Chapter 5

4K 318 6
                                    

Lo milik gue!

***

Bara dan Yuna mengungsi ke gudang saat pelajaran berlangsung, mereka dikeluarkan karena kedapatan mengobrol. Karena itulah, kelembutan seorang Yuna untuk meluluhkan hati Bara menjadi berbalik arah. Yuna kesal. Jika saja Bara tidak bertingkah kekanakan dan mau memaafkannya mungkin mereka tidak akan berakhir seperti ini.

“Lo sebelah sana.” Bara menunjuk ke sisi kanan, dimana bangku yang sudah rusak berkumpul.

Yuna tidak bicara apa pun sejak mereka jadi tim bersih-bersih. Dia sudah muak untuk melayani Bara yang selalu saja memancing amarah. Yuna ingin ketenangan.

“Yuna….”

“Hm?”

“Lo ke luar, gih!” Setelah melihat kondisi gudang yang cukup mengenaskan, Bara akhirnya berubah pikiran.

Nah, sekarang apa lagi? Kenapa Bara menyuruhnya ke luar?

Bara mendekat, meraih sapu lidi yang digenggam Yuna. “Di sini banyak debu.”

“Terus?”

“Nanti lo sakit.”

Yuna menarik napas sebanyak-banyaknya. Kelakuan Bara sudah sangat membingungkan, konyol. Yuna sebenarnya benci jika Bara memperlakukannya seperti itu. Yuna butuh penjelasan mengapa Bara kadang perhatian padanya. Bara aneh!

“Bara, gue mau nanya sama lo.”

“Apaan?”

“Lo … peduli sama gue?”

“Iya, kenapa?”

Yuna menganga. Menggelengkan kepalanya berulang kali. Menurut analisanya, Bara adalah seorang rival. Akan lain ceritanya jika sang rival tersebut malah care kepada lawan. Ini bukanlah cerita tentang dua insan yang saling memadu cinta. Bara dan Yuna itu bermusuhan karena pelajaran.

“Bara! Lo sadar nggak, sih?” Yuna menjerit gusar.

“Gue sadar, kok! Gue memang peduli sama lo. Emang nggak boleh?”

Yuna memutari tubuh Bara sambil memijit pelipisnya. Tugas membersihkan gudang malah beralih pada perbincangan. Yuna harus meluruskan sesuatu di sini. Selain itu dia juga harus membenarkan gosip mengenai dirinya dan Bara.

“Bara, lo rival gue. Nggak usah sok peduli sama gue, ujung-ujungnya lo jahatin gue juga. Jadi, mulai detik ini kita harus bertingkah layaknya seorang rival. Kita itu nggak pacaran! Nggak usah saling peduli!”

“Tapi lo–”

Yuna segera membungkam mulut Bara, telinganya sudah bosan mendengar alasan yang sama.

“Gue nggak mau dengar alasan basi itu lagi! Mulai sekarang kita harus jauh-jauh!” Yuna memutuskan sepihak, dia tidak mau lagi dikekang oleh Bara. Yuna ingin bermain dengan orang lain juga.

“Lo pikir gue mau gitu?” Bara menggenggam tangan Yuna erat, enggan untuk melepasnya.

“Lepasin!”

“Nggak!”

“Mau lo apa, sih?”

“Gue cuma minta sama lo biar sama gue terus, susahnya apa, sih?”

“Kenapa gue harus sama lo terus?” Yuna berteriak kencang, mengeluarkan semua amarahnya. Lagi-lagi Bara menguji kesabaran. Seharusnya Yuna sudah diberi gelar sebagai wanita tersabar.

“Lo … wakil gue….” Bara mengerjap. Dia tahu jika Yuna tidak mau mendengar alasan itu. Tetapi Bara tidak tahu harus menjawab apa. Dia suka jika Yuna terus berotasi di hidupnya. Bara suka jika Yuna marah-marah padanya. Bisa dibilang bahwa Yuna adalah bagian dari hidupnya sekarang. Hanya saja, Bara tidak mengerti mengapa dia menginginkan Yuna.

Possesive Man [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang