KENYATAAN PAHIT

4K 286 7
                                    

"Kak, lama banget sih, berapa jam lagi?"

"Tunggu aja, mamah papah pasti pulang kok sore ini, kamu juga sabar, lagian baru ditinggal 3 hari doang kok sampe segitunya," ucap Renata.

"Kan kangen sama mereka, apa salahnya, bosen sarapan berdua mulu sama kakak, nggak asik,"

"Dasar bocah manja," memalingkan wajah dan pergi.

"Ih... beneran nggak asik dah,"

-----

2 JAM KEMUDIAN [MALAM]

*DreettttDrettttDretttt* suara HP Renata berdering.

Renata dan Raihan yang saat itu sedang menonton TV sontak langsung menangkat telfonnya, mereka kira orang tuanya yang menelfonnya tapi itu hanyalah nomor yang tidak dikenal namun, Karena penasaran Renata pun menjawabnya.

Setelah mendengarkan perkataan dari sang penelfon, tiba tiba Mata Renata terbelalak kemudian meneteskan air mata.

Raihan penasaran dan gelisah, ia terus menanyakan kenapa kepada kakaknya itu.

Dengan mata yang penuh deraian air mata, Renata pun menjelaskan kepada Raihan kalau orang tua mereka meninggal dalam perjalanan.

"Kak... ka—kakak pasti bohong kan...?" tanya Raihan dengan terbata bata dan mulai memerah juga matanya.

Renata semakin menjadi, ia menangis tanpa berkata sepatah katapun.

Melihat itu, Raihan mulai percaya bahwa orang tuanya sudah pergi, ia menjerit dan memukul lantai seraya tak rela ditinggalkan begitu saja.

"Aaaaaa!!!" teriak Raihan.

"Maafkan kakak Raihan, kakak tidak bisa menepati janji kakak, kakak sudah bohong," ucapnya.

"Kenapa kak??!! kenapa mereka pergi tanpa Raihan! kenapa!!" akibat tak kuasa menahan kenyataan, Raihan dan Renata berpelukan satu sama lain untuk menguatkan diri.

-----

Esoknya Raihan, keluarga, dan teman temannya pergi ke pemakaman untuk menguburkan jasad orang tuanya Raihan.

Teman-temannya juga bolos sekolah demi Raihan, kecuali Kevin karena tidak tahu tentang berita ini sekaligus tidak satu kelas dengan Raihan dan yang lainnya.

"Sabar ya han, ini semua pasti ada hikmahnya," ucap Reza.

"Kamu harus kuat, kamu masih punya cita cita, kejar itu biar orang tua kamu bangga disana," timpal Gery.

"Kita semua masih ada kok untuk kamu, jadi kamu harus kuat dan jangan berlama lama sedihnya, nanti mereka kecewa melihat kamu cengeng seperti ini," kata kata Azka yang sedikit menggugah Raihan agar tidak bersedih lagi.

Sedangkan Renata masih tetap meneteskan air mata, mungkin ia masih shock dan tak percaya dengan semua ini. Raihan pun sangat sedih tapi ia sembunyikan kesedihan itu agar orang orang disekitarnya tidak merasa iba kepadanya.

Kini, Raihan dan Renata harus pindah ke rumah Bibinya yang jauh dari sekolah, dan menjual Rumahnya yang lama itu.

---
BERSAMBUNG...
PART INI SENGAJA SEDIKIT. BIAR RAIHAN DAN RENATA TENANG DULU, HEHEHE....

DEAR, KEVIN [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang