Anna membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangannya, dan ia mendapati dirinya, yang masih tertidur di kamar yang sama, yaitu kamarnya sendiri.
Sebuah senyuman pun mengembang di wajahnya, segera ia bangkit dan duduk di atas tempat tidur. Anna sudah tertidur selama 9 jam, semua rasa lelahnya telah hilang, dan kini tubuhnya terasa segar kembali. Segera ia bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan keluar dari kamarnya, saat ia ingin menuruni anak tangga, tiba-tiba saja ia mencium aroma masakan yang berasal dari dapur.
"Aroma masakan ini, sudah lama sekali hidungku tidak menciumnya" gumamnya.
Kemudian ia menuruni anak tangga dengan cepat, dan berlari menuju dapur. Setelah sampai di sana, ia melihat Axell yang sedang memasak untuk makan malam. Bibirnya pun terangkat, dan menyunggingkan sebuah senyuman, lalu ia berjalan menghampiri Axell dan memeluknya dari belakang.
Axell yang saat itu terkejut pun segera menoleh kearahnya, "Ternyata kau sudah bangun sayang", ucapnya.
"Iya, kau sedang memasak untuk makan malam? Aku bantu ya?" tanyanya sambil menatap Axell dari belakang.
"Tidak usah adikku sayang, kau duduk manis dan tunggu saja" jawabnya yang disertai dengan sebuah senyuman.
Anna pun menghela nafasnya dan melepaskan pelukannya, "Padahal aku ingin membantumu memasak", ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
Namun Axell malah terkekeh, dan mengacak rambut adiknya dengan gemas, "Tidak usah sayang, sebaiknya kau mandi saja", ucapnya.
Mendengar apa yang baru saja Axell katakan membuat Anna langsung terdiam, dan teringat kalau dirinya belum mandi sejak tadi pagi, "Oh iya, aku belum mandi", ucapnya sambil menatap Axell dari samping.
"Ya sudah, sekarang kau cepat mandi sayang, lalu setelah itu kita makan malam bersama" ucap Axell yang kembali terkekeh, dan melanjutkan acara memasaknya.
Dengan cepat Anna mengganggukkan kepalanya, "Siap kakakku sayang, aku mandi dulu ya", ucapnya yang sedikit berjinjit dan mengecup pipinya Axell. Lalu ia segera beranjak pergi menuju kamarnya.
Axell pun hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
*******************
Seperti biasa, pada malam hari Anna selalu terdiam di dekat jendela kamarnya, dan memperhatikan pemandangan di luar, baginya hal tersebut dapat menenangkan pikirannya, bahkan ia melakukan hal yang sama saat berada di purinya Count Dracula. Hanya saja, saat berada di kamar yang ia tempati, ia jadi merasa seperti berada di dalam penjara, karena jendela kamar itu dipasangi jeruji besi.
Namun tiba-tiba mata hazel nya melihat titik-titik kecil yang aneh, seolah-olah mengapung. Titik-titik itu menyerupai debu yang amat halus, berputar-putar, lalu menyatu menjadi gumpalan-gumpalan kabur. Anna pun terdiam sejenak, dan memperhatikannya sambil mengingat-ingat, di mana ia pernah melihat titik-titik itu.
Tapi tiba-tiba ia dikejutkan oleh sesuatu. Terdengar suara anjing-anjing, yang melolong dengan suara rendah dan memilukan, jauh di suatu rumah warga yang entah berada di mana. Suara itu terdengar makin lama makin nyaring di telinganya, sedangkan gumpalan-gumpalan debu yang mengapung di angkasa itu, seolah-olah menari-nari di cahaya bulan, dan berubah-ubah bentuknya mengikuti suara itu.
Debu-debu itu terus menari-nari, makin lama makin cepat. Dan makin lama makin banyak debu yang berkumpul, sampai menjadi bentuk hantu yang samar-samar. Dan barulah ia teringat, kalau debu-debu itu sangat mirip dengan debu-debu yang ia pernah lihat di purinya Count.
Segera ia ia menggosok-gosokkan matanya dengan jari telunjuknya, dan mencubit lengannya, namun dagingnya merasakan sakit dari cubitannya, dan matanya juga tak tertipu. Bentuk hantu dalam sinar bulan yang perlahan-lahan menjadi nyata itu adalah seorang pria.
Pria itu pun berjalan, seakan mengambang, dan mendekati jendela kamarnya Anna.
"Gabriel?" cetus Anna sambil mengerutkan dahinya.
Bibir pria itu pun terangkat dan menyunggingkan sebuah senyuman, hingga membuat gigi-giginya yang putih dan tajam jadi menjorok keluar dari bibirnya, "Ternyata kau masih mengingatku, Anna", ucapnya, yang memanglah Gabriel Creighton. Seorang vampir yang ia temui di purinya Count Dracula.
"Tentu saja aku masih ingat denganmu. Dan. . . Untuk apa kau datang ke sini?" tanya Anna dengan sedikit ketus.
Namun Gabriel malah tertawa, seakan apa yang baru saja dikatakan oleh Anna, adalah sebuah lelucon yang menggelitik perutnya
"Kenapa tertawa?" tanya Anna yang terheran dan mengerutkan dahinya.
"Begini Anna, kedatanganku kesini karena. . ."
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Immortal Love [COMPLETE]
Vampire~ Sequel of My Immortal Prince ~ (Disarankan membaca Book 1 nya dulu, yaitu My Immortal Prince) Setelah bersusah payah meminta izin pada Count, akhirnya Anna diizinkan juga untuk kembali ke rumahnya. Namun, Raja Kegelapan itu, tak mengizinkannya den...