Epilog🍂

1.1K 72 10
                                    

Perjalanan panjang kali ini membuatku lelah, 1 jam yang lalu aku telah sampai di New York, dan sekarang aku dan keluargaku sedang makan siang bersama di salah satu restoran ternama di New York.

Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Ya, keluargaku memang memiliki sebuah rumah di New York.

Begitu aku sampai, aku disambut oleh keluargaku yang juga ada disana, dan juga beberapa teman kantoran ayah di New York.

Karena diriku sangat lelah, aku memutuskan masuk ke kamar tanpa menghiraukan siapapun.

•••••

Aku terbangun pukul 7 malam, karena mendengar suara gaduh dari lantai bawah. Ya, kamar ku terletak di lantai dua.

Sampai tiba-tiba ibu memasuki kamarku dengan tergesah-gesah,

"Nak, cepat bangun, jam 8 malam nanti akan ada pesta di hotel ayahmu, jadi berpakaian rapilah, dan tetap tersenyum apapun yang terjadi, ok? Ibu ingin bersiap dulu, jangan lupa yang tadi ibu katakan." ucap ibu panjang lebar yg membuatku membulatkan mataku.

Yang benar saja? Aku dan keluargaku baru saja sampai di New York beberapa jam tadi, dan sudah ingin mengadakan sebuah pesta? Pesta dalam rangka apa? Penyambutan? Ada-ada saja.

Tanpa basa basi aku langsung mandi, lalu berpakaian rapih seperti yang ibu bilang tadi.

Dan ya juga, selalu tersenyum apapun yang terjadi, sepertinya yang satu ini akan sulit bagiku.

Andai kamu disini, Seena.

•••••

Sesampainya di hotel yang ibu maksud, aku langsung membenarkan jasku dan dasiku agar terlihat lebih rapih. Setelahnya, kami pun masuk ke dalam hotel tersebut dan langsung menuju lantai 17.

Saat tiba di sky garden hotel, aku terus tersenyum seperti yang ibu katakan, dan menyalami beberapa rekan kerja ayah.

Dan sampai 20 menit berlalu, aku merasa bosan, jadi aku memutuskan untuk berjalan sendirian sebentar di tempat ini.

Ah, sendirian ya. Kembali mengingatkanku pada Seena.

Cie sendirian aja mas, jomblo ya?

Jahe, aku tidak suka ya, kalo kamu ngeliat dia terus.

Jahe, aku tidak suka kamu panggil aku nyonya Jung.

Jahe, mau makan bersamaku?

Jahe, kamu kenapa? Sakit ya? Cepat sembuh ya Jahe.

Jahe, kopi atau teh?

Jahee, berhenti memainkan rambutku!

Jahe, udah ngerjain pr?

Jahe, kok bisa sih dihukum lagi?

Jahe, kamu lagi deket sama perempuan lain ya?

Mataku memanas saat mengingat itu semua, mengingat dirinya yang sangat suka bertingkah konyol didepanku, lucu sekali.

Dan setibanya aku kembali ke tempat tadi, aku merasa tenggorokanku kering sekali, padahal aku hanya berjalan sekitar 10 menit.

Aku pun meminum segelas wine untuk menghilangkan rasa hausku.

Sampai tiba ada beberapa orang yang memasuki sky garden, ibuku dan ayahku langsung berdiri untuk menyambut yang entah siapa aku tidak kenal, seorang laki-laki yang mungkin sudah tua, seorang perempuan yang mungkin juga istrinya, dan yang satu lagi gadis, entahlah. Aku tidak kelihatan, karena dia berdiri tepat di belakang laki-laki tua itu.

Tiba-tiba tatapanku beralih ke gadis tadi, gelasku telah jatuh dari tanganku, pandanganku dan pandangannya bertemu untuk sesaat, hatiku nyeri sekali saat melihat dirinya, jantungku berdegup dengan kencang, bahkan aku sampai membelalakkan mataku, perlahan aku meneteskan air mata.

Gadis cantik yang sangat aku cintai, gadis cantik yang membuatku tak bisa tersenyum sampai saat ini, gadis cantik yang suka bertingkah lucu didepanku, dan juga gadis cantik yang aku temui tengah tertidur di ruangan OSIS pada sore itu, sekarang tampak sangat jelas dimataku, dirinya begitu nyata, sampai-sampai aku tak mampu berkata-kata.






























"Park Seena?"

~~~~~

Hard To Forget You  ¦ -Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang