'6'

798 65 0
                                    

Aku tertawa terbahak-bahak setelah ibu mengucapkan kalimat itu, melihatku yang sedang tertawa, ibu jadi heran.

"Apa yang lucu? Ibu serius nak!" ucap ibu yang agak sedikit membentakku.

"Tidak, aku rasa ibu membohongiku, jelas sekali semalam aku memimpikan Seena, dan dia baik-baik saja!" ucapku lantang kepada ibuku yang tengah menangis, lagi.

"Ibu serius, nak. Tadi ibu terbangun jam 4 saat mendengar telpon ibu berdering terus menerus, ternyata yang menelfon Fayra, dan saat ibu angkat, Fayra langsung menyampaikan berita buruk tersebut kepada ibu, dan setelah itu ibu berniat ingin membangunkanmu, tapi saat ibu mengetuk pintu kamarmu, tak kunjung ada jawaban apapun dari dalam, jadi ibu sampaikan sekarang saja berita buruk itu." ujar ibu sambil menangis lalu menatapku.

Aku menahan diriku agar tidak menangis, percuma saja jika aku menangisi sebuah kebohongan.

"Tidak mungkin, ibu pasti bercanda, lalu kenapa semalam Seena bilang jika dia sudah sem---"

"Itu sebuah perpisahan, Jaehyun."

Apa? Perpisahan? Tidak mungkin. Seena, apa kamu benar-benar tega meninggalkanku?

Disaat itu juga, jantungku rasanya ingin berhenti berdetak, hatiku nyeri sekali saat ibu bilang bahwa itu adalah perpisahan antara aku dan Seena.

Tanpa ku sadari, air mataku sudah lolos dari mataku, perlahan tapi pasti. Aku pastikan mataku memerah sekarang.

Mengapa perpisahan yang kamu buat semenyakitkan ini, Seena?

Lalu tiba-tiba telfonku berdering, menandakan ada seseorang yang menelfonku, tapi untuk sekarang, aku sedang tak ingin diganggu siapapun.

Tanpa mengatakan apapun, aku langsung mengambil kunci mobilku, lalu pergi begitu saja, pergi ke tempat dimana aku ingin menenangkan diriku.


•••••

Sesampainya di taman ini, aku langsung duduk di salah satu bangku taman sambil melamun memikirkan betapa bodohnya aku.

Taman ini dan bangku ini, kembali mengingatkanku pada Seena.

Seena yang senang sekali jika aku ajak kemari, Seena yang suka membeli es krim vanilla dengan toping stroberi di dekat sini, Seena yang menyukai Apel dan Semangka, Seena yang sering berbagi ceritanya denganku, Seena yang selalu sabar menghadapiku, Seena yang suka menghiburku disaat aku sedang sedih, dan Seena, orang yang aku cintai tapi aku tak berani untuk mengatakannya.

Tiba-tiba aku melihat sesosok Seena di bawah rumah pohon yang biasanya menjadi tempat Seena dan aku bercerita tentang masalah masing-masing.

Seena berdiri disana dengan senyuman manisnya sambil menatapku,--senyuman manis yang sama, saat aku menemukannya tengah tertidur diruangan OSIS saat sore itu.

Disaat itu juga, aku menangis tersedu-sedu, sambil melihat Seena yang tengah tersenyum padaku.

Sungguh Seena, percayalah, di dalam sana hatiku pecah berkeping-keping.

Disaat yang bersamaan, aku menyadari ada sesosok yang telah pergi dari hidupku.

Park Seena.

•••••

Hard To Forget You  ¦ -Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang