai-sampai seorang Myoi Mina tidak fokus pada latihan di saat h-2 recital? Dapat dipastikan sesuatu yang menganggu pikirannya itu bukanlah hal yang biasa, dan Seulgi ingin untuk membantu Mina. Tidak bisa ia biarkan Mina kacau begini sampai pada hari recital itu. Mina sudah berlatih keras, apalagi ia akan kembali tampil sebagai balerina, sesuatu yang Seulgi tahu, sangatlah berarti bagi diri Mina.

"Lo boleh cerita, Min." pinta Seulgi masih dengan kelembutannya, tidak ingin terdengar memaksa.

Masih dengan keheningan yang sama, tapi Seulgi cukup sabar untuk menantikannya. Mina akhirnya kembali membuka mulutnya, "Kak, kayanya gue lagi suka sama orang deh..."

Pernyataan ambigu itu lolos dari mulut Mina, kembali menambah kebingungan dari diri seorang Kang Seulgi.

"Oh ya? Bagus dong, terus kenapa bingung gitu?" Seulgi balik bertanya.

Mina mempautkan bibirnya dan menggeleng sesaat, "Gak tau, gue juga gak ngerti kenapa harus bingung. Soalnya orang yang gue suka ini tuh—"

Mina menggantung kalimatnya seolah ragu untuk mengatakannya, sedangkan Seulgi sendiri sudah sampai membungkuk hingga lehernya pegal untuk mendengarkan perkataan Mina. "Iya orang ini kenapa?" pancing Seulgi

"Sahabat sendiri." jawab Mina pasrah

Hanya dengan tiga kata tersebut, tentu Seulgi sudah tahu siapa yang Mina maksud, tapi ia tak berniat untuk memborbardir Mina dengan pertanyaan. Justru ia lebih memilih untuk menenangkan Mina, "Min, gapapa kok." ucapnya memulai, kemudian sedikit merubah posisi kakinya menjadi duduk bersila, "Gak salah lo suka sama sahabat sendiri, karna kan emang sahabat itu yang paling ngertiin kita, makanya semacam hal suka sama sahabat sendiri itu wajar banget."

"Tapi kak—"

"I know. Emang gak sesimpel itu kan?" Seulgi menatap Mina dengan alisnya yang terangkat, "Mungkin sebelumnya kalian udah ada masalah yang rumit atau apapun itu yang buat lo jadinya bingung sama perasaan sendiri. Tapi Min, yang namanya perasaan itu gabisa boong, dan kalau lo mendem terus gini, gaenak kan?"

Mina menelan ludahnya kasar mendengar penuturan mantan kakak kelas semasa SMA ini sekaligus koreografer yang bertanggung jawab atas penampilan dirinya di atas panggung esok lusa. Apa yang dikatakan Seulgi benar, jika ia menyimpan semuanya sendiri seperti ini, batinnya akan semakin tersiksa. Ia tidak ingin hubungannya kembali kacau, dengan sahabatnya itu.

by my side. | michaeng fanfic | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang