Akhirnya Anna bisa kembali ke rumahnya lagi, dan untunglah Count mengizinkannya untuk pulang ke rumahnya dulu. Meskipun awalnya Count sempat ragu untuk memberinya izin, bahkan makhluk itu sampai memberikan sebuah syarat pada Anna.
Dengan langkah yang gontai karena kelelahan, ia berjalan memasuki halaman rumahnya, dan menekan bel yang berada di dekat tembok di dekat pintu.
Ting tong. . .
Bel pun berbunyi, sambil menunggu pintu dibuka, ia mendudukkan tubuhnya di sebuah kursi yang berada di dekat pintu rumahnya.
Lalu terdengar sebuah suara langkah seseorang dari dalam, dan terdengar lah suara pintu yang di buka oleh si pemilik rumah.
"Anna?!" ucap Axell yang begitu terkejut saat melihat adiknya yang telah kembali.
Namun ia tak percaya begitu saja,ia menggosok-gosok matanya, dan mencubit lengannya untuk meyakinkan diri apakah ia benar-benar dalam keadaan bangun. Tapi dagingnya merasakan sakit dari cubitannya, dan matanya tidak tertipu.
Dengan cepat ia segera berhambur, dan memeluk Anna dengan begitu erat, seakan ia tak ingin melepaskannya, "Anna, adikku sayang. Akhirnya kau pulang juga, aku hampir gila mencari mu selama ini. Kenapa kau meninggalkanku? Apa salahku padamu?", ucapnya.
Sebuah senyuman pun terukir diwajah lesunya Anna, ia sendiri masih tak menyangka, kalau akhirnya ia bisa bebas juga dari tempat terkutuk itu, walau hanya sementara saja.
"Maafkan aku Axell, aku telah berbohong padamu, aku sangat menyesal karena telah membohongimu. Tapi maaf, aku belum bisa menceritakannya sekarang, karena aku sangat lemas dan begitu lelah", ucapnya yang membalas pelukannya Axell.
Mendengar apa yang baru saja adiknya katakan, membuat Axell langsung melepaskan pelukannya, "Tidak apa-apa, kita bahas nanti saja. Sekarang kau istirahat ya, ayo kubantu", ucap Axell sambil membantu Anna untuk berdiri.
Dengan langkah yang masih gontai, Anna dibantu oleh Axell, untuk masuk kedalam rumah mereka.
"Atau biar aku gendong saja ya? Biar cepat sampai di kamarmu" ucap Axell sambil menatapnya dari samping.
Karena sudah begitu lemas, Anna pun hanya menggangguk pasrah. Lalu dengan cepat Axell menggendongnya, dan membawanya menuju kamarnya Anna, yang berada di lantai dua. Dengan tergesa-gesa, Axell menaiki anak tangga satu-persatu, dan berjalan dengan cepat menuju kamarnya Anna.
Setelah sampai di kamarnya Anna, ia segera merebahkan tubuhnya Anna di atas tempat tidurnya dengan begitu hati-hati.
"Terima kasih kakakku sayang" ucap Anna dengan suara yang begitu pelan, dan hampir nyaris tak terdengar.
Axell pun menggangguk pelan, dan mengatur nafasnya yang terengah-engah, "Aku ambilkan minum dulu ya. Kau sudah sarapan belum?", tanyanya.
"Aku sudah sarapan tadi, tolong ambilkan minum saja, karena aku haus" jawab Anna yang disertai dengan sebuah senyum yang tipis.
"Baiklah, kau tunggu sebentar ya sayang" ucap Axell yang kemudian segera pergi dari kamarnya Anna.
Anna hanya mengganggukkan kepalanya dan memperhatikan sekitar. Ia begitu senang, bahkan rasa senangnya saat ini sulit untuk diungkapkan, karena ia sangat lega bisa kembali ke rumahnya, dan tidur di kamarnya lagi seperti biasa. Untuk sementara waktu, ia bisa tidur dengan tenang, tanpa takut didatangi oleh ketiga vampir wanita itu, dan tanpa memikirkan hal-hal aneh, yang seringkali terjadi, saat ia berada di kastil tua miliknya Count Dracula.
Tak lama Axell pun kembali dengan membawa segelas air mineral, lalu ia mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidurnya Anna, "Ini minumnya sayang", ucap Axell sambil membantu Anna untuk duduk.
Perlahan, Anna mendudukkan tubuhnya di atas kasur dengan bantuannya Axell.
"Ini airnya" ucap Axell sambil memberikan segelas air mineral itu pada Anna.
Segera Anna mengambilnya dari tangannya Axell, dan meneguknya perlahan-lahan. Axell pun hanya memperhatikannya sambil mengusap bahunya Anna dengan lembut. Ia begitu senang, karena adik semata wayangnya telah pulang, dan kembali pada dirinya. Hidup tanpa Anna, adalah hal tersulit bagi Axell, apalagi jika mengingat Anna yang pergi cukup lama, sehingga membuat Axell sangatlah panik dan mencari-cari adiknya itu.
"Ini" ucap Anna sambil memberikan gelas yang sudah kosong itu pada Axell. Lalu ia kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Dengan cepat Axell menerima gelas tersebut dari Anna, "Sekarang kau beristirahat ya adikku sayang, aku sangat menyayangimu", ucap Axell yang kemudian mengecup keningnya Anna dengan cukup lama.
Namun Anna hanya terdiam, dan memejamkan kedua matanya, sedangkan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.
Sebuah ciuman dan pelukan hangat dari Axell. . . Ia sangat merindukan dua hal itu, yang selalu mengisi kehidupannya di setiap harinya. Dan tak pernah ia dapatkan, selama ia tinggal bersama dengan makhluk kegelapan itu.
Axell melepaskan ciumannya dan menatap Anna dengan lembut, lalu bibirnya terangkat, dan sebuah senyuman terukir di wajah tampannya, "Aku sangat menyayangimu, Anna", ucapnya.
"Aku juga sangat menyayangimu Axell" jawab Anna, yang disertai dengan sebuah senyuman, yang mengembang diwajahnya.
Lalu Axell segera bangkit dari tempat tidurnya Anna, dan menarik selimut dari kaki hingga lehernya Anna. Kemudian ia keluar dari kamarnya Anna, dan tak lupa menutup pintunya.
Anna pun menarik nafasnya dengan panjang, dan membuangnya perlahan. Lalu ia kembali memperhatikan seisi kamarnya itu, yang amat sangat ia rindukan. Meskipun kamarnya itu, tak seluas kamar tidurnya waktu di purinya Count, tapi kamar itu membuatnya begitu nyaman, sehingga ia betah untuk berlama-lama berada di sana.
Tapi tiba-tiba rasa kantuk pun, mulai datang dan menghinggapi dirinya, sehingga membuatnya menguap. Karena memang sudah begitu lelah, ia pun memejamkan kedua matanya, dan segera terlelap.
To be continue. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Immortal Love [COMPLETE]
Vampire~ Sequel of My Immortal Prince ~ (Disarankan membaca Book 1 nya dulu, yaitu My Immortal Prince) Setelah bersusah payah meminta izin pada Count, akhirnya Anna diizinkan juga untuk kembali ke rumahnya. Namun, Raja Kegelapan itu, tak mengizinkannya den...