#8

3.9K 119 0
                                    

"Count sendiri yang menginginkannya, untuk datang ke kastilnya dan menemuinya" jawab Gabriel.

Lagi-lagi Anna terdiam dan menundukkan kepalanya, karena ia tidak mengingat hal tersebut sama sekali, padahal Count sendiri yang menceritakan kepadanya saat itu.

"Sudahlah, tak usah kau pikirkan, temanmu itu tak akan pernah bisa menemui raja kami" ujar Marcel.

Perlahan ia mengangkat kepalanya dan menatap Gabriel, "Tapi aku tetap saja takut, jika ia sampai benar-benar bertemu dengan Count, karena ia terlihat begitu antusias" ucapnya.

Namun Gabriel malah terdiam, seakan sudah kehabisan kata-kata untuk menyakinkan Anna.

"Dan sepertinya aku harus segera menemui Count. Tolong katakan padanya, kalau besok atau lusa aku akan datang" sambungnya yang membuat Gabriel sangat terkejut.

"Kau serius dengan ucapanmu itu?" tanya Gabriel sambil menaikkan satu alisnya.

Tapi Anna hanya menjawabnya dengan sebuah anggukkan saja.

"Memangnya kau sudah siap, untuk tinggal selamanya di kastilnya Count? Dan apakah kau sudah siap, untuk meninggalkan kakakmu lagi?" tanya Gabriel kembali.

Anna yang tadinya sudah menggangguk mantap, namun langsung mendadak bisu, saat mendengar dua kata terakhirnya Gabriel.

Melihat Anna yang langsung terdiam, membuat Gabriel menghela nafasnya, dan bangkit dari tempat tidurnya Anna, "Lebih baik kau pikirkan dulu matang-matang, dan jangan terlalu gegabah. Aku tahu, kalau kau begitu khawatir dengan Count, tapi kau tak perlu jadi gegabah" ujarnya sambil berjalan kearah jendela.

Setelah itu Gabriel segera melompat keluar dari jendela, dan menghilang begitu saja, seakan ditelan oleh cahaya bulan.




*********************





Seperti kemarin malam, tadi malam Anna juga sulit untuk tertidur, setelah tertidur beberapa saat. Dan untung saja, hari ini adalah hari Sabtu, jadi kampusnya libur, dan ia bisa beristirahat.

Namun sedari tadi malam, otaknya tidak bisa berhenti memikirkan Count, bahkan kini ia jadi semakin ingin untuk cepat-cepat menemui Count. Namun di sisi lain, ia tak ingin meninggalkan Axell lagi, apalagi dalam waktu yang lebih lama, atau bahkan bisa selamanya. Dan sepertinya Gabriel benar, ia tak boleh gegabah.


Tok tok tok. . .


Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya, yang membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Buka saja, pintunya tidak kukunci" ucapnya sambil menoleh ke arah pintu.

Dan tak lama pintu pun terbuka, dan terlihat olehnya seorang pria yang sangat ia sayangi, yaitu Axell.

Sebuah senyuman mulai mengembang di wajahnya, saat ia melihat sosok kakaknya tersebut.

"Kau sedang apa sayang?" tanya Axell yang berjalan memasuki kamarnya, dan menghampirinya.

"Aku hanya sedang diam saja" jawabnya dengan senyuman yang masih mengembang

"Diam dan melamun?" tanya Axell kembali sambil duduk di sebelahnya.

Namun Anna malah tertawa pelan, dan mencubit pinggangnya Axell dengan pelan, "Tentu saja tidak", katanya, "Oh ya, kau tidak hunting foto?", kini ia yang berbalik tanya pada Axell.

"Nanti siang atau sore saja, karena aku sedang malas" jawab Axell sambil merangkul pundak adiknya.

Dahinya Anna pun langsung mengerut, saat mendengar jawabannya Axell, "Malas? Tidak biasanya kau seperti itu", ujarnya.

"Iya adikku, aku sedang malas saja. Dan lagipula, hari ini aku ingin mengajakmu untuk membeli ice cream. Sudah lama bukan, kau tidak memakan ice cream?" ucap Axell sambil menaikkan satu alisnya.

Mendengar kata ice cream, membuat kedua matanya Anna langsung membulat dengan sempurna. Karena gadis yang satu itu, memang suka sekali dengan ice cream, terutama ice cream dengan rasa cokelat.

Dengan cepat ia mengganggukkan kepalanya, "Iya, sudah lama sekali aku tidak memakan ice cream", jawabnya.

"Ya sudah, sekarang kau siap-siap ya adikku" ujar Axell sambil tersenyum, dan mengacak rambut adiknya dengan gemas.

"Siap kakakku sayang!" jawab Anna yang begitu bersemangat, dan segera bangkit dari tempat tidurnya.

Axell pun hanya tertawa pelan dan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu ia segera berdiri, dan berjalan meninggalkan kamarnya Anna.












To be continue. . .

The Immortal Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang