• Altruisme || 4

171 9 6
                                    

~•~
Seperti halnya sel yang memiliki membran plasma,
kamupun mempunyai dinding pembatas.
Menurutmu, akankah aku mampu melampauinya?
~•~


•••


19.50

Pemuda itu masih saja tak beranjak dari balkon kamarnya. Pikirannya berkelana pada kejadian siang tadi di sekolah. Ia merasa menjadi sesosok lelaki bodoh.

"Aaarrgghh, gue kenapa sih tadi malah liatin dia kayak gitu. Sampe ngalangin jalan dia masuk lagi." Arkana mengusap wajahnya kasar.

"Gimana gue bisa tau semuanya kalau kesan pertamanya aja udah kayak gitu." decihnya kesal.

Selesai salat dzuhur, Arkana bertemu dengan sosok gadis yang selalu ikut andil dalam mimpinya belakangan ini.

Arkana kira, itu hanya sebuah fatamorgana atau halusinasinya. Tak bisa ia pungkiri bahwa sudah beberapa hari ini gadis itu terus memenuhi pikirannya. Sampai ia terkesiap dengan sosok gadis itu.

Arkana sempat memastikan kembali apa yang ia lihat, dan gadis itu masih ada di dalam sedang melaksankan salat.

Jin gak mungkin kan menjelma menjadi sosok manusia dalam dunia nyata lalu melaksankan salat dzuhur? pikirnya.

Arkana menghela napas legah seraya tersenyum. Ia tak perlu takut lagi sekarang, pasalanya kemarin-kemarin ia sempat parno, takut-takut sosok gadis yang hadir di mimpinya itu, jin yang menyukainya.

Belakangan ini Arkana memang sering tidur larut malam dan sering menonton film jejak paranormal, rukiyah, atau sejenisnya. Dan dalam film-film tersebut banyak bangsa jin yang memiliki perasaan terhadap kalangan manusia, sehingga jin itu masuk dalam dimensi mimpi, menempel dalam diri, dan mengikutinya.

Arkana bergidik ngeri dan terus meyakinkan dirinya, bahwa sosok itu emang nyata dan bukan jelmaan jin yang ikut nimbrung kedalam bunga tidurnya.

Yang ia pikirkan sekarang, bagaimana agar tidak dianggap aneh oleh gadis itu karena kejadian siang. Ia masih ingat jelas bagaimana ekspresi jengah gadis di depannya tadi.

Memalukan, rutuknya!

Dan yang kedua, apa alasan gadis itu bisa hadir dalam mimpinya beberapa hari belakangan ini?!

Setahu Arkana, seseorang bisa hadir dalam mimpi orang lain itu, jika banyak menghabiskan waktu dengannya.

Bisa juga karena ada interaksi atau kejadian yang bermakna dan kesan yang melekat. Sehingga otak merekam emosi atau perasaan, yang berakibat muncul dalam mimpi kita.

Banyak pertanyaan yang timbul di kepala Arkana, pasalnya ia tidak pernah menghabiskan waktu dengan gadis itu, boro-boro menghabiskan waktu, bahkan kenal saja tidak.

"Gue pernah ngobrol gak sih sama dia?"

"atau gue pernah satu kelompok bareng dia di acara LDKS tahun lalu?"

Arkana mengingat ngingat, mungkin saja sewaktu MPLS atau LDKS ia satu gugus dengannya.

"Ah, tapi kayaknya gak ada wajah yang kayak gitu." jawabnya sendiri, mengingat apa yang sudah terjadi, seraya mengetuk ngetukkan jarinya.

"Aaarrrgh" geramnya prustasi mengacak rambutnya.

"Kejadian apa sih yang gue alami hah?"

"Sampe gue bisa mimpiin dia terus?!" Arkana berdecak sebal, setidaknya untuk menghasilkan kejadian yang berkesan, harusnya pernah ketemu! Yaa, setidaknya berpapasan.

AltruismeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang