Melihat sebuah titik-titik yang mengapung di cahaya bulan. Titik-titik itu menyerupai debu yang amat halus, berputar-putar, lalu
menyatu menjadi gumpalan-gumpalan kabur. Tapi Anna hanya memperhatikannya dengan tenang dan nyaman. Namun tiba-tiba ia dikejutkan oleh sesuatu, terdengar suara lolongan anjing-anjing, dengan suara yang rendah dan memilukan, yang terdengar dari suatu lembah yang berada di bawah."Pasti itu Gabriel" batinnya. Ya, ia merasa sudah tak asing lagi dengan titik-titik itu, karena ia sudah beberapa kali melihatnya.
Semakin lama, suara lolongan itu terdengar semakin nyaring, sedangkan gumpalan-gumpalan debu tadi, seolah-olah menari-nari di cahaya bulan, dan bentuknya jadi berubah-ubah mengikuti suara itu. Namun Anna tetap diam saja, tak merasa takut sedikit pun, karena ia yakin kalau itu pasti Gabriel. Makin lama makin banyak debu yang
berkumpul, sampai menjadi bentuk hantu yang samar-samar.Namun Anna sangat terkejut, saat melihat bentuk hantu, dalam sinar bulan yang perlahan-lahan menjadi nyata itu, ternyata adalah tiga sosok vampire wanita, yang waktu itu pernah ingin mengisap darahnya. Segera ia berlari dan langsung duduk di atas tempat tidurnya, dan ditariknya selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan ketiga vampire wanita itu, berjalan mendekati jendela kamarnya yang berjeruji, dan menatapnya dengan mulutnya yang menganga, hingga memperlihatkan gigi-giginya yang putih dan tajam, sama persis dengan gigi-giginya Count.
"Pergi!" pekik Anna, sambil memejamkan kedua matanya dengan erat-erat, sedangkan tubuhnya langsung bergemetar.
Namun mereka tak bergeming, dan malah berusaha menggoyak-goyakkan jeruji besi itu, yang terpasang pada jendelanya. Dan untung saja jeruji besi itu cukup kuat, meski sudah berumur ratusan atau mungkin ribuan tahun, namun tetap tak patah atau rusak, saat ketiga vampire wanita itu berusaha menggoyak-goyaknya.
Dengan rasa takut yang hebat, Anna tak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk lari pun ia tak mampu, karena kedua lututnya terasa begitu lemas.
Namun tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat nyaring, yang berasal dari luar jendela itu, "Hey! Sedang apa kalian di sini? Jangan mengganggu gadis itu, karena gadis itu miliknya Raja kita. Raja kita akan marah besar pada kalian, jika kalian berani menyentuhnya sedikit pun!".
Dengan rasa takut yang masih menyelimutinya, Anna membuka kedua matanya dan menoleh ke arah jendela, dan dapat dilihatnya ketiga vampire wanita itu yang sedang mengobrol dengan seseorang. Perlahan, Anna bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan mendekati jendela kamarnya, karena rasa penasarannya, yang jauh lebih besar dari pada rasa takutnya. Dan barulah ia dapat melihat, kalau ketiga vampire wanita itu, sedang mengobrol dengan Gabriel.
"Kami hanya sedang mencari makan, Gab. Karena sejak kemarin malam, kami belum makan sedikit pun" ujar salah satu dari ketiga vampire wanita itu, yang berambut pirang.
"Tapi gadis itu bukanlah makanan kalian! Bukankah Count, sudah pernah memperingati pada kalian? Untuk jangan pernah datang ke sini lagi, apalagi jika berani menyentuhnya" ucap Gabriel dengan ketus, seperti sedang memarahi ketiga vampire wanita itu.
"Lalu bagaimana? Kami sangat lapar" sahut yang lainnya, yang berambut hitam.
"Cari makanan lain di luar, karena di sini tak ada makanan!" ujar Gabriel.
"Tapi Gab. . ." belum selesai wanita berambut pirang itu berbicara, namun Gabriel sudah memotongnya.
"Cepat pergi, atau akan kulaporkan pada Count!" bentaknya, hingga membuat ketiga vampire wanita itu, langsung menundukkan kepalanya.
Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka langsung pergi dan menghilang begitu saja. Lalu Gabriel segera berjalan mendekati jendela, dan menatap Anna dari luar.
"T-Terima kasih Gabriel" ucap Anna dengan terbata-bata, karena ia masih gemetaran.
"Sama-sama, dan untung saja aku cepat datang ke sini" ujar Gabriel, sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Benar, kalau tidak, mungkin ketiga vampire wanita itu, sudah menghisap darahku sampai habis" ucap Anna yang menggangguk setuju.
Namun Gabriel hanya terdiam dan memandanginya dengan tatapan yang sulit di mengerti. Tapi tiba-tiba. . .
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Immortal Love [COMPLETE]
Vampire~ Sequel of My Immortal Prince ~ (Disarankan membaca Book 1 nya dulu, yaitu My Immortal Prince) Setelah bersusah payah meminta izin pada Count, akhirnya Anna diizinkan juga untuk kembali ke rumahnya. Namun, Raja Kegelapan itu, tak mengizinkannya den...