~•~
Aku tidak pernah percaya dengan cinta pada pandangan pertama.
Sampai pada masa itu, dan ditempat itu,
Tuhan mempertemukanmu denganku.~•~
•••
"Imut banget sih lo, cantik lagi!" ucapnya gemas, bangga melihat pantulan dirinya dicermin.
Tak sengaja melihat pantulan jam dinding, gadis itu mengumpat kepada dirinya sendiri.
"YA AMPUN, MAMPUS UDAH SIANG!"
"Ma...... Mamaa.."
"Aqilla berangkat dulu, udah telat." teriak gadis itu dengan terburu-buru memakai sepatunya.
Ya.. gadis itu Aqilla Quensha Fredella, gadis imut nan cantik, berkulit putih dengan rambut panjang sepunggung. Panggil saja dia Aqilla, Qilla, Illa, Quen, Della, Ella, aahh apapun lah semerdeka kalian!
"Jangan teriak-teriak Qillaaa!"
"Itu bekalnya dibawa!"
"Mama udah siapin diatas meja makan biar kamu gak jajan teruss!" teriak sang Mama kepada anak bungsunya.
"Iya Ma, Iyaaaa" sahutnya sambil berdecak dan kembali masuk mengambil bekal, lalu berangkat dengan terbirit-birit.
"Ya aaammppuuunn itu anak siapa siih?" ucapnya jengkel.
"Udah kelas 2 SMA juga masih aja kayak gitu, Astagfirullahhhh" gumam Fara geleng-geleng kepala melihat kebiasaan putrinya.
Kenalkan!
Fara Atifa Davida, Ibu Negara dari keluarga Bapak Surya Adya Rahman dan seorang ibu dari Daendra Abrizan Rafandra, Ayana Syaqilah, dan tentu saja gadis yang berteriak tadi Aqilla Quensha Fredella.
•••
Aqilla sedari tadi terus saja menggerutu tidak jelas, padahal dirinya sendiri yang terlalu lalai hingga sampai jam 6.30 WIB ia masih mencari angkutan umum. Dan tentu saja jam 6.45 WIB harus sudah di sekolah untuk melaksanakan apel pagi anggota OSIS.
"YA AAMMPPUUNN..." ucapnya kesal
"SI AMANG ANGKOT PADA GAK BUTUH DUIT APA HAAH?"
"UDAH SIANG GINI GAK ADA YANG LEWAT."
"Eh atau si Amang angkot pada gak tau apaya?" tanyanya polos pada diri sendiri.
Kalian bayangkan saja bagaimana ekspresi Aqilla sekarang, wajah imut dengan tampang polosnya! Tapi ingat ya! Aqilla itu polos bukan bego! Memang sih polos sama bego itu beda-beda tipis.
"Tau apa Neng?" sahut si Amang Angkot yang tiba-tiba berhenti di depan Aqilla.
"Kalau kesiangan nanti rezekinya di patok ayam jago Mang." Jawabnya spontan.
"Aaahh si Neng, kirain apa." Lalu si Mang angkot itu kembali melaju tanpa membawa Aqilla yang sedari tadi menunggunya.
Aqilla melongo dengan apa yang dilakukan si Mang angkot terhadapnya. Hingga akhirnya ia sadar sudah ditinggalkan.
"MMAAANNGGGGGG.... GUE BELUM NAIK ANJIIRRR IIH"
Dengan perasaan dongkol ia segera mengetikan pesan kepada tukang ojek langganannya. Dan kembali marah-marah karena masih merasa kesal.
"Si AMANG GAK TAU APA HAH?"
Belum sempat laporan pesan terkirim, Mang Didi muncul.
"Gak tau apa Neng?" Tanya Mang Didi ojek langganannya, tapi ternyata Mang Didi pun hanya melewatinya. Hanya melewatinya! Ingat! Hanya M E L E W A T I N Y A geng!
KAMU SEDANG MEMBACA
Altruisme
Novela JuvenilBagaimana perasaan kalian jika memiliki pasangan yang bersifat altruisme? Ia yang lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Ia yang rela masuk jurang dan tenggelam merasakan sesak dalam kehidupannya. Dan aku? harus ikut menelan pill pahit ya...