Chapter 2

698 44 0
                                    

Hayoo siapa yang nunggu Stela 2 updateeeeeeeee?😍
Klik bintangnya dulu ya jangan lupa komentarnya ya 😢
Happy reading.....

Hayoo siapa yang nunggu Stela 2 updateeeeeeeee?😍Klik bintangnya dulu ya jangan lupa komentarnya ya 😢Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seyla menegakkan tubuhnya,sudah sekitar 20 menit dirinya berdiri di coffee shop yang dikelola Stevan, tempat ini masih sepi. Harusnya memang Seyla berangkat ke kampus pagi ini tapi pikirannya selalu tertuju pada Stevan, sudah sekitar satu minggu pertemuan itu tak ada, Stevan juga tak mengunjunginya sama sekali meskipun itu hal yang biasa terjadi entahlah Seyla memutuskan untuk mengajak Stevan menjemputnya pagi ini.

Lesung pipi samar-samar itu sesekali terlihat kala wajah kesal Seyla, kantung matanya membesar, tatapanya juga lelah tapi Seyla selalu pintar menutupi semua itu dengan mempoles wajahnya, dia sekarang sudah menjadi publik figur Seyla selalu dituntut untuk tampil sempurna tanpa ada cacat sama sekali.

Kupluk Hoodie hitam bermotif itu ditarik Seyla, kepalanya disembunyikan dalam-dalam saat beberapa orang dengan terang-terangan menatapnya penuh tanya. Semua sudah ada aturan Seyla harus lebih bisa menjaga diri dan tak terlalu mengekspos penampilannya dihadapan kalayak ramai, ada resiko dan itu juga ada efek samping menyangkut karirnya yang sedang mendaun.

Selang beberapa saat mobil Ferrari Spider berwarna biru itu menepi, Seyla menolehkan kepalanya saat suara halus mobil itu mencuri atensinya, tangannya meremas-remas cemas sebelum akhirnya pemuda yang ditunggunya keluar dengan balutan pakaian casual seperti biasa.

"Bicaranya dimobil aja, gue takut banyak yang liat"Stevan mengurungkan langkahnya ia membuka pintu mobilnya dan kembali masuk.

"Dari Bunda"Seyla mengurungkan niat untuk memakai seat belt tangannya menerima paper bag kecil itu. Ada sebuah kalimat tanya diotaknya namun itu diurungkan.

"Apa?"tanya Seyla penasaran.

"Gak tau"Seyla mengangguk lalu mengedikkan bahunya santai dan membuka isi paper bag itu.

Kerutan didahi Seyla itu tercetak jelas "Dari Bunda apa dari Lo?"selidik Seyla, matanya menatap lekat kekasihnya wajahnya memang tegas, rahangnya kokoh, hidungnya mancung tubuhnya nyaris sempurna yang kurang hanya sikapnya. Seyla juga tak tau virus perekat apa yang dibawa Stevan, sikap dingin dan segala kekurangan itu bukan masalah besar untuk Seyla.

Stevan menyandarkan tubuhnya dikursi, matanya memejam kilat sebelum menatap lekat manik mata lelah Seyla, tak bisa ditipu dirinya tau tatapan lelah itu "Bunda, Lo kurang tidur?"Seyla nyaris tersedak ludahnya saat pertanyaan itu keluar dari Stevan, aneh saja Stevan selama ini jarang peduli padanya seperti ini.

Seyla tertawa renyah "Lusa gue kurang tidur, tapi kemarin enggak mungkin capeknya masih"jawab Seyla sekenanya.

"Bunda lucu ngasih kalung kayak gini, menurut Lo gimana?"Stevan melirik benda yang diangkat Seyla.

Stela 2 [ SELESAI ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang